Chapter 31

357 16 0
                                    

"Siapa tuh cewek?" Tanya Hasna yang berdiri dengan kedua sahabatnya di pembatas koridor. Seharusnya ia merasa Déjà vu karena momennya begitu persisi dengan beberapa waktu lalu. Melihat Hizam olahraga di lapangan dari depan kelasnya yang berada di lantai dua. namun perasanya berubah kesal.

"Bentar,gue cek dulu akun lambe mleber,"ujar Aiza yang detik itu juga langsung mengeluarkan handphonenya.

"Ih genit banget," celetuk Acila. Yang langsung disetujui Hasna.

"Oh, murid baru pindahan dari New York tapi dia asli Indonesia. Annabela namanya. Fyi,dia sekelas sama Hizam Na," sahut Aiza sembari memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku kanan rok panjangnya.

"WAH TANDA-TANDA TUH NA,BAHAYA BANGET,"pekik heboh Acila.

"Heh,jangan buat hati orang makin panas ya Lo," ucap Aiza yang dari tadi mengamati wajah Hasna.

"Udah panas gue," gumam Hasna. Sedikit memecingkan matanya melihat ke arah Annabela yang semakin membuat drama mendekati Hizam.

"LIHAT,TUH LIHAT NA," ucap Acila melengking. Melihat Annabela yang berpura-pura berlari menabrakkan kepalanya ke punggung Hizam yang sedang bermain voli.

Hasna sangat muak. Ia memilih masuk ke kelas mengikuti pelajaran sejarah yang begitu membosankan dan bisa membuatnya mengantuk. Dari pada di sini makin ia makan hati.

"Lo si,"desis Aiza melihat kepergian Hasna. Ia bisa menyimpulkan temannya itu sangat cemburu dan kesal.

"Hahahaha," tawa Aiza dan Acila yang begitu heboh. Sayang sekali Hasna melewatkan scene klimaksnya. Dimana Hizan berjalan santai  ke arah depan. Membiarkan kepala Annabela yang bersandar di pundaknya hampir tersungkur ke depan.

 Membiarkan kepala Annabela yang bersandar di pundaknya hampir tersungkur ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di dalam mobil putih yang dibeli dengan tabungan Hizam sendiri. Hening,tidak ada percakapan apapun. Hasna lebih asik menatap jalanan yang ramai sedangkan Hizam mengerutkan keningnya,bingung untuk mulai percakapan dengan topik apa. Hizam menyadari perubahan sikap istrinya itu. Padahal biasanya ada saja topik yang istrinya akan obrolkan dengannya.

"Gimana harinya Na?" Tanya Hizam memecah keheningan.

"Baik,"jawab Hasna dengan nada ketus. Bahkan matanya masih enggan menatap suaminya.

"Kenapa?"

"Na? Ada apa?" Lanjutnya. Hizam penasaran dengan diamnya Hasna.

"Laper, pengen cepet pulang," ujarnya sembarangan mencari alasan.

Hizam langsung banting setir membelokkan ke kanan. Memberhentikan mobilnya di kafe Saturnus. Detik itu juga, Hasna menyesali alasannya. Padahal ia masih sangat kenyang dengan nasi kuning dan seblak yang ia pesan di kantin tadi.



Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang