Chapter 55

271 7 0
                                    

"Wih,pak bos kita nih," ujar Noval mengarahkan kamera yang ia pegang menyambut kedatangan Hizam.

Sekarang ia sudah menjadi content creator bahkan ia sudah mempekerjakan orang-orang untuk mengelola kontennya.

"Aamiin,"sahut Hizam mendaratkan pantatnya di sofa.

"Lah,belum jadi CEO lo?" Tanya Irvan yang kini melanjutkan hobi basketnya bahkan ia sudah memiliki beberapa murid. Kerap kali dirinya juga mengikuti perlombaan di ajang bergengsi.

"Ngecit aja lah Zam," sahut Vian. Si anak tunggal pewaris tahta dengan santai menegguk secantik kopi. Meskipun begitu,ia harus berkuliah dan belajar mengelola perusahaan ayahnya. Sama halnya dengan Irsyad.

"Nggak,mulai dari bawah dulu," tutur Hizam sembari melihat menu yang disodorkan oleh pelayan cafe Saturnus.

"Ini nih,kalau ada si Umar. Udah kelar Lo pada harus dengerin ceramahnya," sahut Irvan.

"Wah apa kabar ya dia?"tanya Naufal yang pikirannya menerawang jauh." Video call coba."

Umar melancong jauh ke negeri Mesir untuk belajar Islam di universitas termasyhur.

"Beda jam," sahut Adit. Akhirnya si makhluk balok es bersuara. Ia kini sedang juga menyandang sebagai kepala IT di sebuah perusahaan dan sama dengan yang lainnya,ia juga melanjutkan kuliahnya.

"Nah babang Adit gimana nih kabarnya?" Tanya Naufal mengarahkan kameranya.

"Alhamdulillah aman," jawabnya seadanya.

Naufal mengacungkan jempolnya,"sip."

"Kira-kira di sana, dia sering nggak ya naik onta?" Tanya Vian pikirannya mulai melenceng.

"Iya juga ya,di sana kan banyak tuh padang pasir," sahut Naufal mengiyakan ceplosan asal si Vian.

"Itu nggak sih, kalau di padang pasir biasnya kena itu fatamorgana," celetuk Irvan.

"Apa sih fatamorgana?lupa ege,"

"Ye, bilang aja nggak tau Lo," Vian kepada Naufal.

"Nih ya, menurut internet Fatamorgana adalah sebuah fenomena bayangan udara di mana ilusi optik yang biasanya terjadi di tanah lapang yang luas seperti padang pasir atau padang es. Peristiwa Fatamorgana terjadi akibat oleh pembiasan cahaya melalui kepadatan yang berbeda, sehingga bisa membuat sesuatu yang tidak ada menjadi seolah ada. nah gitu," lanjutnya.

"Heh, Lo juga browsing ya ege,"ujarnya tak mau kalah. Ia memilih meletakan kameranya di meja. Bersiap jika Vian mengajaknya adu jotos maka itu akan mempermudah ia melarikan diri.

"Ribut sono Lo berdua," tutur Irsyad menutup layar laptopnya. Ia baru saja selesai mengikuti kelas online yang mendadak diadakan oleh dosennya.

"Eh,ada penembakkan ya di perumahan Lo Zam?" Lanjutnya.

"Iya,"

"Lo berdua aman kan?" Tanyanya lagi

"Alhamdulillah,aman,"sahut Hizam.

"Alhamdulillah, pasti agak syok si Hasna" ujar Irsyad. Dan diangguki oleh Hizam.

"Gara-gara kejadian itu, lima orang tewas," sahut Vian.

"Perasaan tuh perumahan elit adem ayem nape sekarang gitu?" sahut Irvan yang juga heran.

"Ada sangkut pautnya ga sih sama bagian si Venus?"timpal Naufal. Ia mengetahui betul, setelah Venus berdamai Jovan dan sebagian lainnya mulai berbenah diri bersama mereka di masjid yang didirikan oleh Saturnus. Sedangkan bagian lainnya, mereka tidak mau menerima perdamaian begitu saja dan membentuk geng baru.

"Dit,coba Lo lacak pelakunya,"suruh Irsyad.

"Sepanjang jalan menuju perumahan dan di pintu masuk perumahan cctv udah mati sejak sepekan terakhir," terang Adit.

"Buset niat bet tuh pelakunya,"sahut Naufal.

"Apa jangan-jangan ulah 'dia' ya?" Celetuk Irvan di setujui Vian.

"Nah bisa jadi tuh, selama ini kan dia diem-diem aja. Kan bisa jadi dia gak sih?" Sahut Vian menggebu.

"Grebek aja lah yuk dia-nya?!" Ajak Naufal yang kangen mendokumentasikan saat tawuran.

"Lo udah cerita sama Hasna Zam? tentang dia?"tanya Irsyad yang membuat seluruh pergerakan teman-temannya berhenti menatap Hizam.

"Gak. Buat apa cerita? Dia ga lebih dari sekedar teman kecil gue dan Hasna masa depan gue," jawab Hizam menekan.

 Buat apa cerita? Dia ga lebih dari sekedar teman kecil gue dan Hasna masa depan gue," jawab Hizam menekan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hasna terbaring menutup lelap matanya di sofa ruang keluarga dengan televisi yang masih menyala. Seorang laki-laki menghampiri dengan gemas melihat tingkah istrinya yang tertidur.

Tanpa basa-basi hizam menggendong Hasna menuju kamarnya.

"Mas?" Ujar Hasna yang terbangun di dalam dekapan tangan Hizam. Sedangkan pemilik nama hanya tersenyum meneduhkan.

---
Assalamualaikum,apa kabar kalian semua? Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca karyaku🤍

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang