Chapter 36

321 14 0
                                    

"Assalamualaikum Na," suara Aiza lewat telepon terdengar gelisah.

"Waalaikumsalam,ada apa Ai?" Jawabnya memiliki pikiran bercabang.

"NA,GENG SATURNUS SAMA GENG VENUS LAGI TAWURAN,"ujar Aiza dengan noise grusak-grusuk terdengar ditelinga Hasna.

Detik itu juga Hasna langsung memasang kaos kakinya dan ke luar kamar tanpa mematikan teleponnya.

Hasna menuruni anak tangga, melihat Ummanya yang sedang meminum teh bersama kedua Abangnya. "Umma, Hasna ijin ke markas geng Saturnus ya?"

"Geng Saturnus sama Venus lagi tauran Umma. Hasna takut Hizam kenapa-kenapa,"lanjutnya dengan nada bergetar.

"Abang antar,Na,"Sahut bang Hamdan diangguki bang Hamzah.


Perkelahian tadi sore tentunya di menangkan geng Saturnus bak tokoh utama yang tidak akan pernah kalah diceritanya.

Kini semua tergeletak di ruang tamu dengan lukanya masing-masing. Meskipun begitu,Geng Saturnus berhasil membawa paksa anggota inti Venus yang berjumlah 7 orang. Sebab, ada kesalahpahaman yang harus diluruskan.

Pintu terbuka menampilkan seorang perempuan berabaya hitam langsung memeluk Hizam di susul bang Hamdan dan Hamzah memasuki ruangan. Sontak anggota inti menyalami kedua Abang Hasna yang dulunya pernah menjadi ketua dan wakil geng Saturnus pada masanya.

"Itu Simpenan Lo?" Tanya ketua Venus tanpa beban. Yang sukses mendapatkan tatapan tajam dari anggota inti Saturnus dan kedua Abang Hasna.

"Selesaiin baik-baik, kita pamit dulu,"ujar bang Hamdan setelah memastikan aman.

"Yok,duluan,"sahut bang Hamzah. Mengekor keluar bang Hamzah.

"Aku gapapa Na,"ucap Hizam membelai kepala istrinya yang masih menempel dipelukannya.

Sontak saja,seisi ruangan iri akan romantika diantara keduanya. Menatap adegan klise namun ya, sudahlah. Suara pintu yang di buka dengan kasar mengalihkan semua pasang mata. Menampilkan manusia paling benar di depan sesama manusia. Perempuan,tentu namanya.

"Ngapain?Lo khawatir sama Gue?"tanya Vian dengan pedenya. Namun anehnya luka di bibirnya sudah tidak terasa.

"A-adit ada bang Jarwo Dit," beo Acila tidak sadar. Ia tercengang dan masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. Bahkan ia bersembunyi di balik tubuh kekar Adit yang berdiri di dekat pintu.

"Ogah,gue kesini mau main sama Hasna,"ujarnya dengan lancar mencari sembarang alasan. Hatinya lega, setelah memastikan baik-baik saja.

"Ai-"ucap Hasna terpotong ia ingin memberitahu,Khimar persegi empat yang Aiza kenakan terbalik antara luar dan dalam.

"Yuk,ke April mart Na,"tuturnya berusaha merangkul tangan Hasna keluar. Dan menarik paksa Acila.

"Tunggu,gue ijin dulu," tuturnya.

"Hasna ke April mart ya kak? Sekalian Hasna beliin obat merah,"lanjutnya mencium tangan suaminya.

"Najis,bucin Lo?" Komentar Jovan si ketua geng Venus. Melihat Hizam membuka pintu lebar-lebar. Mengawasi istrinya yang ke toko sebrang jalan.

"Gue mau damai," ujar Hizam. Dengan muka datarnya.

"Jangan harap itu terjadi," jawab ketua geng Venus.

"Udah bosen gue, tawuran mulu sama Lo pada,"sahut Irvan.

"Mana kalau ngajakin tawuran kagak pernah menang dari kita" sahut Vian.

"Deep banget ga tuh," sahut Naufal terkekeh kecil. Melihat muka para musuhnya menahan kesal.

"Apa sih susahnya damai?" Tanya Irsyad.

"Gue masih ga rela, Hizam ngerebut dia dari gue," jawab ketua Venus dengan ketus.

"Gara gara Hizam dia juga pergi," lanjutnya.

"Su'udzon Mulu," sahut Omar.

"Bodoh. Lo masih percaya sama tuh editan?,"ejek Adit.

"Ternyata anda tidak sepintar yang saya kira kawan," ledek Naufal.

"Itulah kawan. Tidak semua pimpin tuh pintar," timpal Irvan.

"Bacot," umpat ketua Venus.

"Hahaha," tawa anggota inti Saturnus meledak. Kecuali Hizam dan Adit mereka hanya tersenyum tipis lalu kembali datar.

Tawa mereka terhenti melihat Aiza yang datang dengan keadaan kacau. Ia masih berada diambang pintu untuk ngatur nafasnya. Namun sesuatu memaksanya bersuara.

"I-itu," ucapnya yang dengan nafas yang berantakan.

"Di-diculik," lanjutnya.

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang