Katanya cinta pertama seorang anak perempuan adalah ayahnya. Kalimat itu berlaku bagi sosok Hasna. Ia sangat menyayangi Baba,sosok figur ayah yang mencintainya, melindunginya, dan membahagiakan dirinya.
Hari ini,Hasna datang mengunjungi kediaman Babanya, yang sudah lama ia tidak datang. Kira-kira sudah hampir bertahun-tahun. Karena kedua Abangnya melarangnya ke makam. Sebab mereka takut jika memancing rasa trauma yang sudah dengan keras ia berusaha mencoba memendamnya dalam-dalam.
Hasna berjongkok memanjatkan doa-doa meminta kepada sang Pencipta untuk keselamatan Babanya di alam kubur. Tak dirasa air mata mengalir begitu saja. Mengingat dirinya yang akan segera menikah tanpa wali nikah seorang Baba.
"Ba, kemarin sore Hasna di khitbah sama cowok loh," adunya. Tersenyum mengusap nisan.
"Kata umma sih calon suami Hasna ganteng tapi menurut Hasna masih gantengan Baba," lanjutnya di hadapan makan Baba yang begitu sederhana. Hanya ada nisan yang menjadi pertanda saja.
"Pengennya Hasna,nanti yang jadi wali nikah Baba aja. Tapi yang namanya takdir enggak ada yang tau Ba,gapapa ya Ba? Wali nikahnya di gantiin sama bang Hamdan,"Hasna selalu berusaha menyeka air mata yang tak henti mengalir. Mengatur nafas yang berantakan dan berusaha menampilkan senyum terbaiknya. Karena ia tau Babanya tidak suka melihatnya menangis dihadapannya.
"Om Hasyim pasti bangga,punya anak yang MaasyaaAllah Sholehah dan cantik," sahut Mila mengelus bahu Hasna. Ia baru saja datang bersama Abangnya. Yang kini Abangnya juga sedang mendoakan calon mertuanya.
"Aamiin,"ucap Hasna yang cukup terkejut dengan kedatangan Mila dan Hizam.
'kruk kruk'
"Hehehehe, Mila laper kak Hasna,"tutur si pemilik bunyi perut. Yang menunjukkan wajah memelas seperti bayi yang minta di buatkan susu.
"Makan di restoran Turkey Agler's mau?" Tawar Hasna. Tersenyum melihat tingkah Mila yang lumayan menghiburnya.
"Ayok,bang nanti nyusul aja oke!"jawab Mila antusias. Langsung menggandeng Hasna untuk pergi dan meninggalkan Abangnya yang masih memanjatkan doa.
Mila berjalan antusias memasuki restoran Turkey Agler's. Dengan tangan yang masih menautkan tangan Hasna.Senyum keduanya mendadak menghilangkan. Melihat kursi serta meja yang berserakan. Serta para pekerja yang kewalahan menenangkan wanita yang bertingkah seperti orang kesurupan.
"KAMU ANAK SIALAN ITU?" Teriak seorang wanita mengamuk histeris. Ketika atensinya melihat kedatangan Hasna. Dengan Rambutnya tergerai kusut serta kulit yang mulai mengeriput. Hasna masih hafal dengan wajah itu.
"KAMU," ujar wanita itu menekankan nadanya, sembari menodongkan jari telunjuknya. Dan berlari ke arah Hasna lalu menghimpit Hasna ke dinding dan mencekik lehernya.
Semua Orang yang di sana tersentak kaget. Begitu pun dengan Hasna yang sama sekali tidak terpikirkan. jika wanita itu berbuat sedemikian rupa. Semua karyawannya mendekat ke Hasna dan berusaha melepaskan cekikan. Tangan Hasna perlahan bergerak menunjukkan kelima jarinya menandakan semua orang harus berhenti di tempat. Dengan gugup Mila menelpon Abangnya untuk segera menyusul dan meminta Abangnya memberitahukan kepada bang kembar juga.
"GARA GARA IBU KAMU! HIDUP SAYA SENGSARA!!!" Teriak wanita itu di depan wajah Hasna.
Wanita itu melepaskan cekikannya. Hasna menghirup udara sebanyak-banyaknya berusaha mengatur nafasnya dan merasakan dadanya berdenyut nyeri.
'plak'
Tangan wanita itu mendarat kencang di pipi Hasna. Yang mengakibatkan memar pada permukaan kulitnya.
"SEHARUSNYA IBU KAMU NGERASAIN APA YANG SAYA RASA,"teriak kembali wanita itu.
"GARA GARA IBU KAMU SIALAN," lanjutnya.
"GARA GARA IBU SAYA?" Tanya Hasna matanya mulai memerah. Tak terima Ummanya terus di salahkan.
"MENGAPA ANDA BERTINGKAH SEOLAH ANDA KORBAN?,"Teriak Hasna.
"GARA GARA ANDA! SAYA KEHILANGAN PELUKAN HANGATNYA!!GARA GARA ANDA 'DIA' PERGI. 'DIA' PERGI," lanjutnya. menekankan kata 'dia'. Air mata lolos begitu saja. Dan ia gagal mengendalikan dirinya untuk kesekian kali saat di hadapkan sesuatu yang membuat memori masa lalunya kembali muncul kepermukaan.
"SEANDAINYA ANDA TIDAK BERBUAT SEDEMIKIAN ITU. PASTI SAYA MASIH BISA MERASAKAN KASIH SAYANGNYA," lanjut Hasna. Setiap kata yang ia ucapkan membuat air matanya juga semakin deras.
Wanita itu yang sejak tadi berteriak histeris kini diam mematung. Menatap amarah yang jelas terpancar di mata Hasna. Serta tatapan kehilangan terlihat jelas di sana. Setiap kata yang di ucapkan Hasna seolah menyentil dirinya untuk merasa bersalah?
Hizam datang bersama kedua Abang Hasna serta petugas RSJ. Dengan sigap bang kembar langsung menenangkan Hasna. sedangkan Wanita itu sudah diamankan dan petugas RSJ meminta maaf atas kelalaiannya yang menyebabkan pasiennya kabur melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Takut Nikah Muda
SpiritualCerita ini bukan tentang perjodohan. Bukan juga tentang nikah muda karena sebuah insiden. Tapi ini tentang cerita anak SMA yang berani mengutarakan cintanya dengan akad nikah di usia muda mereka. "Mau hidup bersama meraih jannah-Nya?" "Bismillah Has...