Part 34

2.3K 167 29
                                    

M E L O D Y

♡♡♡


Pijar keluar dari ruangan latihan dan berpas pasan dengan Naila yang juga baru saja keluar dari ruangan Miss Lia.

“Nai,” panggil Pijar dan menghampiri gadis itu.

Naila hanya melirik kearah lelaki itu tanpa berucap sepatah kata pun.

“Nai, kamu masih marah sama aku?” tanya Pijar.

“Aku ga pernah marah sama kamu,” cetus Naila.

“Terus kenapa kamu ngehindarin aku terus?”

“Aku kecewa sama kamu, kelakuan kamu dan teman kamu kali ini bener-bener kelewatan, kalian ga sadar akan hal itu?”

“Aku minta maaf Nai, aku udah jelasin ke kamu kalo aku udah cegah Rey buat gak nerima taruhan Demian, tapi keputusannya Rey itu di luar kuasa aku Na,”

“Kalo Syanaz tau gimana? dia cuma dijadiin objek taruhan Rey sama kak Demian, sehancur apa dia nanti, kalian mikir kesitu ga si?” ucapnya dengan nada yang sedikit kesal.

“Maksud perkataan lo apa Nai?”

Naila menoleh ke arah sumber suara, gadis itu benar-benar mati kutu di buatnya, keringatnya mulai bercucuran, tangannya seketika mendingin,“Shareen,” Lirih Naila.

Shareen yang tak sengaja lewat mendengar semua percakapan antara Pijar dan Naila, yang sebenarnya tak mau ikut campur. Namun ketika mendengar nama saudaranya disebut dan ada kata taruhan? Gadis itu langsung menghampiri mereka.

“Syanaz, objek taruhan? Maksud lo apa Nai?” tanya Shareen lagi.

Naila hanya diam menunduk, tubuhnya gemetar, ia hanya takut amarah Shareen akan meledak-ledak padanya karena sudah tidak jujur kalau ia tau semua ini sejak lama.

“Nau jawab gue,” ucap Shareendengan nada yang sedikit tinggi.

Naila tersentak, “Gue aja yang jelasin ke lo Reen, Naila gatau apa-apa disini,” bela Pijar.

“Pijar,” lirih Naila.

“Gapapa Nai, Shareen harus tau ini, biar aku yang jelasin,” kata lelaki itu menenangkan gadis dengan keringat yang sudah membasahi pelilisnya.

“Reen, gue tau pasti lo bakal marah ke gue juga, terserah lo mau lakuin apapun ke gue, gue terima. Gue bakal jujur ke lo semuanya, tapi tolong, hangan bawa-bawa Naila disini, karena dia gatau menau tentang ini, dan gaada urusannya sama sekali,” ujar Pijar.

Pijar menarik nafas berat. Sementara Shareen mulai menajamkan indra pendengarnya dan fokus pada lelaki bertubuh jangkung itu yang membuat kepalanya sedikit mendangak ke atas untuk menatapnya.

“Rey sama Demian taruhan, Demian tantang Rey untuk pacarin Syanaz sebelum pentas seni, dan...." ucapannya tergantung.

"Dan apa? kalo ngomong gausah setengah-setengah," tegas Shareen.

"Dan bakal putusin Syanaz di pentas seni nanti, dan yang menang bakal dapetin salah mobil dari mereka,” jelas Pijar.

Shareen berdecih lalu menatap ke arah Naila tak habis pikir,“Lo berdua tau tentang ini? Lo Nai, lo tau tentang ini semua? Kenapa lo ga cerita ke gue Nai?” tanya Shareen.

“Reen, aku minta maaf, aku gamau buat Syanaz atau kamu sedih, aku ga tega, aku minta maaf,” ucap Naila memohon.

“Gue kecewa sama lo Nai, harusnya lo bilang ini sebelum mereka lebih jauh dan bahkan sekarang mereka udah jadian, kalo lo bilang ini dari awal Syanaz ga akan jadian sama Rey, dan kejebak di taruhan sampah ini!” cetus Shareen

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang