Chapter 61

177 5 0
                                    

"Gue bisa nganter kalian sampai sini aja," ucap Vina. Turun dari mobil hitamnya.

"Kalian lanjut jalan lurus dikit. Hasna ada di gedung tua itu," lanjutnya. Meninggalkan sekelompok laki laki itu.

"Jebakan nggak sih?" Tanya Jovan. Berbisik dengan Irvan yang mengendarai motor di sampingnya. Ujung matanya melihat Vina yang undur diri meninggalkan mereka.

"Zam, woy jangan gegabah,"teriak Irsyad. Melihat Hizam turun dari belakang jok motornya dan berlari ke arah yang Vina tunjukan.

"Gimana nih?" Tanya Naufal.

"Yang pasti. gue nggak biarin Hizam sendirian," jawab Irsyad. Turun dari motornya dan menyusul Hizam. Ia tidak mau Hizam gegabah yang malah menyebabkan kondisi semakin tak karuan.

"Sat motor Lo?" Teriak Irvan. Namun Irsyad sudah jauh dan tidak mendengarkan itu.

"Kita gimana nih?" Tanya Jovan.

"Kabur,"instruksi Adit. Yang lebih dulu melihat sekelompok orang berbadan kekar khas preman mengejar mereka.

Namun instruksi Adit sudah telat. Sekelompok preman yang jumlahnya lebih banyak dari mereka mengepung dari segala arah.

"Gimana nih?" Tanya Naufal panik.

"Lawan," titah Vian.

Di sisi lain,Hizam dan Irsyad berhasil menyusup masuk kedalam. Setalah mengendap-endap dan menyusuri lantai kumuh serta dinding yang usang namun sepertinya masih kukuh.

"Hasna," gumam Hizam. Pandangannya akhirnya menemukan sosok yang ia rindukan. Namun hatinya berdenyut sakit dibuatnya. Ketika melihat Hasna begitu mengenaskan di sana.

Hizam berjalan mendekat dan segara ingin melepaskan lilitan tali kalar di tubuh Hasna. Namun tangannya di cekal oleh seseorang.

Perkelahian sekelompok remaja dan sekelompok preman semakin sengit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perkelahian sekelompok remaja dan sekelompok preman semakin sengit. Karena dua belah pihak sama sama kuat.

Hingga pada akhirnya sekelompok preman itu melarikan diri kocar-kacir melihat kedatangan beberapa polisi yang di bawa kedua Abang Hasna serta ayah Ahsan.

"Woy. Jangan kabur Lo kunyuk," teriak Vian. Merasa tanggung dan belum puas menghajar salah satu preman itu.

"Kalian gapapa?" Tanya bang Hamdan.

"Lo telat bang. Nih muka kita pada udah bonyok," omel Naufal.

"Tau gini gue datangnya ntar subuh aja. Biar Lo mati di tangan tuh preman," sahut bang Hamzah. Menggulung lengan kemejanya.

"Hizam mana?"tanya bang Hamdan.

"Di dalem nyari bininya," jawab Jovan.

"Mari kita masuk ke dalam pak," ajak salah satu pak polisi.

"Merinding banget gue," tutur Naufal. Melihat gedung tua yang menyeramkan ini.

"Dor," celetuk Irvan. Menyentuh pundak Naufal dari belakang.

"ADIT GUE TAKUT DIT,"teriak Naufal. Reflek memeluk lengan Adit.

Semua pasang mata menatap Naufal. Tentunya memberikan tatapan aneh.

"Brisik," sahut Adit. Melepaskan paksa pelukan Naufal.

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang