"Kata Ciko, markas kita dikepung Geng Venus,Zam,"lapor Irsyad menghampiri ketua gengnya sedang berjalan beriringan dengan istrinya.
Hizam terdiam sejenak menatap Hasna. Dua pasang mata itu seolah memiliki pikiran yang sama. Dengan mantap Hasna menganggukkan kepalanya.
Hizam memilih pintu darurat lewat belakang markas yang tidak banyak orang tau. Dengan terpaksa ia membawa Hasna masuk ke ruangannya. "Jangan kemana-mana ya."
Hizam keluar berjalan menuruni anak tangga. Matanya melihat sekumpulan laki-laki yang katanya mengepung markasnya kini malah bersantai ria di ruangan tamu yang luas. Dengan banyaknya cemilan dan lemari pendingin tersebar di setiap sudutnya.
Hizam menatap Irsyad yang juga berbaur akrab dengan kubu lawan. Ia sangat butuh kejelasan di sini.
"Sorry,ada miskomunikasi,"ujarnya menghampiri Hizam dengan suara setengah berbisik.
Hizam mengangguk lalu mendudukkan dirinya di sofa dengan yang lainnya.
"Gue dateng, berniat menyambung lagi tali silaturahmi dengan kalian," ujar Jovan.
"Alhamdulillah," dengan kompak anggota inti Saturnus mengucap syukur. Anggota Venus di buat terkejut serta kagum dengan mereka yang ternyata tidak menginginkan pertengkaran.
"Sebelum itu, gue minta klarifikasi atas foto ini dulu," lanjut Jovan mengajukan pertanyaan untuk memantapkan hatinya beramai. Serta menunjukkan foto Hizam dengan mantan kekasihnya itu yang masih tersimpan di galeri smartphonenya.
"Itu murni editan," jawab Hizam.
"Gue bisa jelasin itu,"sahut Adit. Ia mencoba menerangkan kepada Jovan tentang foto yang jelas-jelas itu editan.
"Oh,gitu," ujar Jovan paham apa yang Adit jelaskan kepada dirinya. Sungguh malu rasanya ia percaya begitu saja waktu itu.
"Dan waktu itu Hizam ikut ngumpul bareng kita di markas. GAK PERGI SAMA TUH CEWEK"sahut Irsyad. Menekankan ucapan terakhirnya.
"Kalau ga percaya tanya aja sama pak aman," timpal Naufal yang berteman baik dengan pak Aman,si penjaga markas Saturnus.
"Iya, iya, Gue percaya," jawab Jovan.
"Gue selaku ketua geng Venus sepakat berdamai dan menyambung silaturahmi lagi," ujar Jovan. Mengulurkan tangannya di hadapan Hizam.
"Dengan senang hati," jawab Hizam. Menyambut uluran tangan Jovan.
"Alhamdulillah," ucap syukur semua anggota inti Saturnus yang ada di situ.
Mereka saling berjabat tangan dan berpelukan ala laki-laki biasanya.
"Sayang," ucap perempuan yang baru datang dari ambang pintu dan berjalan mendekat. Perempuan itu berpakaian tapi telanjang. Iya,kain satin berwarna merah maroon itu hanya melilit di badannya. Lutut dan ketiaknya terekspos begitu saja. Serta make up bold yang menghiasi wajahnya.
Deg
Hizam terdiam kaku ditempatnya saat melihat wajah perempuan itu. Seorang Perempuan yang menghilang setelah merusak persahabatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Takut Nikah Muda
SpiritualCerita ini bukan tentang perjodohan. Bukan juga tentang nikah muda karena sebuah insiden. Tapi ini tentang cerita anak SMA yang berani mengutarakan cintanya dengan akad nikah di usia muda mereka. "Mau hidup bersama meraih jannah-Nya?" "Bismillah Has...