Part 58

2.4K 190 29
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

“Syanaz,” panggil Rey sangat hati-hati.

Syanaz menoleh kearah sumber suara, ia melihat Rey yang tersenyum tipis padanya. Syanaz memilih untuk meninggalkan Reyhan dan kembali ke kamar, tapi berhasil di cegah oleh lelaki itu.

“Sya tunggu, aku mau ngomong sama kamu sebentar aja, plis,” mohon Reyhan.

Kali ini Syanaz tidak emosi, ia memberikan kesempatan untuk Reyhan berbicara padanya. Bagaimanapun yang Anggi bilang tadi itu tidak salah baginya.

Syanaz memilih untuk berjalan mendekat ke kolam renang, ia berdiri membelakangi Reyhan. Tak bisa di bohonhi perasaan kecewanya masih membekas di hati kecilnya.

Reyhan menatap punggung gadis itu sendu, “Aku tau aku salah, aku bener-bener mau minta maaf sama kamu,” ucap Reyhan.

Syanaz masih terdiam menatap air kolam yang tenang malam itu. Reyhan mulai mendekat beridiri tepat di samping Syanaz, gadis hanya sesekali melirik kearah lelaki yang saat ini berada di sampingnya.

“Maafin aku ya Sya, aku nyesel udah pernah iyain tawarannya Demian, aku mau kita kaya dulu lagi Sya,” ujar Reyhan tulus.

Reyhan menatap Syanaz yang belum merespon perkataannya. Ia menarik nafas pelan. “Aku tau, mungkin emang ga cukup hanya dengan kata maaf , tapi aku harus lakuin apa Sya? biar bisa tebus semua kesalahan aku ke kamu? jujur aku cape selalu di hantui rasa bersalah kaya gini,” keluh Reyhan.

Kini Syanaz melihat kearah Reyhan yang tengah menunduk, ia tau lelaki itu menyesal. Sangat. Terlihat jelas. Sejujurnya ia juga tidak tega melihat lelaki dihadapannya seperti ini.

Terlepas dari masalah taruhan itu, Syanaz juga merasa bahwa dirinya pun salah sudah menuduh yang tidak-tidak perihal antara Shareen dengan Reyhan.

“Gue udah maafin lo.” Sontak mendengar kalimat itu Reyhan mendongakan kepalanya, terlihat matanya sudah memerah berkaca-kaca.

"Apa?" tanya Reyhan memastikan.

"Budek lo?"

"Sya...." lirih Rey.

“Gue udah maafin lo, gue juga udah mulai nerima semuanya, permintaan gue cuma satu,” cetus Syanaz.

“Apa Sya? Gue akan kabulin itu,”

Syanaz menaikan sebelah alisnya, “Jin tomang lo?” sinis Syanaz.

“Iya, ya terserah deh lo mau ngomong apa,” ucap Reyhan pasrah.

“Lo harus janji, Jagain Shareen, gue sayang sama dia, jangan pernah bikin dia sedih, cukup kejadian kemarin aja yang bikin dia ngeluarin air mata, seterusnya jangan,” pinta Syanaz.

“Tanpa lo minta, gue akan lakuin itu semua Sya,”

Kini giliran Syanaz yang terdiam menunduk, rasanya ia sangat menyesal berbicara kalau Shareen itu bukan anak kandung Papahnya kare ulahnya sendiri justru membuat Shareen menemukan keluarga aslinya. Dan mereka sudah tidak bisa seperti dulu lagi.

“Sya?” panggil Reyhan.

“Gue belum siap pisah untuk kedua kalinya sama Shareen,” lirih Syanaz.

Reyhan menarik Syanaz kedalam dekapannya, kini Syanaz menangis puas dalam dekapan Reyhan. Untuk pertama kalinya ia menangis di pelukan lelaki yang sangat ia benci sekaligus ia cintai itu.

Reyhan mengelus punggung gadis itu, “Lo tenang aja, gue gaakan ambil Shareen sepenuhnya dari lo, kapanpun lo mau ketemu Shareen pintu rumah gue selalu terbuka buat lo dan om Dimas,” ujar Reyhan.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang