Kini hari yang di tunggu-tunggu sudah tiba. Saatnya dua insan membebaskan cinta diamnya. Semua sudah tersiap rapi dalam waktu sepekan. Di kediaman Kakung dan Eyang Hasna, orang tua dari Baba mereka melaksanakan akad.
Konsep pernikahan bersifat privat hanya keluarga dan tetangga saja yang di undang. Setelah lulus nanti baru mereka akan menggelar resepsi pernikahan.
Umma menemani anaknya duduk di kamar. Ia tau, anaknya mencoba tenang menyembunyikan debar yang tak karuan. Sesekali ia mengelus bahu dan senantiasa menggenggam tangan Hasna.
Sementara Hizam. Yang juga berdebar menghadap bang Hamdan yang memberikan khutbah nikah. Lalu berjabatan tangan untuk mengucapkan janji suci sehidup semati.
"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan."
"Sah?"
"sah."
Air mata menetes dari kelopak mata Hasna. Perasaanya berwarna. Ada lega, kata itu terucap dari mulut para saksi. Dengan mantap Hizam bisa mengucap akad sekali. Ada bahagia, akhirnya ia akan mengarungi bahtera bersama orang tercinta. Dan ada sedih, seorang ayah yang tidak akan pernah bisa hadir di hari istimewanya.
Umma membawa anak yang di matanya akan selalu menjadi putri kecil, kedalam pelukannya. "Jadi seorang istri yang baik ya nak."
"Umma, Maaf Hasna belum bisa jadi anak yang baik," ucapnya bajir air mata.
"Enggak,kamu sudah menjadi anak yang baik. Anak Sholehahnya Umma ini hebat," Umma mengelap jejak air mata putrinya.
"Ayo temui suamimu Nak," lanjutnya menuntut anaknya keluar dari kamar.
Semua pasang mata menatap Hasna. Yang terlihat sangat anggun memakai dress putih penuh dengan payetan. Serta Khimar yang dilabuhkan sampai menutupi dada. Sontak Bang Hamdan dan bang Hamzah menjemput adiknya sekaligus mengantarkan kepada suaminya.
Dari jauh, Hasna masih memandang suaminya malu-malu. Ia melihat suaminya berdiri gagah menunggu kehadirannya. Dengan Baju Teluk Belanga berwarna putih yang melekat di tubuh. Serta peci hitam yang melekat di kepala suaminya. Benar-benar MaasyaaAllah.
Sejengkal lagi, keduanya akan bertemu. Tentu ada sedikit perasa yang mengganjal di hati seorang Abang melepas adiknya. Bang Hamdan mencondongkan sedikit tubuhnya. Mendekatkan kepalanya dengan kepala adik iparnya. "gue harap Lo lebih baik mencintai dan menjaga Hasna dari gue."
Umma menarik tangan Hasna untuk di genggaman suaminya. Namun Hasna menarik tangan itu sebelum di genggaman oleh sosok lelaki di hadapannya. Bukanya menjadi istri durhaka,tapi Hasna sungguh malu sebelumnya ia belum pernah bersentuhan dan mencium tangan kecuali dengan Abangnya dan mahromnya.
Tamu undangan pun di buat gemas oleh pasangan yang baru selesai akad itu. Mereka menarik tangan setelah di ulurkan. Begitu seterusnya dan akhirnya Hasna berani mencium tangan suaminya. Begitu sebaliknya Hizam mencium kening istrinya. Tidak lupa meletakkan tangannya di ubun-ubun Hasna sembari melafazkan doa,"Allahumma inni as- aluka khaira- ha wa khaira ma jabaltaha 'alaihi wa a-'udzu bika min syarriha wa min syarri ma jabaltaha 'alaihi."
"Kamu cantik," bisik Hizam singkat. Tapi mampu membuat Hasna berbunga-bunga dan salting di tempat. Tak kuat ingin menceburkan diri ke rawa-rawa.
"بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ"
Lantunan basmalah yang mulai Hizam melafazkan mampu membuat seisi orang yang hadir terkagum dan ruangan kembali hening.
"اَلرَّحْمٰنُۙ"
Hasna kini tau,siapa siswa laki-laki yang kerap ia temui saat shalat duha di masjid. Ternyata pemilik suara merdu kini telah resmi menjadi suaminya. Sekarang tanpa dosa ia bisa menikmati ini semua.
"عَلَّمَ الْقُرْاٰنَۗ"
Hasna dan Hizam yang duduk bersandingan di depan meja akad keduanya saling khusyuk.
"خَلَقَ الْاِنْسَانَۙ"
Setelah Hizam membaca surat Ar Rahmaan sebagi hadiah setelah akad. Kemudian mendatangani surat nikah. Lalu Bertukaran cincin.
'cekrek'
Suara jepretan kamera menangkap momen kedua pengantin yang masih malu-malu untuk saling pandang.
Surah Al-Hujurat ayat 13
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
Referensi: aplikasi cinta Al Qur'an
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Takut Nikah Muda
SpiritualCerita ini bukan tentang perjodohan. Bukan juga tentang nikah muda karena sebuah insiden. Tapi ini tentang cerita anak SMA yang berani mengutarakan cintanya dengan akad nikah di usia muda mereka. "Mau hidup bersama meraih jannah-Nya?" "Bismillah Has...