Hizam dan Hasna mengadakan Resepsi pernikahan mereka. Di hotel mewah tentunya.Bukan tertunda memang sengaja mereka ingin menggelar acara resepsi setelah lulus sekolah.
Tak heran banyak tamu yang datang. Karena Hizam dan Hasna sama-sama dari keluarga pembisnis. Tentu saja banyak kolega dari keluarga mereka yang datang. Di tambah lagi teman seangkatan Hizam dan Hasna belum lagi tamu undangan lainnya. Serba banyaknya wartawan dan media yang meliput.
Semua tamu undangan yang hadir diharuskan yang Perempuan memakai abaya berwarna silver sedangkan yang pria memakai kemeja abu abu.
Hizam terlihat sangat tampan Bertuxedo hitam serta Hasna yang terlihat anggun memakai gaun putih yang tidak menjiplak lekuk tubuhnya.
"Bukan sahabat gue," gumam Hizam dan Hasna kompak. Mereka menggelengkan kepalanya melihat teman-temannya yang begitu konyol.
Bagaimana merasa tidak malu? Para sahabat sahabatnya datang membawa perabotan rumah tangga yang dengan santainya mereka tenteng tanpa membungkus kertas kado.
Para sahabat Hizam dan Hasna berjalan dengan formasi yang apik menuju panggung dimana Hizam dan Hasna duduk disana. Jangan lupakan celemek yang mereka pakai dan kaca mata hitam bertengker di hidung mereka.
Irsyad yang menentang gantung handuk. Adit yang menenteng tas belanja pasar di kedua lengan tangannya. Irvan yang menggantungkan garpu dan sendok yang sudah di rangkai seperti kalung di lehernya. Vian yang mengapit rice cooker di antara tangan dan pinggangnya. Naufal yang menaruh pel dan sapu di pundaknya. Jangan lupakan dirinya yang heboh ngevlog dan Omar yang menenteng teflon di kedua tangannya.
Sedangkan kedua sahabat Hasna membawa bantal dan guling.
Sontak saja aksi mereka menyita perhatian banyak orang tak terkecuali para orang tuanya yang juga ikut hadir di sini. Bahkan tepukan dan sorakan meriah mengantarkan mereka sampai di panggung.
Sesampainya di panggung mereka meletakkan semua perabot itu di depan Hizam dan Hasna tidak ketinggalan mereka juga berfoto bersama.
Setalah anggota inti Saturnus selesai berfoto ria dan bersalaman serta mengucapkan selamat mereka turun dari panggung untuk menikmati hidangan.
Dan kini bergantian dengan Aiza dan Acila. Setelah selesai mereka juga turun dari panggung
"Buset dah. Ingat Lo kondangan modal bawa sapu sama pel doang," ujar Irvan yang tercengang melihat piring Naufal yang penuh dengan tusukan sate kambing.
"Mumpung apa doyan pak?" Sahut Vian.
"Inget kolesterol," sahut juga Adit. Yang sedang menyantap hidangan kambing panggang.
"Secukupnya yang berlebihan ga baik pal," nasehat Omar.
Konsep hidangan resepsi pernikahan Hizam dan Hasna adalah daging kambing. Semua hidangan yang di sajikan tentunya dari daging kambing.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Adakanlah walimah, walaupun dengan seekor kambing.'
"Jadi Aunty gak tinggal lagi sama kita?" Tanya Isa. Yang berhasil menyimpulkan setelah menyimak pembicaraan para orang dewasa.
"Aunty udah gak sayang lagi sama kita," sahut Bilqis yang tak rela di tinggal pergi.
"Ngak gitu-" ucap Hasna mencoba menjelaskan.
"Buktinya Aunty tinggalin kita," ucap Bilqis memotong ucapan Hasna. Ia sudah meneteskan air mata di pangkuannya uminya.
"Aunty bukan enggak sayang sama iqis. Tapi Aunty harus patuh sama suaminya,agar Aunty tidak masuk neraka," ujar mbak Dina mencoba memberikan penjelasan.
"Iqis mau dedek kan?nanti Om sama Aunty bisa buatin loh," sahut bang Hamzah. Sukses menggoda sejoli itu yang nampak salting di tempat.
"Dedek?" Gumam Bilqis.
"Enggak ah, Isa ga mau. Nanti kalau Aunty punya dedek, Aunty gak sayang lagi sama Isa," sahut Isa yang duduk di pangkuan uminya.
"Tapi kan dedek gemes,"sahut Bilqis. Menatap Isa dengan sebal.
"Iqis mah gak paham," ujar Isa kesal.
"Enak aja,iqis paham bang Isa. kata Abi iqis tuh pintel," ucapnya tak mau kalah.
"Udah-udah," lerai Umma.
"Yuk," ajak Hizam pada Hasna.
Mau tak mau Hasna harus menurut pada Hizam selagi benar. Memang seperti itu kan kewajiban seorang istri.
"Kita pamit ya Umma, Abang,mbak," ujar Hasna menyelami Setu persatu. Begitu juga yang di lakukan Hizam.
"Hei kok nangis," ucap Hasna berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Isa yang menyembunyikan muka dengan cara memeluk erat uminya yang sedang duduk di sofa. Tapi hisak tangisannya masih bisa didengar.
"Aunty sayang kok sama bang Isa, gak akan tergantikan. Aunty janji kalau ada waktu aunty ke sini dan kita main bareng. Bang Isa juga boleh loh datang ke rumah Om dan Aunty," ujar Hasna mengelap air mata Isa.
"Janji?" Tanyanya dengan suara serak. Dan Hasna mengangguk kan kepalanya.
Mereka mengantarkan Hizam dan Hasna hingga gerbang depan.
"Aunty jangan lupa dedek gemesnya ya. Iqis lequest yang lebih ganteng dali bang Isa," ucapnya semangat.
"Coba minta sama Abi dan umi," bisik Hasna pada Bilqis.
"Emang bisa?" Tanya Bilqis juga berbisik pada Hasna. Dan Hasna mengangguk sebagai jawaban iya.
"Abi, umi. Iqis minta dedek gemes dong," ucapnya membuat kedua orang tuanya salting. Semua orang menahan tawa. Puas sekali mereka melihat pengantin lama itu bersemu merah malu pipinya.
"Ayo buatin sekalang. Iqis juga mau lihat plosesnya," rengek Bilqis. Menarik tangan umi dan Abinya.
"Cukup ananda," ucap bang Hamzah mendramatiskan perkataannya.
"Abianda malu," lanjutnya menggendong anaknya.
"Ingat semua nasihat Umma ya nak," ucap Umma memeluk Hasna.
"Iya Umma,doain Hasna ya biar bisa jadi istri Sholehah," jawabnya.
"Aamiin. Tanpa kamu minta,InsyaAllah selalu Umma doakan," tutur Umma melepaskan pelukannya.
"Dadah Aunty," teriak Bilqis dan Isa melambaikan tangannya pada mobil yang di kendarai Hizam berjalan ke pagar.
Referensi:
https://almanhaj.or.id/2374-walimah-pesta-pernikahan .html
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Takut Nikah Muda
SpirituellesCerita ini bukan tentang perjodohan. Bukan juga tentang nikah muda karena sebuah insiden. Tapi ini tentang cerita anak SMA yang berani mengutarakan cintanya dengan akad nikah di usia muda mereka. "Mau hidup bersama meraih jannah-Nya?" "Bismillah Has...