Chapter 52

246 8 0
                                    

Mentari sedang memancarkan sinarnya. Udara pagi yang menenangkan seolah memberi semangat untuk menjalani hari. Tapi tidak bagi kedua pasangan yang sedang bersitegang. Sudah tiga hari lamanya mereka saling diam. Bagi mereka, hari ini mendung yang entah akan turun hujan atau kembali terang.

Hizam berbalik badan.Menyembunyikan susahnya memakai dasinya sendiri dari istrinya. Padahal sudah berkali-kali ia menonton video tutorial tetap saja masih gagal.

Hasna hanya melirik pelan dan memilih meninggalkan suaminya sendirian di dalam kamar. Ia harus menuju tempat untuk menghidangkan sarapan.

Sesampainya di dapur,Hasna mencuci nasi untuk di masukkan kedalam rice cooker.

Tangan Hasna mencoba meraih panci di rak atas. Kakinya sudah mengangkat tumitnya. Masih saja,benda itu belum ia dapatkan. Matanya menatap Hizam yang hanya memandanginya dari belakang. Membuat gemuruh dadanya kian riuh.

Hizam yang baru saja selesai bergulat dengan dasinya. Turun ke bawah,ia memandang gemas tingkah istrinya itu.

Kedua mata bertemu,Hizam langsung menetralkan raut wajahnya dan mengalihkan pandangannya. Baru saja ia handak mendekat membantu. Hasna sudah terlebih dahulu meraih kursi pantry untuk menjadi pijakannya.

Berharap apa? Adegan romantis diantara keduanya? tiba-tiba kursi pijakan Hasna oleng dan Hizam datang menangkap tubuh istrinya. Itu tidak akan terjadi kawan.

Meskipun hatinya sudah tak karuan, Hasna tetap melanjutkan kegiatan masak-memasaknya. Ia Mencuci serta merebus sayur bayam,kol, kacang panjang serta tidak ketinggalan toge. Tempe di potong sesuai porsinya,ayam yang sudah baluri bumbu rahasia milik Umma dan dua butir telur yang di campur dengan bawang merah, bawang putih,cabe merah di aduk di mangkok tidak ketinggalan sedikit penyedap rasa. Kemudian di goreng sampai matang. Ia mengambil bumbu pecel yang sudah di racik serta dihaluskan di dalam lemari pendingin yang ia buat seminggu lalu untuk stok. Di beri air hangat hingga takaran bumbu pecelnya pas,tidak encer tidak juga terlalu kental.

Keduanya menyantap nasi pecel dengan lauk yang sudah Hasna siapkan. Beberapa kali sang istri mencoba mencuri pandang yang berakhir kesal sendiri dengan respon Hizam. Namun sang suami nampaknya malah terbawa suasana dengan sarapan nasi pecel mengingatkan pagi pertamanya di Jogyakarta setelah menikahi Hasna.



Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang