"Hasna? Mau kemana?" Tanya Jovan yang baru saja keluar ruangan melihat Hasna berjalan membawa tiang infusnya sendiri.
"Ke taman belakang,bosen di kamar Van," jawab Hasna yang antensinya terfokus dengan seseorang terbaring dibalik jendela kaca transparan.
"Dia lumpuh,Na,"tutur Jovan tersadar Hasna mulai bergetar ketakutan.
"Nggak bakal lagi ngejar Lo,"lanjutnya sukses melihat perempuan itu menatapnya.
"Eh,kok sendirian? Hizam mana?" Jovan celingak-celinguk berusaha menepis rasa canggung.
"Ada meeting sama klien,Van,"sahutnya mendudukkan diri di kursi tunggu.
"Apa yang Lo mau tau,Na?" Jovan ikut duduk disamping Hasna berjarak satu tempat duduk. Persis seperti pandemi, social distancing.
"Dulu kita bertiga sahabatan, karena dulu kita satu kompleks perumahan sampai SMP,suami Lo baik Na, sangking baiknya Bela nganggep Hizam pahlawannya," ujarnya menyenderkan punggungnya pada dinding.
"Bela?" Hasna mengerutkan keningnya.
"Annabela,Bela panggilan gue ke dia,"senyum malu-malu pun terbit di wajah laki-laki itu.
"Awalnya, kasian ngelihat dia di umur yang masih kecil Mamanya gila masuk RSJ dan dia kekang ayahnya, enggak jarang dia kena pukul kalau enggak memenuhi ekspektasi gila dari bokapnya,"
"Bela yang enggak dapat kasih sayang sama orang tuanya,dia selalu nyari itu ke kita. Baik bunda Hizam maupun bunda gue selalu welcome ke dia,"
"Karena terus bareng-bareng,gue mulai punya rasa ke dia. Tapi dia,punya rasa ke Hizam. Mirisnya Hizam cuman anggep dia sebagai adiknya." Jovan terkekeh singkat lalu melanjut bercerita.
"Sampai kita SMA kelas satu,gue coba nembak dia dan diterima. Hingga gue sadar,gue dijadiin perantara biar bisa deket sama Hizam, karena kita bertiga beda SMA dan dia satu SMA sama gue,kalau Lo enggak tau,"
"Sangking cintanya sama Hizam. Bela adu domba gue,yang masih jadi pacarnya sama Hizam. Setelah buat kerusuhan,Bela mutusin gue dan kabur ikut ayahnya ke New York,"
"Gue rasa,wajar kalau dia segitunya sama Hizam. Bahkan nekat culik Lo,ya karena dia enggak terbiasa tanpa Hizam,Na. Di-"
"Van,gue ke sana dulu ya,"Hasna menyela. Detik itu juga ia ingin menghilang bersama mata yang memanas. Sudah tak kuat lagi mendengarkan cerita dari Jovan. Ia memilih melangkahkan kakinya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Takut Nikah Muda
ДуховныеCerita ini bukan tentang perjodohan. Bukan juga tentang nikah muda karena sebuah insiden. Tapi ini tentang cerita anak SMA yang berani mengutarakan cintanya dengan akad nikah di usia muda mereka. "Mau hidup bersama meraih jannah-Nya?" "Bismillah Has...