Chapter 18

596 25 0
                                    

Pesona geng inti Saturnus tidak ada padamnya. Padahal mereka hanya berjalan beriringan menuju motor mereka yang terparkir di sudut halaman sekolah. Seperti Medan magnet, mereka menarik segala atensi seantero gedung ini. Dengan rapi mereka keluar dari gerbang sekolah. Membelah jalanan serta kerumunan manusia yang bernama perempuan.

Dengan ambisinya, Naufal bergegas turun dari motor. Sembari memegang kamera membidik segerombolan laki-laki yang sedang melakukan aktivitasnya di sana. "Halo guys balik lagi di vlog Naufal,bukan anaknya bahenol."

"Nah, seperti yang kalian lihat. Kita di markas geng Saturnus,"

"Yuhuu babang Hizam juga ikut nongkrong nich," mengarahkan kameranya pada seseorang yang menjadikan viewersnya ramai.

"Ada pak ketu," ujar Ilman di ambang pintu. Mendekat masuk menyalami Hizam yang tengah duduk di sofa meneguk minuman dingin,bersama inti lainnya.

"Bang Umar,nanti malam gue mau setoran,"Ilman duduk di samping Umar.

"Siap,Di masjid Al Fatih kayak biasanya," jawab sang pemilik nama sembari meletakkan kaleng minuman yang sudah tandas.

"Juz berapa Lo?" Sahut Zaky di sudut ruangan bermain catur.

"Masih dikit,"

Ali yang berada di depan PS bersama Adit ikut menimpali"10 juz dia."

"MaasyaaAllah,"Luqman ikut terkagum. Dengan hafalan yang Ilman sudah miliki. Ia tahu betul, temannya itu sedikit susah dalam mengingat. Namun dengan keinginan,upaya dan usaha tidak akan susah untuk menghafal.

"Takbir!" Lanjutnya mengangkat tinggi-tinggi tangannya.

"Allahu Akbar," suara semua orang di ruangan ini menggema.

"Keren,semangat semuanya," sahut Hizam yang turut bangga melihat teman-temannya berlomba menghafal Al Qur'an.

"15 menit lagi,inti kumpul di ruang rapat,"Hizam bangkit dari duduknya. Setelah mendapat anggukan dari teman-temannya.

Di dalam kamar,Hizam sudah berganti memakai kaos oblong berwarna hitam. Merebahkan dirinya di kasur yang tidak sebesar di rumahnya namun tidak kalah nyaman. Menatap langit-langit, mengingat susah senangnya dulu membangun geng Saturnus ini bersama teman-temannya.

'Tok'

'Tok'

Lamunannya dibuyarkan oleh suara itu. Hizam menuju pintu dan membuka. Menampilkan sosok Naufal tentu dengan kameranya.

"Zam, gue lagi room tour nih. Boleh dong spill ruangan Lo," pintanya.

Hizam melihat jam di pergelangan tangannya, ia mengambil kamera dari pemiliknya. Lalu menuntut Naufal bergegas pergi dari sana.

"Zam woy Zam,"berontak si pemilik kamera.

"Ruang rapat," tutur Hizam. Melepaskan pegangan tangannya dan berjalan meninggalkan Naufal.

Di dalam ruangan rapat. Mereka sudah terduduk rapi dengan berkas laporan masing-masing. Dengan raut kusut Naufal ikut hadir di sana.

"Laporan keuangan,aman Zam. Kafe, bengkel, cuci motor," Adit menyebutkan satu persatu usaha milik geng Saturnus. Yang di kelola langsung oleh anggota Saturnus secara bergantian tanpa meninggalkan sekolah.

"Bagus, laporan keamanan?"

"Semuanya aman Zam,"Irsyad angkat bicara. Ia sebagai penanggung jawab di sini.

"Kegiatan sosial kita?"

"Alhamdulillah lancar dan rutin," tutur Umar yang kini bergantian menyodorkan berkasnya.

"Tolong siapin calon anggota Saturnus generasi setelah kita,Yan,"Vian,si pemilik nama mengangguk mengacungkan jempolnya.

"Oke,gue rasa cukup. Rapat gue tutup,"

"Eh-"

"Dokumentasi, enggak Lo tanyain Zam?" Sahut Naufal.

"Lo upload semua di YouTube kan!" Hizam mengangkat satu alisnya. Sedangkan lawan bicaranya hanya cengengesan.

Dibawah sinar rembulan yang memancar, seorang perempuan terbaring di kasurnya, tengah gundah gulana menunggu kabar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibawah sinar rembulan yang memancar, seorang perempuan terbaring di kasurnya, tengah gundah gulana menunggu kabar. Sengaja memang, ia tidak menutup tirai jendela. Membiarkan sang rembulan menyaksikan dirinya yang tergeletak bersama rindu.

Rutinitas barunya,kini menatap layar handphone terasa menjadi debar-debar menyenangkan. Berharap notifikasi sang suami muncul di sana. Entah harap untuk ke berapa ini.

Hari ini,menjadi hari yang panjang bagi Hasna. Ternyata mengasuh rindu tak semudah itu. Jarak memang selalu menyebalkan. Kantuk perlahan menina-bobokkan dirinya. Kini rindu, siap menjelma menjadi bunga tidur.

'Ting'

Sepasang mata yang hampir terpejam sempurna kini membola. Terlonjak bangun dari kasur sangking girangnya, nama Hizam muncul di sana. Jemari itu lihai membuka pesan dan membalasnya. Namun senyum bibir itu mengendur. Salah memang, meletakkan harap pada manusia. Ia menaruh hpnya di meja belajar. Dengan kesal, ia memasuki alam mimpi.

Surah Ar Rum ayat 23

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَامُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاۤؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ

 
Artinya:Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
Referensi: aplikasi cinta Quran

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang