46

564 46 3
                                    

Saat ini di ruang pengobatan masih ada abikara,Subang larang, Walangsungsang, Rara Santang,dan Siliwangi. Mereka yang lain sudah kembali ke wisma mereka karena prabu Siliwangi yang menyuruh mereka untuk beristirahat.

Siliwangi:" Dinda Subang larang sebaiknya Dinda juga istirahat". Memegang pundak kiri Subang larang, sedangkan Subang Larang masih setia melihat wajah putra bungsu nya yang tak kunjung membuka matanya.

Rara Santang:" benar bunda aku tidak ingin ibunda juga sakit, rayih Kian Santang juga pasti tidak menginginkan Nya bunda". Memandang bundanya.

Subang larang:" bagaimana bunda bisa istirahat jika adik kalian seperti ini, ibunda tidak akan bisa istirahat". Tiba-tiba ada suara kian Santang di ruangan itu tapi kian Santang nggk bangun ya cuma suaranya aja yang tiba-tiba muncul di ruangan itu.

Suara Kian Santang:" bundaaa". Suara menggema kian Santang. Semua yang disana terkejut tapi juga bingung  karena kian Santang masih tak sadar lalu dari mana suara ini.

Rara Santang:" rayih... Rayih kian Santang".

Walangsungsang:" subhanallah bukankah ini suara rayih kian Santang ayahanda bunda, tapi rayih Kian Santang masih tak sadarkan diri ".

Abikara:" benar Raka rayih..".

Suara Kian Santang:" benar Raka ini adalah suaraku. Kalian hanya bisa mendengar suara ku tapi tidak dengan wujud ku".

Siliwangi:" putraku kian Santang apakah kau baik-baik saja nak". Tanya nya.

Suara Kian Santang:" aku baik baik saja ayahanda, bunda, Raka ,yunda dan ayahanda lebih baik kalian beristirahat jangan paksakan diri kalian untuk menjaga ku".

Abikara:" apa maksudmu rayih sudah jelas jelas kami disini sangat khawatir pada mu dan tentu saja kmi akm menjaga mu rayih".

Rara Santang:" benar rayih kalau bukan kita siapa lagi ??!!".

Siliwangi:" benar putraku".

Suara kian Santang:" terima kasih atas perhatian mu yunda Raka, tapi aku tidak ingin kalian sakit apalagi ayahanda dan bunda insyaallah Allah SWT akan selalu melindungi dan menjagaku". Suara kian Santang sudah menghilang .

Walangsungsang:" baiklah  bunda Ayahanda rayih Rara Santang sebaiknya kalian istirahat biar kamilah yang akan beristirahat di samping kanan kiri rayih kian Santang ". Di angguki mereka kecuali Rara Santang yang langsung memasang wajah GK setuju.

Rara Santang:" ah Raka selalu begitu aku juga ingin tidur di samping rayih kian Santang Raka". Kesalnya.

Walangsungsang:" kalau kau ingin istirahat disini tempatnya GK muat rayih, sudah ini khusus laki-laki sama laki-laki".

Rara Santang:" tapi aku disini juga kakaknya ".

Abikara:" udh udh sebaik nya yunda ke wisma yunda ".

Subang larang:" mari putriku ". Mendengar itu Rara Santang menghentakkan kakinya ( tapi nggk marah kok) dan pergi dari sana diikuti prabu Siliwangi.

Walangsungsang dan abikara mulai memposisikan diri mereka untuk tidur di samping kiri kanan kian Santang sekaligus memeluk nya.

.
.
.
.
.

Saat ini kondisi wistapati benar benar di ujung tanduk gara gara layang kusuma menyerangnya bertubi-tubi dengan pedang Samsir nya.

Wistapati:" cu........ Cukup  a.. ampun.
Tolong hentikan ekhh... Aku... Aku akan memberikannya...". Pasrah nya.
Sedangkan layang kusuma yang mendengar itu pun berhenti dan memutar-mutar kan pedangnya.

Layang kusuma:" kenapa nggk dari tadi sih. Padahal pedang ku saat ini sangat lapar". Tatapan tajamnya.

Wistapati:" aku mohon jangan bunuh aku ". Memohonya.

Layang kusuma:" baiklah sekarang cepat kau berikan penawar itu kepada ku sebelum pedang Samsir ku yang lapar ini menjadikanmu santapan nya ".  Wistapati menunjukkan meja di wismanya dan layang kusuma pun pergi dan mengambil penawar itu.

Layang kusuma:" hahaha dengan begini aku bisa mengancam keluarga Padjajaran untuk menyerahkan rayih kian Santang kepada ku. Maaf kan Raka mu ini rayih padahal ku sangat membutuhkan ramuan ini tapi aku melakukan ini agar kau selalu bersamaku kau hanya adikku seorang ". Posesifnya.

Sringggggggghhhhh...
Menghilang.

POV. Wistapati:"( bedebah kau  sandang Lawe, awas saja kau aku akan membalas dendam)".

.
.
.
.
.
.
.

Sudah 3 Minggu kian Santang tak sadarkan diri. Membuat keluarga Padjajaran menjadi dingin dan kehilangan cahaya kebahagiaan.

Di tempat prabu Siliwangi saat ini ia, sedang bertapa untuk mencari penawar untuk menyembuhkan kian Santang dari masa koma nya. Tak lama kemudian datanglah resih kuncung putih.

Sringggggggghhhhh....

Kuncung putih:" ambuing... Ambuing.. ger prabu ada apa ger mengapa kau merasa gelisah seperti ini ger prabu ". Tanya nya

Siliwangi:" resih kuncung putih terimalah hormat hamba. Saat ini hamba memikirkan nasib putraku resih, semenjak putraku kian Santang koma seluruh keluarga ku menjadi diam mereka seperti kehilangan cahaya resih, tolong bantu aku resih".

Kuncung putih:" ambuing.... Ambuing... Jagat dewa Batara hmmm... Ger prabu. asal ger prabu tahu  bahwa putramu kian Santang  bagaimana rembulan, tempat yang gelap akan terang jika ada cahaya, sama seperti putramu Nanda prabu dia selalu membawa cahaya bagi kegelapan yang membutuhkan penerangan ".

Siliwangi:" lalu apa yang harus hamba lakukan resih, hamba tidak ingin keluarga ku seperti ini ".

Kuncung putih:" sebenarnya ada dua penawar Nanda prabu, 1. Air suci yang bisa menyembuhkan putramu namun tidak ada yang tau keberadaan air suci itu, 2. Penawar yang ada di tangan prabu layang kusuma dari kerajaan Cirebon, jika kau ingin putramu segera sadar mi talah kepadanya namun ada syaratnya ".

Siliwangi:" apa itu resih".

Kuncung putih:" kau mau memberikan putramu kian Santang kepadanya ". Siliwangi yang mendengar itu terkejut.

Siliwangi:" jagat dewa Batara apakah itu benar resih".

Kuncung putih:" ambuing ambuing benar ger prabu keputusan ada di tangan mu dan keluarga mu ger. Aku mohon undur diri ger prabu sampurasun ". menghilang

Siliwangi:" rampes.... Apa yang harus ku lakukan ".

.
.
.
.
.

Bersambung....

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG SEASON 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang