Keheningan menyapa begitu lama, hanya suara dari alat monitor Elektrokardiograf yang memenuhi ruangan luas bernuansa putih elegant itu.
Wren Mahanta, pria jakung itu terus memandangi figur seorang gadis yang terbaring lemah dengan banyak alat medis yang terpasang ditubuh ringkihnya.
Wren kecewa. Dia kecewa pada putranya yang sudah menyia-nyiakan kehadiran anak gadis itu. Hazelica yang malang, cucunya.. sangat malang.
Nyatanya segala ancaman Wren lewat orang suruhananya sama sekali tak membukakan pintu hati putranya.
Pesan terakhir yang dikirim orang suruhannya adalah peringatan terakhir dari Wren untuk Kai. Semuanya Wren lakukan untuk menyadarkan Kai, tapi semua sia-sia karena Kai mengabaikannya.
Selain kecewa pada Kai, Wren juga sangat kecewa pada putri keduanya yang menetap di Indonesia bersama sang suami, Vania Mahanta-Labhrainn.
Pria berumur itu tahu siapa dalang dari konflik yang menyudutkan menantu perempuannya, sehingga menjadikan satu cucunya yang malang sebagai korban.
Vania itu iblis jahat. Bahkan Wren rasanya begitu malu mengakuinya sebagai anak, tapi dia tetap harus bertanggung jawab atas semua kelakuan mereka.
Kepulangannya ke Indonesia bukan untuk menemui anak-anaknya dan memberi surprise biasa, karena ini lebih dari kata surprise.
Flightnya sangat tepat waktu. Istrinya Yoon Dasom memintanya untuk menjemput cucunya yang malang, alasan kesehatan membuat Dasom tidak bisa ikut datang ke negara asli suaminya.
Dasom menyuruh Wren membawa cucunya ke Korea saja untuk tinggal bersama mereka sekaligus adik bungsu Kai, Areum Mahanta. Areum menetap di Korea bersama Wren dan Dasom, kini dia sudah menikah dan baru dikaruniai bayi laki-laki yang tampan.
Sudah tak terhitung rasanya Wren bolak-balik mengunjungi Hazel diruangan khususnya, lantaran menahan rindu lama sekaligus cemas dengan keadaan cucunya. Kepalanya mengalami masalah yang lumayan serius akibat benturan dengan sebuah batu, juga terdapat cukup banyak luka dibagian tubuhnya yang lain termasuk luka ciptaan.. Kai.
"Setelah ini kamu tidak akan kakek lepaskan bersama mereka, nak. Kamu sangat berharga," Wren membelai lembut rambut Hazel, cucunya tak kunjung membuka mata sejak mengalami kecelakaan mengenaskan itu.
Orang suruhan Wren lebih dulu menemukan Hazel dan menyelamatkannya, beruntungnya saat itu tubuh Hazel terpental tak jauh dan Hazel tidak ikut terbakar saat angkotnya meledak akibat kerusakan mesin.
Baik Wren maupun Dasom sangat bersyukur. Tapi kejadian itu justru membuat Wren semakin marah mengetahui reaksi Kai yang jauh dari kata khawatir.
Wren begitu menyayangi Hazel meskipun mereka belum pernah bertemu sekalipun. Itu karena saat kehamilan dan kelahiran Hazel, Kai sama sekali tak mengabarinya. Seakan kehadiran cucunya adalah sebuah aib besar yang sudah seharusnya disembunyikan.
Hal itulah yang membuat Wren rasanya perlu menyelidiki suatu hal dikeluarga anak-anaknya. Dengan itu dia mengerahkan beberapa orang untuk terus memantau mereka semua, termasuk untuk mendapatkan semua bukti kekerasan yang Hazel dapatkan.
Bukannya Wren mengulur waktu untuk melindungi Hazel, tapi dia sudah punya rencananya sendiri.
Drrtt.. Drrtt..
Dering ponsel disaku coat blazer membuat kakek empat cucu itu berdiri, memandangi wajah elok Hazel sebelum benar-benar keluar dari ruangan khusus itu, ruangan dirumahnya yang dia khususkan untuk merawat Hazel dengan kelengkapan alat medis.
"Ya," balas Wren setelah mengangkat telepon,"Ada kabar baru apa?,"
"Tuan Kai baru saja pulang dari rumah sakit bersama anak-anak dan istrinya,"
"Baik, kamu pantau mereka dan terus kabari saya. Jangan sampai ada sedikitpun informasi yang terlewat,"
"Baik tuan,"
Wren memutuskan panggilannya sepihak dengan salah satu orangnya, dia menghembus napas berat. Sulit untuknya menghadapi semua ini tapi keadaan memaksanya untuk tetap bertindak tegas.
"Saya akan mengatur waktu pertemuan kita" terukir senyuman penuh arti dibibir yang semakin mengeriput seiring usianya menua,"..secepatnya," lanjut Wren bergumam.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳
Teen Fiction🄹🄰🄽🄶🄰🄽 🄹🄰🄳🄸 🄿🄻🄰🄶🄸🄰🅃 Schmerz _________________________________________ 'Skenario itu takdir' "Anak tidak tahu diri seperti kamu memangnya bisa apa selain menyusahkan saya?!," "Lo bener bener ya! Minta ma'af sekarang atau lo bakal dap...