74. Inappropriate mother (?)

366 18 9
                                    

Belasan tahun sudah Nadia mempertahankan pernikahannya yang rasanya sudah tak pantas jika disebut keluarga normal dengan suasana hangat. Ya sebab kenyataannya tak seperti kelihatannya.

Bukan hanya Hazel yang tersakiti, tapi juga semua anggota keluarga, termasuk ibu dari tiga anak yang terlihat menekuk kedua lututnya dan bersandar dibawah tempat tidur. Bukan sekali dua kali, tapi hampir setiap kali.

Nadia enggan beranjak dari tempatnya masih dengan menangis dalam diam.

Kata siapa Nadia tak menyayangi putrinya?

Dan kata siapa pula Nadia membenci kehadiran putrinya?

Semuanya itu palsu.

Keketusannya pada putrinya itu bohong.

"Lihat! Masih mau mengelak?!,"

"Mas sumpah it-itu bukan aku,"

Hazel kecil yang masih berusia satu bulan itu ikut menangis dalam gendongan mamanya.

"PEREMPUAN BEJAD KAMU NADIA!,"

PYARR

Nadia refleks memejamkan matanya dan memalingkan putrinya yang masih terus menangis keras membuat emosi Kai ikut semakin tersulut.

"AKU UDAH BILANG ITU BUKAN AKU! KENAPA KAMU NGGAK PERCAYA?!,"

PLAK!

Dan untuk yang pertama kalinya selama mereka menjalani kehidupan bersama Kai melakukan kekerasan padanya, tepat dihadapan ketiga anak kecil yang belum mengerti apa-apa.

Seluruh tubuh Nadia bergetar, kakinya terasa lemas, tangis putrinya juga mendadak berhenti. Dan hal itu langsung membuat bi Mina mengambil alih Hazel kecil dari gendongan majikannya.

Hari itu semuanya benar-benar hancur.

Awalnya Kai mengusirnya tapi Nadia terus memohon dibawah kaki pria itu. Kai pun meralat kepergiannya dengan syarat Nadia tidak lagi boleh menggendong putrinya dan mengurusnya.

Alasan lainnya, Kai tidak ingin merusak prinsip keluarganya yaitu, menikah sekali seumur hidup. Jadi, kalau sampai dia menceraikan Nadia, reputasi keluarga dan juga bisnisnya bisa terancam. Karenanya awak media tidak ada yang tahu masalah internal keluarga pebisnis yang masuk pada sepuluh besar orang terkaya itu, sebab dirahasiakan dan hanya keluarga inti saja yang tahu. Termasuknya juga bi Mina, asisten rumah tangga yang sudah bekerja belasan tahun.

Dan Kai membiarkan bi Mina yang mengurus Hazel, karena Kai benar-benar membenci Hazel sejak tahu bukti beberapa foto mesra Nadia dengan pria asing yang dikirimkan seseorang misterius yang entah siapa itu.

Namun, ternyata tujuan Kai membiarkan Hazel tetap tinggal dirumahnya sebenarnya hanyalah untuk disiksanya.

Jadi, bukan Nadia yang sengaja menjauh melainkan dia yang telah dijauhkan dari putri kecilnya.

Itulah mengapa Nadia selalu berpaling saat bersitatap dengan Hazel, sebab rasanya masih sangat sakit bila mengingat kalau dirinya tidak bisa berbuat apapun. Nadia merasa bukan ibu yang baik untuk Hazel.

Andai.. bukan karena ada Jarrel dan Jevano, Nadia mungkin akan memilih pergi saja membawa putrinya.

Namun sayangnya masih ada dua putranya yang masih sangat kecil dan belum bisa memahami keadaannya kala itu.

Lalu sekarang saat putrinya itu sudah beranjak remaja? Dia masih tidak bisa melakukan apapun untuk melindunginya dari perlakuan buruk suaminya.

Dimulai dari tuduhan menyakitkan itu hingga segala penderitaan yang didapat oleh putrinya, Nadia benar-benar tidak sanggup. Setiap hari dia hanya bisa menangisi kebodohannya didalam kamar seorang diri.

Nadia ingin memeluk putrinya, mencium keningnya, juga membelai rambutnya.

Nadia ingin sekali memberikan kasih sayang sepenuh hati juga untuk putri bungsunya yang malang.

Tok tok tok

"Nyonya Nadia,"

"Sebentarr..,"

Buru-buru Nadia mengusap pipinya yang basah sembari berjalan mendekati pintu kamarnya yang terkunci.

"Ada apa bi?," tanya Nadia terheran begitu melihat raut muka cemas bercampur sedih bi Mina dibalik pintu kamarnya yang terbuka.

"Nyonya, n-non H-hazel..," suara bi Mina terdengar serak dan terbata membuat perasaan Nadia semakin tidak enak.

"Hazel kenapa bi?," tanyanya tak sabaran.

"Ada di tipi nyonya,"

"Maksudnya gimana sih bi?," monolog Nadia sambil berjalan cepat menuju lantai dasar yang dibuntuti oleh bi Mina.

"..diduga ada dua korban, satu pria berinisial J yang merupakan sopir angkot dan HGP yang mana adalah seorang siswi dari Hanlim High School, kini jasad keduanya masih dalam pencarian oleh tim SAR dan tim kepolisian,"

Namun, baru sampai anak tangga tubuhnya mendadak kaku, matanya langsung berkaca-kaca begitu dengan jelas menangkap sebuah tayangan berita ditelevisi yang terletak didapur dekat dengan tangga.

Tringg.. tringg..

Mendengar telephone rumah berbunyi Nadia buru-buru berlari mendekat dan cepat mengangkatnya.

"Halo? Selamat sore, apa benar ini dengan keluarga Mahanta?,"

"I-ya,"

"Sebelumnya kami dari tim kepolisian ingin mengabarkan bahwa telah terjadi kecelakaan pada saudari Hazelica--,"

Prak

Bruk

Nadia menjatuhkan tubuhnya ke lantai, punggungnya bergetar hebat tanda tangisnya pecah.

Dan untuk yang kesekian kalinya Nadia membenci dirinya yang begitu payah dalam menjaga putrinya.

Tbc.



Huhu gimana nih kira-kira Hazel kenapa ya?? Tebak lah woii menurut kalian alurnya ntar bakal gimanaa siapa tau kita sepemikiran yekann

𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang