Part 6

2.3K 121 0
                                    


M E L O D Y

♡♡♡

Ceklek.

Tap! Tap! Tap!

Terlihat gadis cantik sedang menuruni anak tangga dengan santai.

Morning, sisturrr,” ucap seorang gadis sebayanya yang tengah duduk dimeja makan.

Shareen gadis yang sedang menuruni anak tangga hanya berdehem pelan tanpa membalas sapaan saudaranya, dan menghampiri Syanaz ke meja makan.

“Papa udah berangkat?” tanya Shareen sembari mengambil roti yang olesi selai strawberry.

“Udah, tadi subuh kata bibi,” ucap Syanaz.

Syanaz dan Shareen sudah biasa ditinggal oleh Papanya keluar kota karena pekerjaan, jadi tak heran bila Papanya sering tidak berpamitan kepada mereka. Ketika mereka sedang melahap sarapannya, tiba-tiba Bibi menghampiri mereka.

“Non Syanaz, ada orang di depan nungguin Non di depan,” ujar Bibi.

“Siapa bi?” tanya Syanaz heran.

Siapa tamu yang pagi-pagi buta begini berkunjung ke rumahnya dan mencarinya?

“Katanya calon pacar Non Syanaz,” ucap Bibi.

Syanaz hampir tersedak ketika mendengar jawab Bibinya, tanpa banyak tanya kembali Syanaz segera menghampiri siapa sih orang itu yang mengaku-ngaku sebagai calon pacarnya?

"Calon pacar? ah ngaco ni bibi pagi pagi," ucap Syanaz seraya berjalan keluar.

Betapa terkejutnya Ia ketika melihat penampakan lelaki yang belakangan ini membuat dirinya selalu merasa kesal.

“Morning Syanaz Almira,” ucap seorang pria yang tengah bersandar di motornya.

“Rey? Ngapain lo pagi-pagi kesini?” tanya Syanaz dan menghampiri Reyhan.

“Ya jemput elo lah, ngapain lagi? “ ucap Reyhan.

“Dih, lagian lo bisa tau rumah gue dari mana?” tanya Syanaz.

“Apasi yang gue gatau tentang lo,” sombong Reyhan.

Tiba-tiba terdengar suara pagar terbuka, lalu keluar mobil yang mereka sering gunakan untuk pergi kesekolah bersama supir dan berhenti tepat di dekat Syanaz dan Reyhan. Kaca pintu mobil pun terbuka, menampakan Shareen yang tengah duduk didalamnya, Ia hanya melihat Reyhan sepintas dengan wajah tanpa ekspresinya.

“Reen! Gue belum siap, ko udah mau jalan aja, tungguin! Pak jangan jalan dulu,” Protes Syanaz, lalu ia buru-buru masuk kedalam untuk mengambil tasnya.

Sebelum menutup kaca mobilnya, Shareen memperingati Reyhan, “Gue gamau sampe sodara gue lecet!” cetus Shareen kepada Reyhan, “Pak jalan,” lanjutnya kepada sopir pribadi mereka.

“Sama gue, aman,” tegas Reyhan kepada mobil hitam yang sudah jalan meninggalkannya.

Shareen sudah memperhatikan mereka sejak Syanaz menghapiri Reyhan keluar, walaupun Ia masih kesal dengan kelakuan Reyhan dkk beberapa waktu lalu, tapi tak ada salahnya bila Ia membiarkan Syanaz untuk berangkat bareng dengan Reyhan. Ya siapa tau, tingkah tengilnya si Reyhan bisa Syanaz ubah menjadi lelaki yang lebih baik.

Syanaz terlihat keluar dari rumahnya dengan tergesa-gesa, “Ih Shareen mana Rey?” tanya Syanaz dengan nafas yang terengah-engah karena berlari saat mengambil tasnya.

“Udah berangkat, barusan,” ucap Reyhan santai.

“Dia ninggalin gue? Ihh kurang ajar ya punya adek,” kesal Syanaz.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang