Chapter 14

500 25 2
                                    

Ramainya gerbang sekolah saat waktu pulang tiba. Sudah menjadi pemandangan yang biasa. Siswa-siswi seperti sudah begitu tidak sabar meninggalkan sekolahan. Seperti zombie yang melihat mangsanya di depan. Sama halnya dengan Hasna, ia juga bergegas menghampiri mobil putih yang terparkir di bahu jalan.

"Assalamualaikum,"salamnya. Ia Sedikit terkejut melihat Umma dan Bundanya Hizam ikut menjemputnya.

Hasna menempatkan dirinya duduk di tengah-tengah perempuan yang sudah tidak lagi muda itu. Yang sejak kedatangannya,ia di sambut hangat. Tetap saja Hasna masih canggung dengan Bunda. Ia menolehkan kepalanya,ternya ada Hizam dengan motor hitam kesayangannya mengikuti dari belakang.

"Ini kita mau kemana?" Tanya Hasna. Mengerutkan keningnya melihat jalanan yang bukan arah pulang ke rumah.

Hasna semakin di buat penasaran. Dua perempuan itu hanya menjawabnya dengan senyum.

Mobil putih berhenti di sebuah butik. Umma dan Bunda menggandeng Hasna dan Hizam untuk masuk kedalam. Keduanya memisahkan diri Umma dengan Hasna dan Bunda tentunya juga bersama anaknya.

Hizam pasrah mengikuti Bundanya. Lelah ke sana kemari, Hizam memutuskan duduk di sofa yang tersedia di sana. Melihat Bundanya yang antusias ke sana kemari memilihkan pakaian untuknya. Bukannya tidak senang, sejujurnya Hizam sudah tidak punya lagi tenaga untuk berhadapan dengan jejeran pakaian berwarna putih yang menurutnya itu sama. Seharian bersekolah membuatnya ingin membuatnya segera merebahkan diri.

"Ayo cobain Bang," pinta Bunda menyerahkan beberapa tumpuk pakaian seleksinya.

Hizam mengikuti permintaan Bundanya dengan patuh. Satu persatu pakaian ia coba dan menunjukkan kepada Bunda yang duduk di sofa depan ruang ganti sebagai juri. Dan juga membiarkan Bunda membolak-balik badannya.

"Ini bagus bang cocok di kamu,"ujarnya senang. Melihat salah satu pakaian pilihannya yang pas di kenakan oleh anaknya.

Hizam menganggu dan kembali keruang ganti yang kesekian kali. Namun kali ini ia mengenakan kembali segaram sekolahan dan menyerahkan pakainya kepada Bunda untuk di bungkus.

"Bun,Hizam pulang dulu ya?udah di tungguin di markas,"pamitnya menyalami bundanya.

"Ya udah bang hati-hati,"tuturnya. Menghembuskan dalam nafasnya.

"Titip salam buat Umma,"lanjutnya. Diangguki bunda.

Bunda duduk di sofa depan butik melihat majalah yang tersedia di sana. Sembari menunggu calon mantu dan besannya itu.

"Duh maaf ya lama. Eh Hizam mana Bun?" Tanya Umma dan tentunya Hasna di sampingnya.

"Enggak apa-apa. Itu tadi Hizam udah di tungguin teman-temannya di markas," jawaban Bunda meletakkan majalah di meja.

"Hizam titip salam buat Umma katanya,"lanjutnya bangun dari duduk.

"Alaika wa'alaihis salaam,"ujar Umma menarik garis senyumnya.

Sedangkan Hasna tersenyum kecut. Mendengar dirinya tidak  mendapatkan salam dari Hizam.

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang