73. Uncontrollable

349 18 4
                                    

Karena halte letaknya diseberang, maka Hazel kembali menyebrang ke arah sekolahnya.

Gadis yang menenteng sebuah paper bag motif itu berdiri di pinggir jalanan yang masih padat, menunggu keadaan aman untuk dirinya menyeberang.

Namun, saat dia baru dapat dua langkah menyeberangi jalan, sebuah mobil berwarna putih tiba-tiba melaju sangat kencang kearahnya seakan tak terkendali.

Hazel melotot di tempat, tubuhnya mendadak kaku, dan lidahnya terasa kelu untuk sekadar berteriak.

Citt

Srett

BRAKK

Tubuh Hazel terbanting ke aspal saat seseorang menariknya, membuat keduanya jatuh berhadapan.

Selama sepersekian detik keduanya sama-sama terdiam memandangi satu sama lain sebelum akhirnya suara seseorang berhasil menyadarkan mereka.

"Kalian gapapa??!,"

Hazel langsung tersadar dan bangkit diikuti Jarrel orang yang barusan menyelamatkannya.

"Kak Inka?," beo Hazel mendapati kehadiran Inka.

Namun, netranya langsung cepat beralih pada kerumunan di depan, dimana sebuah mobil berwarna putih yang tadi hampir menabraknya itu menabrak pembatas jalan. Sampai membuat teras sebuah rumah makan rusak atau mungkin sudah tak terselamatkan.

"Kamu baik-baik aja kan Hazel? Ada yang luka nggak?,"

Hazel menggeleng pelan, meski tubuhnya masih gemetaran akibat terlalu shock.

"Aku kaget banget loh tadi, soalnya kan kamu baru aja keluar dari toko aku,"

"Enggak kok kak, aku gapapa beneran deh," ujar Hazel meyakinkan. Namun, pandangannya langsung berotasi pada seorang cowok berseragam sama dengannya.

Iya, masih ada Jarrel disebelahnya.

"Lo ngapain selametin gue?,"

Jarrel berdecak begitu menyadari keterdiamannya, lelaki itu sendiri juga bingung harusnya dia membiarkan Hazel celaka saja bukan? Tapi entah kenapa perasaannya terlalu takut saat melihat Hazel hampir saja kenapa-napa. Dan gerak refleksnya tadi terjadi begitu cepat.

"Harusnya makasih dong udah ditolong kok malah nggak bersyukur?," heran Inka pada remaja labil berinisial H itu.

"Maksudnya tu--,"

"Yaudah yaudah ayo masuk ke toko, biar aku ambilin minum buat kalian," Inka langsung merangkul punggung Hazel untuk diajaknya kembali masuk ke toko miliknya. Tapi pergerakan remaja laki-laki berjaket kulit hitam itu sukses membuat langkahnya urung,"Eh? Kok dia pergi?,"

"Biarin kak, ayo,"

Inka terbengong sambil mengangguk saja dan segera membawa Hazel masuk ke tokonya, membiarkan orang-orang beramai-ramai ditepi jalan sana. Jujur saja, dia yang tidak tahu apa-apa masih terus berdebar, apalagi Hazel yang hampir saja celaka.

Selesai menenangkan dirinya ditempat kak Inka, Hazel pamit pulang meski rasanya agak tidak enak, karena perempuan pemilik toko Inka Collection itu memaksa untuk mengantarkannya sampai ke halte depan sekolahnya.

Untung saja paper bag ditangannya tadi tidak terlepas, kalau sampai hal itu terjadi, Hazel tidak tahu apakah dia masih bisa menemukannya atau malah saat dia menemukannya, nasibnya sudah tak tertolong.

Hazel duduk dipojokan angkot, penumpang satu persatu turun ditempat tujuan mereka dan kini hanya tinggal dirinya saja yang tersisa. Hazel mengamati jalanan lewat kaca, ini adalah jalan pintas. Jalan yang dulu pernah dilewatinya bersama Aiden dan jalan dimana Aiden waktu itu meninggalkannya sendirian.

"Neng, tadi di depan sekolahnya neng habis ada kecelakaan ya?,"

"Iya pak,"

"Saya tuh tadi denger katanya ada yang hampir ketabrak juga,"

"Itu saya pak,"

"Loh? Iya? Terus gapapa neng?,"

"Gapapa kok pak,"

Disela perbincangan antara sopir dan penumpang yang terasa begitu akrab itu tiba-tiba pak sopir merasa ada yang aneh dengan kendaraannya, namun saat dia mencoba untuk memelankan laju angkot dan meremnya justru semakin membuat laju angkot berkelok tak optimal.

"Loh loh ini kenapa?,"

Hazel duduk mendekat dan berpegangan erat, perasaanya tidak enak,"Kenapa pak?," tanyanya semakin panik melihat kepanikan pak sopir.

"Angkotnya nggak bisa berhenti neng,"

Tbc.










Sumpah ini part nggak jelas banget kan woii?? Tau deh bingung

Ini masih ada yang baca nggak si??

Maap ya lama nggak abdet soalnya lagi writers block, jadi ya hasilnya begini😭😭

𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang