Chapter 69

178 5 0
                                    

Sudah tiga hari lamanya,Hasna kembali ke rumah. Ada yang berbeda padahal masih sama. Pikirannya tidak akan pernah reda tentang dia. Hasna tidak mau melewati batas manusia. Begitu pula Hizam,yang belum mengerti arti diamnya sang bidadarinya. Soal cinta, Hizam selalu berusaha membuktikannya.

Seperti sekarang Hizam sedang mengelap keningnya yang terkena cipratan amis tinta cumi dengan lengannya. Sayang sekali ia lupa kaos yang ia kenakan berwarna putih. Ia menghela nafas panjangnya. Mau tidak mau ia harus buru-buru mengguyur lengan bajunya dengan air dan menggosoknya pelan. Bahkan ia juga rela mencicipi sepotong cumi guna memastikan rasa sudah berpadu menggugah selera makan sang istri yang sedang masa pemulihan. Sesekali tidak apa, Hizam melakukan hal ini. Menyenangkan Istri memang Hizam ahli.

Setalah menu seafood saus Padang untuk makan siang terhidang. Hizam menggiring istrinya ke meja makan. Ia terus berada di sisi istrinya.

"Hasna bukan lumpuh mas,"padahal Hizam berjaga khawatir istrinya terjatuh di tangga. Karena kondisinya yang belum pulih seutuhnya.

Berbeda dengan Hasna. Berkali-kali ia sudah membentangkan jarak. Sungguh bukan kemauannya.

Hizam menatap Hasna antusias ketika suapan sendok itu mendarat di mulut istrinya. Dengan harapan sang bidadarinya menyukai. Ia tidak berharap pujian,ia hanya berharap senyuman.

Pada kenyataannya ia kecewa terlalu banyak berharap. Hasna hanya memakannya dengan ekspresi wajah biasanya.

"Biar mas aja Na,"ujar Hizam mengambil alih piring ditangan istrinya.

Dibalik raut muka Hasna yang biasa. Hatinya bergemuruh pilu melihat suaminya yang berkerja keras berusaha.

"Stop mas,jangan buat susah untuk melepasmu." Ujar Hasna meletakkan dengan kasar piring itu di wastafel dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang