Part 25

2K 118 0
                                    

M E L O D Y

♡♡♡


Reyhan memarkirkan ducatinya di garasi rumahnya, dan masuk kedalam rumah dengan hati yang sangat amat bahagia setelah mengantarkan Syanaz yang kini sudah berstastus sebagai kekasihnya.

Ting nung

Terlihat bi Tini dari balik pintu. Lalu Reyhan masuk dan seperti biasa ia menitipkan tasnya kepada bi Tini untuk ditaruhnya dikamar lelaki itu. Karena sudah jelas Reyhan akan menghampiri Bundanya terlebih dahulu.

“Bi, bunda mana?” tanya Reyhan yang sedang mengambil air yang letaknya di meja makan.

“Di taman belakang den, sedang di suapi makan sama temen aden, bibi minta maaf ya den, tadi ibu sempet kabur den keluar rumah, tapi untung ada temennya aden yang nemuin Ibu, terus diantar pulang kerumah.” ucap bibi yang membuat Reyhan mengerutkan alisnya.

Temen? Siapa? – batinya.

“Tapi Bunda gapapa kan bi?” tanya Reyhan memastikan.

“Gapapa den. Tapi Bibi lihat Ibu makanya jadi lahap bahkan tadi sempet nambah den karena di suapi sama temen aden yang ini, bibi coba uda bujuk tetep gamau makan den kalo sama bibi,” lanjut bibi, lalu Reyhan langsung menghampiri bundanya yang ada di taman belakang rumahnya, karena ia juga penasaran, siapa teman yang di maksud? bahkan sahabat-sahabatnya pun belum pernah ia ajak kerumah menemui sang Bunda.

Terdengar suara dua perempuan dari arah taman belakang, seperti seseorang yang sedang bercanda tanpa lawan bicara.

“Shareen,”

Shareen yang merasa namanya di panggil dari arah belakangnya langsung menoleh kearah belakang.

Betapa terkejutnya ia melihat Reyhan yang kini berada di belakangnya. Reyhan menghampiri Shareen dan Bundanya yang tengah duduk di kursi taman miliknya lalu berjongkok di depan Bundanya seraya memegang tangan Bundanya.

“Bun, Kakak pulang. Bunda udah makan?” tanya Reyhan dengan lembut. Anita hanya mengangguk. Dan kali ini bahkan ada seutas senyum tipis yang terlihat dari wajah wanita itu, membuat Reyhan menatapnya bahagia. Apa kewarasan Bundanya akan kembali? Apa karena ada Shareen? Kini Reyhan beralih menatap Shareen yang terlihat mematung, bahkan seperti tak berkedip.

Bunda?- batin Shareen

Lelaki itu beralih kembali menatap Bundanya, “Kalo gitu Bunda masuk ya, ke kamar, istirahat,” kata Reyhan dengan lembut. Tapi kali ini Bundanya menggeleng dan tiba-tiba meraih lengan dan menatap Shareen yang dari tadi berada di sampingnya.

“Raisa.” Ucap Anita dengan pelan seraya menatap lekat Shareen yang terlihat kikuk.

Deg

Terlihat kembali tatapan sendu dan sedih dari mata Anita, begitu pun Reyhan yang seperti tidak tega melihat Bundanya terus seperti ini. Lagi dan lagi nama itu yang selalu bundanya katakan. Reyhan berusaha kuat untuk tidak menumpahkan air matanya di depan Bundanya, terlebih lagi kali ini ada Shareen di hadapannya. Gadis rese yang sering kali membuat emosinya naik turun. Tidak! tidak! Ia tidak boleh terlihat lemah di hadapannya, yang ada gadis itu akan menertawainya nanti di sekolah.

“Bunda, ini namanya Shareen, temen Kakak di sekolah,” ucap Reyhan memperkenalkan Shareen kepada Bundanya.

“Bunda istirahat yu, ini udah mau sore Bunda, Shareen juga harus pulang, kasian Bunda kalo pulangnya kemaleman, besok kita masih harus sekolah,” ujar Reyhan dengan penuturan kalimat yang tidak pernah Shareen liat. Lembut sekali. Apa ini sisi lain dari preman sekolahnya?

Merasa wanita itu terus menolak Shareen membungkukan badannya berniat membantu Reyhan membujuk wanita itu,“Iya tante, nanti besok kita ketemu lagi ya, kita main bareng lagi nanti disini,”

“Bunda,” ucap Anita dengan sangat pelan kepada Shareen.

Shareen langsung menengok kearah Reyhan seolah olah meminta bantuan kepadanya, tapi lelaki itu justru hanya memberikan anggukan, apa Ia mengiyakan dirinya untuk memanggil wanita ini sebutan Bunda sama sepertinya?

“Ah, i-iya Bu-bunda, sekarang Bunda istirahat ya,” ucap Shareen seraya tersenyum manis, yang membuat Anita tiba-tiba mengelus kepala Shareen seraya tersenyum, begitupun Shareen yang langsung berpamitan dengan wanita itu seraya mencium tangannya.

Reyhan merasa bahagia bisa melihat Bundanya tersenyum lagi, sudah lama sekali Ia tidak melihat Bundanya tersenyum setelah kejadian 7 tahun silam. Tragedi yang sangat menyedihkan bagi mereka sekeluarga, yang sangat miris untuk di ingat dan tidak mungkin juga untuk di lupakan.

Bundanya diagnose mengalami depresi dan trauma yang sangat berat. Reyhan dan papahnya sudah berupaya mencari pengobatan terbaik dimana pun itu, tapi hasilnya tetap saja,Anita masih saja seperti orang kehilangan arah. Bahkan hampir kehilangan kewarasannya.

Anita menuruti perkataan Shareen untuk istirahat dengan Reyhan yang mengatarnya ke kamar___.

Shareen yang tengah bersiap-siap untuk pulang dan berpamitan dengan bi Tini yang bersih-bersih di ruang tamu.

“Bi aku pamit dulu ya, salam buat Rey dan tante Anita,” ucap Shareen.

“Iya Non, gamau di antar saja non dengan supir?”

“Gausah bi, makasih, pamit dulu ya bi,”

“iya non, hati-hati,”

Shareen keluar dari rumah mewah dan super megah milik Reyhan sembari memesan taxi online.

“Ko gaada yang nyangkut ya? perasaan masih sore,” gumamnya seraya terus mengecek ponselnya.

Tin! Tin!

Asu!

Shareen terkejut mendengar klakson yang di bunyiukan oleh pengendara motor yang tiba-tiba saja datang.

"Gila lo ya? mau bikin gue jantungan?"

“Ayo naik! Nanti keburu malem,” ucap Reyhan.

“Gausah gue nunggu taxi aja,” tolak Shareen.

“Mau sampe kapan lo nunggu taxi lo dateng? Udah mau gelap ini, bocil kaga boleh balik malem malem, di omelin Syanaz baru tau rasa,” ejek Reyhan.

“Enak aja lo ngatain gue bocil,” ketus Shareen.

“Udah naik.”

Tak ada pilihan lain, dari tadi juga taxinya tidak ada yang nyangkut, itung itung hemat ongkos pikirnya, “Iya iya."

♡♡♡

jangan lupa follow & vote yaa🐟🤍
luv all🤍🪷

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang