80. The last letter from Hazel

488 19 3
                                    

Mentari tetap menampakkan wujudnya meski mendung sedikit demi sedikit menguasi langit. Akhir-akhir ini hujan terus turun mengguyur banyak rumah.

Alam seringkali nampak muram akibat awan hitam yang menutupinya. Bahkan dibeberapa daerah telah terjadi banjir yang cukup mengkhawatirkan. Beruntung sekali orang berada yang tinggal diperkomplekan elit, mereka minim terancam banjir.

Cuaca memang sulit diprediksi.

Langit kehilangan waktunya bersama matahari yang mana seharusnya belum selesai dipagi ini.

Seperti halnya sebuah tempat tinggal yang kehilangan cahayanya. Redup. Sangat gelap.

Keheningan yang tercipta sejak bertahun-tahun lamanya kini terasa semakin horor dan mengerikan. Bukan karena adanya makhluk dari dunia lain.

Satu penghuni telah hilang.

Anggotanya berkurang.

Sekarang yang tercipta hanya suasana sunyi dan mencekam.

Kai baru menerima sebuah paket dari orang yang tidak ia ketahui siapa, tapi sepertinya itu adalah perbuatan dari orang yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Kai sangat yakin sekali.

Setelah meminta bi Mina keluar dari ruang kerjanya, pria itu memandangi lamat-lamat kotak hitam dengan pita putih yang sedikit menghiasinya.

Pria itu yakin pasti hanya sebuah tulisan ancaman yang akan kembali dia dapatkan.

Sambil berdecak keras, Kai melempar kotak itu ke atas mejanya,"Orang gila!,"

Tiga hari berlalu sejak dinyatakan kalau Hazel meninggal dan jasadnya hancur. Dia lebih sering marah. Marah pada Nadia yang terus saja menangis, juga pada kedua putranya yang sekarang jarang sekali pulang.

Setelah beberapa detik terdiam, pria itu kembali meraih kotak yang tadi dilemparnya kasar. Kai merasa penasaran, hatinya menyerukan agar dia membuka kotak itu.

Saat dia membukanya dia mendapati sebuah kotak hitam dengan ukuran lebih kecil yang diatasnya terdapat kertas ucapan selamat ulang tahun dalam bahasa inggris.

Kai mengambil kartunya dan otomatis merk suatu brand yang cukup ia kenal terpampang nyata pada penutup kotak kecil itu.

Karena makin penasaran, Kai segera mengambil kotak kecil itu yang isinya membuatnya terheran.

Ini mengejutkan. Terdapat sebuah jam tangan hitam dengan sedikit perpaduan silver yang pertama kali tertangkap retinanya, perlahan Kai membawanya untuk dilihat.

Sayangnya pandangannya cepat tertuju pada sepucuk surat dibawah jam tangan yang barusan dia ambil.

Belum sempat membuka, Kai sudah disambut dengan sebuah tulisan tangan yang cantik :

To : Papa

Satu kata itu begitu menusuk hati Kai, dia merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang sedikit terasa... sakit mungkin?

Padahal hanya kata papa. Tapi bagi Kai panggilan itu cukup berbeda.

Saat sepucuk surat itu dia buka, terdapat selipat kertas yang berubah menjadi secarik kertas putih full abjad, saat itu pula perasaannya semakin aneh dan campur aduk.

Pertanyaan yang melekat dibenaknya hanyalah, ini dari Jarrel atau Jevano?

Mengingat tiga hari lalu kedua putranya sama sekali tidak memberikannya hadiah ataupun sekadar ucapan selamat ulang tahun.

Tulisan tangan cantik dan rapi itu langsung berhasil melumpuhkan hatinya, membuatnya begitu penasaran dan ingin tahu. Disana tertulis :

Long life and good health always. Happy birthday the best papa!!

Maaf ya pa, cuma bisa kasih jam tangan ini.

Makasih juga karena papa udah kasih banyak hal buat Hazel, dari Hazel belum liat dunia.

Kalau boleh sebenernya ada satu hal yang Hazel pengen pa, Hazel pengen banget peluk papa. Hazel pengen tau rasanya dipeluk papa sama mama, kayak kalian peluk kak Jarrel Jevano.

Papa mungkin bakal kesel dan marah baca tulisan alay lebay binti Hazel ini, tapi gapapa.

Hazel selalu siap dimarahin dan dipukul. Itu semua demi kebaikan Hazel kan pa? Karena Hazel yakin kalau papa sebenernya sayang sama Hazel, cuma cara papa aja yang beda.

Hazel gatau entah yang papa bilang soal Hazel bukan anaknya papa itu bener atau enggak, yang pasti Hazel cuma tau kalau papa itu papanya Hazel dari kecil dan sampe kapanpun!

Hazel tuh nggak pantes tau hadir dikeluarga ini, harusnya papa buang Hazel dari kecil bukan malah izinin Hazel buat hidup disini, tapi papa nggak lakuin itu.

Papa hebat. Makasih ya pa..

Hazel nggak punya cukup keberanian buat bilang langsung ke papa.

See you papa, Hazel sayang papa!!

From

Hazelica Grace Priscanara

Tanpa sadar setetes air bening berhasil jatuh dari pelupuk mata yang sudah lama sekali tak basah. Telapak tangan besarnya berkeringat dingin juga bergetar, sebelum akhirnya secarik kertas itu meluruh dan jatuh diatas pangkuannya. Dia Kai. Si manusia gila yang haus akan menyiksa anaknya.

Tbc.

𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang