"nungguin Hizam ya?" Tanya Acila di dekat telinga Hasna.
Hasna tersentak kaget. Matanya yang dari tadi menatap jendela tidak bisa mengelak lagi untuk berbohong.
Aiza menarik kursi untuk duduk lebih dekat dengan Acila dan Hasna,"lagi pada rapat sama kepsek Na."
"Kok tau?wah Lo mata-matanya Hizam ya Ai?" Tanya Acila dengan wajah penasarannya.
"Nih,dari story WhatsApp nya Vian," ujarnya dengan malas menyodorkan layar handphonenya.
"Cie masih nyimpen nomernya,"
"Enggak. Ini tuh kalo ada apa-apa kan biar gampang,"Aiza gelagapan menjawab pertanyaan konyol Acila.
"Biar gampang gak tuh,"sahut Hasna yang gatal melihat temannya itu salting.
"Keluar yuk,"ajak Aiza yang ingin kabur dari topik tersebut.
Ketiganya berjalan di koridor yang ramai. Hingga mata Hasna menangkap siswi baru itu masuk ke ruangan kepala sekolah. Yang dimana suaminya serta anggota inti Saturnus, OSIS dan organisasi rohis berada.
"Ngapain Na?" Tanya Aiza yang melihat Hasna mengendap-endap di ujung tembok ruang kepala sekolah. Dengan sedikit memunculkan kepalanya.
"Annabela masuk ke ruang kepala sekolah. Ngapain juga? jawab Hasna yang memancing kedua sahabatnya mengikuti tingkahnya.
"Sabar ya perut,"gumam Acila yang paling belakang kedua sahabatnya tengah mengintip.
Aksi mereka membuahkan hasil. Mereka mendapati Hizam dan anggota inti Saturnus keluar ruangan dengan Annabela yang berdiri di samping Hizam membersamai langkahnya. Ketiganya lantas mengendap-endap mengikuti target dengan pelan. Hingga sampai di kantin. Mereka mengambil tempat untuk bisa mengawasi tapi aman tidak terlihat target.
Annabela dengan sengaja duduk di bangku dekat Hizam. Padahal Hizam sudah berupaya pindah namun tetap saja ia mengikuti. Mau tak mau Hizam menerima kehadiran satu makhluk itu. Bahkan saat makanan Hizam datang Annabela langsung mengambil alih. Meracikkan sambel,saus,serta kecap. Tidak sampai di situ, Annabela menyodorkan suapan sendok di depan mulut Hizam.
Dengan kasar Hasna menggebrak meja tempat ia duduk. Kedua sahabatnya berusaha mendudukkan Hasna lagi untuk menenangkan. Namun kenyataannya, Hasna menghampiri meja geng inti Saturnus dan dengan geram nyiram Annabela dengan seporsi soto milik Hizam itu.
Semua pasang mata di kantin terbelalak tercengang tidak menyangka,Hasna bisa seberani itu bertindak.
"Maksud Lo apaan?" Tanya Annabela dengan nada tinggi serta menahan panas badannya yang terkena kuah panas.
"Lo yang apaan?" Sewot Hasna tak kalah melotot.
"Seenaknya deket-deket suami orang,"
"Suami?halu Lo?" Annabela menepis mentah-mentah.
"Itu fakta ya!" Dengan tegas Hasna berujar.
"Halah bacot doang nih orang gila dateng-dateng," Tangan Annabela langsung menarik Khimar yang Hasna kenakan. Sontak aksi itu membuat satu kantin menjerit heboh.
Hizam yang berusaha merelai pun sia-sia. Kedua perempuan itu bak di pertandingan tinju saling asik dengan lawannya masing-masing. Kamera CCTV di sudut kantin pun mereka abaikan.
Hingga suara peluit pak Ageng menggelar memisahkan keduanya,"kalian berdua ikut bapak ke BK."
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Takut Nikah Muda
SpiritualCerita ini bukan tentang perjodohan. Bukan juga tentang nikah muda karena sebuah insiden. Tapi ini tentang cerita anak SMA yang berani mengutarakan cintanya dengan akad nikah di usia muda mereka. "Mau hidup bersama meraih jannah-Nya?" "Bismillah Has...