Part 31

1.9K 124 2
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Jauh dari kata selayaknya orang berpacaran, Reyhan dan Syanaz tidak ada sweet-sweetnya, yang ada hanya Saling meroasting, jail, dan lebih sering absurt bareng. Contohnya sekarang mereka berjalan pun seperti terlihat hanya seorang patner teman saja, tidak lebih.

“Ca, aku ini pacar kamu loh sekarang, kenapa sih gabisa kaya cewe lain?” protes Reyhan.

“Yaudah sana pacaran sama lain, nyesel nembak aku?” tanya Syanaz.

Pikiran jahil Reyhan terlintas di kepalanya,“Iya nyesel,”

“Yauda sana cari cewe lain!” cetus Syanaz.

“Okeh,”

Syanaz membelalakan matanya terkejut,“Ihhh Reyyy, jangan,” rengek Syanaz seraya memegang lengan lelaki itu.

Yang di cegahnya malah tertawa puas, "Kenapa gemes banget?” tanya Reyhan.

“Beneran mau cari cewe lain?” tanya Syanaz seraya mengeluarkan wajah sedihnya.

“Engga dong sayang,”

Ketika mendengar kata sayang, Syanaz langsung melepas genggamannya, “Geli,”

“Tuh ah, di panggil sayang malah bilang geli,” ngambek Reyhan.

“Iya-iya jangan ngambek!”

“Ayo ke kantin, sekalian temen-temen aku harus tau kalo kita udah jadian,” ajak Reyhan yang antusias ingin memperkenalkan Syanaz yang kini sudah menjadi kekasihnya kepada teman-temannya.

“Ihh maluu,”

“Malu kenapa?”

Syanaz menunduk, “Emmm, Belum tentu temen-temen kamu bisa nerima aku,”

“Ko mikirnya gitu?”

“Gimana ya,”

Tanpa basa basi Reyhan menggandeng tangan kekasihnya itu menuju meja biasa tempat Reyhan dkk berkumpul, terlihat senyum dari wajah mereka berdua.

♡♡♡

Kini Pijar dkk tengah berada di kantin, mereka tengah menunggu kehadiran Reyhan yang kian lama tak kunjung menampakan batang hidungnya.

“Kebiasaan deh kalo udah sama Syanaz aja selalu telat,” kesal Bunga yang sedari tadi menunggu kehadiran Reyhan.

“Namanya juga bareng pacarnya,” celetuk Pijar.

“Rey udah nembak Syanaz?” kaget Bunga.

“Kapan mereka jadian?” kali ini giliran Novita yang bertanya.

Pijar hanya menatap mereka secara bergantian, lalu kembali fokus dengan makanan yang Ia pesan tadi, “Beberapa hari lalu,” singkat Pijar.

“Ko lo ga cerita kalo Rey udah nembak Syanaz?” protes Bunga.

“Lupa,” singkat Pijar.

Bunga hanya berdecak kesal, bisa-bisanya Ia tertinggal berita oenting seperti ini “Siap-siap kalah lo Dem,” ujar Dani yang saat itu bersama mereka.

Demian hanya terkekeh, “Yaelah taruhan yang sesungguhnyakan nanti pas pensi,” santai Demian, yang sebenrnya Ia juga ketar ketir bahwa mobil kesayangannya akan di ambil alih oleh Reyhan. Yang padahal Ia juga masih mempunyai mobil yang lain.

Yang mengganjal di hati Demian sebenernya, Bukan masalah mobilnya yang akan di ambil Reyhan, tapi bagaimana kalo Reyhan jatuh cinta beneran terhadap Syanaz? Begitupun sebaliknya dengan Syanaz. Apalagi ia melihat interaksi dari keduanya yang terlihat saling suka. Demian sebenernya sudah mulai tertarik dengan Syanaz semenjak Ia pertama kali mendengar Syanaz bernyanyi, tapi Ia terlalu gengsi untuk menyudahi taruhan yang sudah Ia buat sendiri.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang