Chapter 62

233 9 0
                                    

Dengan sengaja Annabela menembak lampu  terbungkus kap yang tergantung di atas Hasna.

Hasna menutup erat matanya. Mencoba me-mindset otaknya agar bayangan kelam beberapa tahun tidak hadir menambah kekacauan mental Hasna. Dan jangan lupakan Pecahan lampu yang mengguyur dirinya.

"Kita mati bareng aja yuk?" Tawar Annabela. Membelai pipi Hasna

"GILA LO. NGGAK, GUE NGGAK MAU"maki Hasna.

"Iya gue gila gara-gara suami Lo sialan,"teriak Annabela.

Hizam dan Irsyad mempercepat langkahnya menuju titik suara.

"Selamat datang sayang," ucap Annabela. Pendengarannya mendeteksi ada derap langkah yang akan datang dan benar saja. Langsung saja ia mendekat dan  Membelai rahang tajam Hizam.

Dengan wajah datar Hizam menatap tajam Annabela. mencekal tangan Annabela dan menyingkirkan tangan hina itu dari wajahnya.

"Eh mau kemana sayang?" Ujar Annabela. Memeluk Hizam dari belakang.

Hizam mendorong kencang tubuh Annabela hingga tersungkur di lantai.

"Kalian mendekat. Hasna gue tembak," ancam Annabela. Yang langsung bangun dari lantai mendekati Hasna dengan menodongkan pistolnya tepat di depan kening Hasna.

Hasna di tempat sudah pasrah. Kepalanya berdenyut hebat. Rasanya tak kuat lagi. Ia mencoba menutup matanya berniat supaya sakit di kepala reda.

Hizam terpaksa menghentikan langkahnya. Setelah ancaman itu keluar dari mulut Annabela. Demi keselamatan istrinya ia terpaksa menuruti Annabela.

"Mau Lo apa?" Tanya Hizam. Benar benar sudah kehilangan akal.

"Mau aku?aku mau kita nikah,"jawab Annabela dengan nada manjanya.

"Jangan mimpi Lo ,"hardik Irsyad.

"Why not? Hizam dulu juga pernah bilang kalau dia mau nikahin gue," ujar Annabela dengan bangga. Mantap tajam Irsyad dengan senyum miringnya.

"Ucapan seorang anak kecil. Yang dulu nggak tau apa-apa tentang pernikahan. Dan setalah anak kecil itu tumbuh dewasa,Lo tagih janjinya sesudah miliki istri?" Ucap Hizam. Tersenyum remeh pada Annabela.

"IYA. LO HARUS MILIK GUE ZAM, BUKAN MILIK DIA," jawab Annabela. Membesarkan volume suaranya. Menunjuk Hasna dengan jari telunjuknya.

"GUE BENCI LIHAT DIA HIDUP,BAHKAN DIA BISA LEBIH BAHAGIA DARI GUE,"lanjutnya semakin berteriak.

"DIA BISA DAPETIN SEMUANYA. SEDANGKAN GUE? HAHAHA"

"ORANG TUA GUE CERAI,GARA GARA AYAH DIA,"

"MAMA GUE GILA, GARA-GARA AYAH DIA,"

"DAN HIDUP GUE,SENGSARA SETELAH ORANGTUA GUE CERAI,"

"GUE AKAN SINGKIRIN,APA YANG MENGHAMBAT KEBAHAGIAAN GUE,"ucap Annabela. Menodongkan kembali pistolnya tepat di depan kening Hasna. Nafasnya memburu. Pandanganya menyapu seisi ruangan melihat kedatangan sekelompok orang.

Annabela menjatuhkan pistolnya. Melihat Sekelompok polisi mendekat. Ia berlari menuju arah jendela. Tidak memikirkan lagi tinggi bangunan gedung ini. Ia cukup nekat loncat untuk melarikan diri.

"Alhamdulillah," gumam Hasna lega. Akhirnya drama ini selesai,pikirnya.

Hizam berlari mendekati Hasna. Melepaskan ikatan tali kalar pada istrinya dan mendekapnya sangat erat.

"Hasna takut," adunya berbisik. Menggantungkan tangannya di kedua pundak Hizam.

"Aku ada di sini," jawab Hizam. Merengkuh tubuh mungil istrinya.

Tiba-tiba pelukan itu mengendur. Hasna jatuh tak sadarkan diri. Untungnya Hizam memegang pinggang Hasna. Supaya tidak jatuh membentur lantai kumuh.

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang