Chapter 43

266 10 0
                                    

"Langsung masuk ke lapangan mas,mbak" ucap satpam memberitahu Hizam dan Hasna yang berboncengan. Satpam itu menghadang Hizam yang hendak memarkirkan masuk motornya kedalam halaman sekolahan yang memang menyediakan parkir khusus untuk mereka.

"DI MOHON KELAS XII LANGSUNG MENUJU LAPANGAN SEKOLAH,"teriak beberapa guru yang berseliweran menggunakan pengeras suara.

Semua siswa siswi kelas XII langsung berlari menuju lapangan. Begitu juga dengan Hizam dan Hasna mereka harus berpisah untuk bergabung di barisan kelas masing-masing.

Semua siswa siswi kelas XII mendadak diam saat Kapsek naik ke podium. Mereka sudah menebak pasti Kapsek akan memberi pengumuman tentang kelulusan mereka.

"Assalamualaikum warahmatullahi  wabarakatuh," salam Kapsek laki laki berpawakan tubuh kerempeng dan rambut beruban.

"Waalaikumsalam warahmatullahi  wabarakatuh,"

"Seperti yang kalian sudah duga. Saya berdiri di sini untuk memberikan informasi tentang kelulusan kalian,"ucapnya.

Pak Suripto menatap sebentar kertas yang ia bawa lalu berganti menatap semua murid di hadapannya. Terbesit di dalam benaknya untuk sedikit menjahili mereka.

"Wah kalian," ujarnya dengan nada kecewa yang ia buat buat dan sengaja berekspresi sedih.

Sebagian siswa-siswi kelas XII mentalnya sudah sedikit goyang. Mereka pusing memikirkan jika hasil nilai itu tidak bisa menghantarkan ke kampus impian.

"Kenapa pak?" Tanya seorang siswa.

"Nilai kita terlalu bagus ya pak?" Tanya seorang siswa.

"Kalian,"ucap pak Suripto mengantungkan ucapannya. Berharap semua muridnya itu penasaran.

"Kenapa pak?" Gerut Naufal sebal. Karena ia sedang dilanda pengen pipis.

"KALIAN LULUS SEMUA,"teriak pak Suripto. Berharap semua muridnya sedang seperti dirinya. Namun di luar ekspektasinya,semua muridnya malah nampak terkejut dengan teriaknya.

Beberapa detik kemudian

"HOREEE,"

"ALHAMDULILLAH YA ALLAH"

teriak semua murid kelas XII senang. Ada sebagian yang sujud syukur dan sebagian meloncat loncat seperti monyet kelaparan.

"HEH,HEH," teriak pak Suripto.

"Khem," dehemnya. Menetralkan suaranya.

"Kalian boleh bebas merayakan kelulusan asal sewajarnya,ya,"

"Jangan buat konvoi iring iringan montor,"

"Saya tidak mau tau,jika ada laporan kalian membuat Onar,"

"Cukup kemarin saja kalian membuat Onar dan cukup tiga tahun saja saya tertekan menghadapi kalian,"

"Wassalamu'alaikum,"

"Bye," lanjutnya turun dari podium. Meninggalkan muridnya yang masih tercengang.

Beberapa detik kemudian

"HOREEE,"

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang