Chapter 24

479 23 0
                                    

Anggota inti Saturnus malam ini sedang mengintroga Vina,si pelaku bullying Hasna. Kedua teman Hasna pun juga ikut hadir di sana.

"Apa alasan Lo ngebully Hasna?" Tanya Irsyad menatap tajam manik Vina.

Vina terdiam sejenak. Semua ancaman dan tekanan juga mempengaruhi otaknya bekerja. Di tambah sosok yang menyelamatkan hidupnya perlu dipertimbangkan.

"Karena gue fans Hizam,"jawab Vina yang akhirnya buka suara. Sedikit ketara, kegugupannya.

Semua anggota inti beristighfar mendengar jawaban dari Vina. Terkecuali Vian yang merasa jawaban Vina itu adalah rekayasa kebohongannya saja.

"Dan ya, wajar dong. Gue marah ke Hasna karena dekat-dekat Hizam,"lanjut Vina membeberkan argumentasi palsunya.

"Ck ck ck tobat dah lo. Hasna tuh bininya Hizam woy," sahut Naufal yang masih asik dengan kamera di tangannya. Dengan dalih sebagai dokumentasi katanya.

"Ngefans mah ngefans aja. Enggak usah sampai segitunya bego," ujar Aiza yang tangannya mulai gatal,ingin mencakar Vina.

"Ai,udah Ai," tutur Adit menarik gamis Aiza untuk menghentikan gerakannya.

"Gue emosi Adit. Bisa-bisanya tuh orang akhh,"protes Aiza gemas.

"Istighfar Ai istighfar,"titah Umar menyuruh Aiza kembali duduk.

"Sebagai hukumannya Lo bersihin markas ini selama seminggu," ujar Irsyad memalingkan mukanya dari Vina. Sebenarnya ia ingi sekali  membuat Vina juga sekarat seperti Hasna. namun balas dendam dilarang keras didalam Islam.

"Ih bentar banget,"nyinyir Acila yang sedari tadi menyibak pembicaraan.

"Setuju, mending setahun aja bang syad," timpal Aiza masih berkobar emosinya. Sedangkan Irsyad hanya menggeleng tegas membantah pendapat Aiza.

"Siap-siap juga Lo di skors sih. Hizam pastinya enggak akan biarin Lo gitu aja. Apalagi nih ya,bukti dan saksi udah Adit kumpulin,"sahut Naufal berniat membuat Vina ketakutan.

"Gue ijin ke toilet boleh?" Ijin Aiza. Sungguh ia butuh air wudhu untuk merendam marahnya.

"Silahkan, di dalem ada toilet khusus cewek kok," jawab umar menunjuk arah toilet dengan tangannya.

"Gue ijin bawa Vina,ada hal yang harus gue omongin dan Lo Irsyad, tolong ikut gue," ucap Vian. Di iyakan oleh Irsyad.

Vian membawa Vina agak menjauh dari teman-temannya. Vian yakin Irsyad bisa mengunci mulutnya saat mendengarkan pembicaraan Vian dan Vina yang mengarah ke privasi.

"Lo nguping?" Tanya Adit mempergoki Aiza.

Pulih dari luka memang tidak segampang itu. Tapi kali ini Hasna ingin memperlihatkan dirinya kuat dan baik-baik saja. Setalah beberapa hari dirawat di RS dan sekarang kondisi Hasna sudah pulih serta dapat kembali lagi ke sekolah.

Hari pertamanya kembali ke sekolah Hasna merasa kebingungan. Dari mulai Hizam yang menjemputnya agak kesiangan dan titik puncak kebingungannya ketika melihat kapsek,bang kembar,Ayah,penghulu serta saksi-saksi nikahannya. Yang berbaris rapi duduk di ruang serbaguna guna. Dimana ruang yang indor yang selalu di pergunakan untuk kepentingan pertemuan. Serta banyak siswa-siswi yang memenuhi kursi-kursi yang tersedia dan para tim lambe mleber yang ikut mendokumentasikan momen tersebut. 

Hizam menggandeng Hasna memasuki ruangan tersebut. Dan duduk di kursi yang telah di sediakan.

"Saya di sini,mau mengklarifikasi bahwa saya dan Hasna sudah menikah secara agama. Sekian, terimakasih," ucap Hizam memamerkan cincin di jari tangan Hasna. Ia harus mengklarifikasi hal ini. Sebab,ia tidak mau Hasna mendapat fitnah lantaran ketidaktahuan siswa-siswi status dirinya dengan Hasna.

Siswa-siswi terkejut dan kompak mereka berteriak heboh untuk meminta kejelasan yang lebih jelas lagi.

"Tenang-tenang semua di himbau untuk kembali duduk,"titah bapak kepala sekolah mengintruksi langsung siswa-siswanya.

Semua orang yang Hizam hadirkan dari ini. Mulai menunjukkan bukti-bukti serta kejelasan bahwa dirinya sudah menikah dengan Hasna.

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang