Chapter 30

392 21 0
                                    

"Ih,tangan gue kena eek cicak,"rengek Acila kepada kedua sahabatnya.

"Hih jorok banget Lo ," ujar Aiza bergidik ngeri.

"Cuci tangan sana,"titah Hasna.

"Anterin ke kamar mandi yuk," ajak Acila. Hasna dan Aiza berjalan di belakangnya menuruti kemauannya.

"Nih bocah,di dalem tidur apa gimana sih?" Ucap Aiza yang kesal. Kakinya sudah pegal menunggu Acila di luar bersama Hasna.

"Tinggalin yuk,"ajaknya pada Hasna.

"Kok di tinggalin?" Teriak Acila di ambang pintu. Padahal Aiza dan Hasna baru membalikan badannya belum melangkahkan kakinya pergi.

"Bodo salah Lo lama," ujar Aiza bergegas berlari.

"Ayo balapan ke kantin," teriak Aiza yang sudah lari duluan.

"Curang woy,"Teriak Hasna menyusul Aiza berlarian.

"Tungguin," Teriak Acila yang tertinggal jauh.

Ketiganya mengabaikan tatapan aneh dari pengguna koridor yang beberapa diantaranya tengah membaca dan nyemil.

"AIZA HASNA BERHENTI LO BERDUA"pekik Acila kencang. Membuat beberapa murid yang berada dikelas sampai menengok keluar guna mengetahui apa yang terjadi.

Hasna dan Aiza tak menanggapi pekikan Acila. Mereka terus saja berlari dengan tawa yang menghiasi wajahnya. Sampai para  kaum Adam yang melihat itu  terkagum kagum karena kecantikan yang terpancar dari  Hasna.

Sementara diujung koridor. Terlihat Hizam dan para sahabatnya yang baru keluar dari area kantin. Lelaki itu berjalan dengan wajah datarnya dan pandangan tajamnya.

Matanya fokus pada seorang perempuan yang amat sangat ia cintai. Tapi tidak melebihi cintanya kepada Illahi.  Perempuanya sedang berlari dengan tawa yang menghiasi wajah cantiknya. Ia tersenyum simpul melihat kebahagiaan yang terpancar jelas diwajah Perempuanya itu.

"MaasyaaAllah sampai tuh Hasna jatuh. Gue hajar tuh lantainya"celetuk Irvan begitu melihat Hasna yang tengah di depan sana. Hizam yang memang dasarnya posesif langsung memberikan tatapan tajamnya kepada Irvan.

"Mampus pawangnya marah," ledek Naufal.

"Bercanda Zam. Gue ga bakal rebut tuh bini Lo," ucapnya. Dengan mengangkat dua jari membantu huruf V.

Hingga Hasna tidak menyadari tali sepatunya lepas. Keseimbangan tubuhnya oleng dan berakhir dirinya yang hampir saja tersungkur. Dengan refleks yang tepat Aiza menarik tangan Hasna supaya tidak jadi mencium lantai.

"Ponakan gue,"tutur Irsyad. Hendak berlari mengejarnya tapi sudah keduluan oleh Hizam.

"Udah jadi bini orang. Masih demen lari-larian," ujar Irsyad menghampiri Hasna.

"Maaf,"ucap Hasna menundukkan kepalanya. Ia merasa bersalah melihat suaminya khawatir bahkan sampai berlari kearahnya.

"Gapapa kan?" Tanya Hizam. Menarik dagu Hasna dengan jarinya. Supaya istrinya menatapnya.

Hasna menggeleng singkat dan tersenyum ke arahnya. Hizam pun langsung mendekap istrinya. Hasna dengan senang hati melingkarkan tangannya di pinggang suaminya serta menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik suaminya itu.

"Jomblo bubar,"instruksi Naufal dengan wajahnya yang malas. Memang kedua sejoli itu selalu sukses membuat dirinya iri. Ia  langsung membalikan badannya pergi dari sana dan langsung dikuti oleh para sahabatnya dan kedua sahabat Hasna.

Siapa Takut Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang