35

634 49 21
                                    

Kentring manik:" tidak papa putraku Nanda kian Santang, masih ada ibunda yang bisa merawat rayihmu".pintanya.

Kian Santang:" tidak papa bunda percuma juga aku pergi rayih surawisesa masih menggenggam tangan ku erat sekali". Jawabnya sambil melihat tangannya yang masih di pegang.

POV. Abikara:"( sumpah pengen ku buang aja nih rayih surawisesa)".

Kentring manik:" baiklah tolong jaga rayih mu ya". Di angguki kian Santang dengan senyuman.

Ambet kasih:" kalau begitu kita pergi ya ". Ucapnya sambil melihat yang lainnya.

Kian Santang:" baik bunda".

Subang larang:" baiklah mari putra-putra ku ". Dia melirik anak-anak nya.

POV. Gagak ngampar:"( awaskau rayih prabu)".

POV. Abikara:"(kalau begitu aku akan melukai diriku sendiri, agar rayih kian Santang memperhatikan ku)". Kegoblokan abikara.

Setelah semua pergi saat ini tinggal kian Santang dan surawisesa yang masih berada di wisma nya. Kian Santang pun duduk di dekat surawisesa dengan meneteskan air mata air matanya mengenai tangan kanan surawisesa.

Tes💧... Tes💧...

POV. Surawisesa:"( jagat dewa Batara Raka kian Santang menangis kenapa, apa Raka tidak mau merawat ku)". Khawatir nya.

Kian Santang:" hikss... Maafkan aku rayih hiks.... Gara gara aku kau jadi seperti ini hikss... Seharusnya aku tidak mendorong kau juga ke kolam mungkin kau tak akan sakit seperti ini hiksss...". Mendengar itu surawisesa jadi ikut bersedih .

POV. Surawisesa:"( Raka aku mohon jangan menangis itu bukan kesalahan mu Raka )". Ucapnya dalam hati.

Setelah lama menangis kian Santang pun mengusap air matanya dan menyuruh emban untuk membawakan kompresan.

Kian Santang:" emban!!!!emban..,". Panggilnya tak lama kemudian datanglah 2 emban dan berjongkok atau duduk.

Emban 1:" sendika Gusti Senopati".

Kian Santang:" tolong ambil kain dan air hangat untuk rayih prabu sekaligus makanan untuk rayih prabu". mintanya.

Emban 2:" sendika Gusti Senopati". Pergi dari tempat tak berselang lama mereka datang dan membawakan apa yang kian Santang minta.

Emban 1/2:" ini Gusti Senopati". Menyerahkan kompresan.

Kian Santang:" ah terima kasih banyak kalian boleh kembali ". Perintah nya.

Emban1/2:" sendika Gusti Senopati ". Pergi meninggalkan tempat.

Kian Santang pun mulai mengkompres kening surawisesa namun...

Kian Santang:" astaghfirullah aladzim kalau tangan rayih prabu terus memegang tangan ku seperti ini bagaimana aku mengompres nya". Bingungnya.

Kian Santang pun membelah raga menjadi 2 dan raga keduanya mengompres surawisesa.

Kian Santang:" nggk ada cara lain selain membelah raga bismillahirrahmanirrahim... Tolong kau kau kompres kening rayih prabu ". Di angguki raga keduanya setelah selesai raga keduanya masuk kembali atau menyatu .

Kian Santang:" cepat sembuh rayih". Senyumnya sambil memandang wajah surawisesa yang masih tidur ( boong tu aslinya pura-pura) tak lama kemudian kian Santang tertidur di bahu kanan surawisesa ( bisa dibilang posisi kian Santang tidur itu miring dan kepalanya di taruh di bahu kanan surawisesa di jadikan bantal) dan tak lupa baca doa sebelum tidur.

Sementara di luar wisma surawisesa.

Ternyata ada abikara, Walangsungsang, Surosowan,dan gagak ngampar yang geram melihat kemanjaan surawisesa kepada kian Santang.

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG SEASON 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang