48

603 59 44
                                    

Sudah satu bulan penuh dan mereka keluarga Padjajaran belum juga menemukan keberadaan di mana darah suci itu berada....

Saat ini di taman istana ada sosok pemuda yang memiliki wajah yang sama dengan seseorang yang saat ini masih setia dengan tidur nya...

Ya dia abikara, dia merenungi dirinya. dia mengarahkan wajahnya ke langit dan melihat langit yang begitu gelap dan di hiasi bintang-bintang di sana. Dia tidak sadar jika dia telah mengeluarkan air matanya karena merindukan seseorang. Dia pun memejamkan matanya...

Tes 💧.... Tes 💧... Tes 💧....

Abikara:" mau sampai kapan kau akan seperti ini rayih, aku benar-benar sangat merindukan mu. Betapa sepinya istana tanpa mu rayih. Seandainya kau tak menyelamatkan ku dan mengorbankan nyawamu, mungkin saat ini aku lah yang ada di posisimu. ya Allah aku memohon kepada mu berilah aku petunjuk untuk mencari keberadaan air suci itu untuk kesembuhan rayihku, aku benar-benar sangat merindukan rayih kian Santang".

Di kejauhan ada gagak ngampar yang melihat abikara yang frustasi karena begitu merindukan rayihnya.

Gagak ngampar:" ini semua salahku, seharusnya waktu itu aku bisa mempercayai rayih Kian Santang dan tak menyakiti nya, mungkin ini semua tak akan terjadi". Gagak ngampar pun segera pergi di tidak ingin mengganggu abikara.

.
.
.
.
.
.

Di wisma kian Santang.....

Saat ini yang menjaga Raden Kian Santang adalah Walangsungsang dan Rara Santang, sementara yang lain sudah pergi beristirahat...

Rara Santang yang dari kemarin masih setia meneteskan air matanya, dia benar-benar tak kuat melihat rayihnya seperti ini.

Rara Santang:"  hiks.... Rayihhh... Mau sampai kapan kau akan seperti ini hiksss... Sudah 1 bulan kau menutup matamu itu rayih hikss... Semua keluarga Padjajaran sangat merindukan mu rayih...".

Walangsungsang:" rayih Rara Santang bersabarlah kita tidak boleh putus asa kita harus terus berdoa agar kita bisa sesegera mungkin mendapatkan air suci itu dan mengembalikan rayih kian Santang ". Mencoba menenangkan rayih nya.

Rara Santang:" Raka apa yang harus kita lakukan Raka hikss... Sudah beberapa kali kita mencoba mencari nya tapi air suci tak kita dapat kan Raka hikss...". Walangsungsang memeluk Rara Santang.

Walangsungsang:" jangan lah seperti itu rayih kita harus percaya akan kebesaran Allah.  jika Allah sudah menghendaki kita untuk menemukan penawarnya maka Allah pasti akan memberi kita jalan rayih". Rara Santang melepaskan pelukan.

Rara Santang:" hiks... Astaghfirullah aladzim kau benar Raka hidup dan mati ada di tangan Allah hikss...". Menghapuskan air matanya.

.
.
.
.
.

Ditempat surawisesa...

Ternyata bukan hanya abikara, gagak ngampar, Walangsungsang,dan Rara Santang. Yang tidak bisa tidur mereka terus memikirkan ke adaan kian Santang.

Surawisesa:" aku sangat merindukan mu Raka, Raka aku rindu suara mu, aku rindu berlatih bersama mu Raka, kapan kau akan membuka matamu itu Raka. Oh jagat dewa Batara aku mohon tolong kembalikan Raka ku aku sungguh-sungguh merindukan nya". Memohonya.

.
.
.
.
.
.
.

Di Cirebon...

Layang kusuma saat ini sedang berfikir keras dia juga samanya merindukan kian Santang tapi karena egonya dia untuk memiliki kian Santang untuk menjadi satu-satunya adik nya seseorang telah membutakanya.

Layang kusuma:" bagaimana ini sudah 1 bulan rayih kian Santang tidak sadarkan diri, dan keluarga Padjajaran tetap mencari air suci itu aku pun juga tidak dapat menemukan nya, apa aku berikan saja penawar ini ke Padjajaran dengan syarat mereka harus menyerah kian Santang kepada ku, tapi itu tidak mungkin keluarga Padjajaran tak akan mau menyerahkan kian Santang kepada ku, tapi jika terus seperti ini kasian rayih kian Santang. Hah tidak tidak pokoknya rayih kian Santang harus menjadi milikku lebih baik aku tunggu saja".

.
.
.
.
.
.
.

Hari sudah menjelang pagi....

Mereka tidak ada yang mau makan, mereka sudah datang ke wisma kian Santang.

Surosowan:" Raka mau sampai kapan Raka akan seperti ini aku merindukan Raka, masih banyak dosa dosa ku kepada ku Raka". Tangsinya.

Abikara:" rayih aku mohon buka matamu Rayih, kau pasti mendengar kan ku kan ". Air mata abikara menetes di tangan kian Santang membuat Sukma kian Santang keluar dari raganya.

Kian Santang:" tidak aku ingin melihat kalian menangis. Ayahanda, bunda,Raka,yunda,rayih aku mohon jangan seperti ini. Aku mohon jangan menangis ". Tanpa sadar Sukma kian Santang menangis dan bukan itu saja Raga kian Santang juga ikut mengeluarkan air mata.

Ratna Wulan:" hah jagat dewa Batara ayahanda bunda Raka rayih liat rayih kian Santang menangis". Mereka semua juga terkejut melihat kian Santang menangis.

Subang larang :" putraku kau menangis NK kau pasti mendengar suara kita kan. Sadarlah putraku hiks...". Tak lama kemudian munculah cahaya dari air mata kian Santang.

Rara Santang:" ibunda , ayahanda Raka rayih liat air mata rayih kian Santang bercahaya ".

Abikara:" kau benar yunda jangan jangan".

Sringggggggghhhhh.....

Wushhhhhh......

Sukma kian Santang:" akhh.. ada apa ini ekhhh". Kian Santang tertarik dari bersatu kembali dengan raganya.

Walangsungsang:" jangan jangan air suci itu adalah air mata rayih kian Santang ". Terkejut nya.

Siliwangi:" kelihatan nya benar putraku".

Tak lama kemudian kian Santang membuka matanya perlahan dan dia melihat keluarga nya sedikit memburam dan lama kelamaan menjadi jelas.

Abikara:" rayihh Alhamdulillah kau sudah sadar rayih". Memeluk kian Santang.

Kian Santang:" Ra...KA.. Bun...da ak.. apa... Yang terjadi ". Suara serak nya.

Ambet kasih:" putraku kian Santang sebaiknya kau jangan banyak bicara NK kau baru saja bangun dari tidur mu". Di angguki kian Santang tak berselang lama gagak ngampar bersimpuh dia memegang tangan kian Santang.

Gagak ngampar:" rayihh... Maafkan aku rayih..  maafkan aku... Ini semua salahku rayih kau seperti ini gara-gara aku ".

Kian Santang melepaskan tangannya dari genggaman gagak ngampar membuat gagak ngampar berfikir kian Santang pasti marah kepada nya. Tapi nyatanya tidak kian Santang meletakkan tangan kanannya di atas tangan gagak ngampar dan tersenyum tipis.

Kian Santang:" jangan..  salahkan dirimu Raka akh.. aku tidak papa ini bukan salahmu ... Aku seperti ini sudah takdir dari Allah kepada ku ". Di angguki gagak ngampar.

Surawisesa:" Raka bagaimana keadaan mu apa ada yang sakit".

Kian Santang:" tidak papa rayih prabu. Maaf jika aku merepotkan kalian lagi".

Siliwangi:" putraku kian Santang jangan berkata seperti itu. Kita semua adalah keluarga jadi jangan pernah kau merasa sendiri dan terbebani".

Subang larang:"benar putraku". Mengelus rambut kian Santang.

Rara Santang:" sebaiknya rayih istirahat kau baru bangun rayih". Di angguki kian  Santang dan dia pun mulai memejamkan matanya.

.
.
.
.
.

Layang kusuma:" jadi rayih kian Santang sudah sadar".

Suruhan:" benar Gusti prabu ternyata air suci yang kita cari adalah air mata milik Raden kian Santang sendiri".  Layang kusuma mendengar nya itu tersenyum tapi dia merasa gagal.

Layang kusuma:"( kau benar-benar rayihku yang istimewa rayih, bahkan saking istimewa nya dirimu tuhan tak mendukung ku untuk menjadi kan kau satu-satunya adikku. Tetap lah sehat rayih jangan pernah sakit lagi)".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung....

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG SEASON 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang