Chapter 38

277 12 0
                                    

Hasna bersyukur suaminya dan teman temannya tiba lebih cepat dari perkiraannya. Ia memilih mundur membawa perempuan yang terbaring di kasur dengan selimut yang sempat Hasna letakkan di atas tubuh perempuan itu. Ia menuntunnya berjalan ke kamar mandi bersama kedua sahabatnya membantu untuk menutupi tubuh perempuan itu dengan selimut. dan membiarkan para pria yang menangani pria itu.

Hizam dan Jovan sama sama kompak menghajar pria itu. Hizam tidak terima pria itu menghajar istrinya sedangkan Jovan murka tidak terima adiknya hendak diperkosa.

"Heh,udah Zam," lerai Irsyad. Menengahi dan menghentikan pergerakan Hizam dan Jovan

"Van,stop?!" sahut salah satu anggota inti Venus.

"Bisa mati tuh orang kalian hajar," sahut Vian.

Tidak lama Polisi datang dan membawa pria itu ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Hasna dan kedua sahabat beriringan keluar dari kamar mandi. Bersama Mora yang kini sudah memakai gamis. Untung saja Acila membawa gamis cadangan di dalam Tote bagnya. Mereka mendudukkan Mora di kasur. Perempuan itu masih sangat terlihat syok.

"Thanks udah nyelametin adek gue," ucap Jovan kepada Hasna yang sedang berdiri di samping Hizam. Hasna hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab ucapan Jovan.

"Mor,kan Abang bilang di rumah aja. Ngeyel banget keluar," omel Jovan. Semua anggotanya dan anggota Saturnus serta Hasna dkk hanya diam memperhatikan.

"Mau jadi kupu kupu malam Lo?" Lanjutnya. Tanpa sadar telah melukai hati adiknya.

"Kemana bokap Lo? enggak ngurusin Lo. Ngedukung dia? anaknya begini?"

"Demen banget pakek baju gituan. Biar apa? BIAR KEREN? ENGGAK MOR. Yang ada cowok pada nafsu lihat Lo pakek baju gituan," lanjutnya menunjuk baju sexy Mora yang telah robek di lantai.

"M-maaf bang," ucap Mora. Dengan nada bergetar. Sungguh ia takut dengan Abangnya ketika marah. Ia melihat Abangnya tidak melakukan apapun ia sudah takut. Bahkan Abangnya bernafas pun menurutnya sangat menyeramkan.

"MAAF MA-"

"GAK USAH TERIAK TERIAK," sahut Acila memotong ucapan Jovan yang belum selesai di ucapkan. Ia tak tega melihat Mora yang sudah nangis sesenggukan di tambah bentakkan dari Abangnya.

"LO JUGA TERIAK," jawab Jovan.

"LO JUGA," ucap Acila tak terima

"LO."

"LO."

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang