Part 76

1.6K 121 6
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Setelah melakukan kegiatan selama di sekolahan, Syanaz, gadis itu memilih untuk bersih-bersih. Setelah mandi gadis itu kembali ke tempat tidur dan meraih benda pipih berwarna putih miliknya. Ia mendapati notif pesan singkat dari Papahnya.

Syanaz membalas pesan dari Papahnya, dan meletakan kembali benda pipih itu di sampingnya. Ia meraih boneka panda kesayangannya dan memeluknya erat.

“Keputusan Papah udah bulat, ga mungkin bisa gue nentang Papah,” gumamnya.

Gadis itu mulai membaringkan tubuhnya dengan handuk yang masih membungkus kepalanya. Yap gadis itu mulai terlelap dalam tidurnya.

♡♡♡

Kini Shareen berada di dalam kamarnya di rumah Antonio. Sejak ia pulang sekolah di antar Dani, hatinya terasa amat bahagia. Tetapi ada satu hal yang sangat mengganjal pikirannya, tentang Syanaz dan Dimas.

“Gue harus ngomong ke Ayah untuk bantu Papah,” ucapnya.

Gadis itu sangat tidak rela bila ia harus berpisah lebih jauh dari Syanaz. ia sudah menganggap Syanaz seperti kaka perempuannya sendiri. Dan Dimas adalah Papahnya dan akan selalu jadi Papahnya.

Tok tok tok

“Iya, sebentar,” ucap Shareen.

Shareen menghampiri pintu kamarnya yang terketuk oleh seseorang di luarnya. Ternyata itu Bi Tini dengan sebuah kotak besar di tangannya.

“Ini Non ada paket untuk Non,” ucap Bi Tini.

“Paket? Aku ga ngerasa pesen apa-apa, buat Rey kali Bi,” ucap Shareen.

Pasalnya Shareen paling jarang memesan barang online, gadis itu lebih baik membeli langsung ke store.

“Waduh Non, bibi juga kurang tau, tapi katanya itu untuk Non Raisa, Bibi mau lanjut dulu ya Non,” ucap Bi Tini lalu melanjutkan pekerjaan rumah.

“Paket?” seraya menggoyang-goyang kotak itu. “Ini ni punya si Reydut kali ni,” gumam Shareen lalu ia beralih menuju ke kamar Reyhan.

Tok tok tok

“Abangggg!” teriak gadis itu.

Tok tok tok

Gadis itu terus mengetuk pintu kamar Reyhan sampai pemilik kamar itu membukakan pintunya. Terlihat seorang pria yang tampak kesal karena kebisingan yang di buat oleh saudara perempuannya itu.

“Apasih Rai? Berisik,” kesal Reyhan.

“Nih paket lo bukan?” tanya Shareen seraya memberikan kotak besar itu kepada Reyhan.

Reyhan meraih dan melihat note yang tertempel dikotak itu.

“Nih lo liat pake mata lo, To Shareen garis miring Raisa, berarti buat lo,” lalu memberikan kembali kotak itu.

“Ihh gue ga ngerasa pesen, jadi gue pikir lo pake nama gue buat pesen ni barang,”

“Ngga, gue juga ga mesen apapun, itu buat lo, udah ah ganggu deh lo,” ucap Reyhan dan ingin kembali menutup pintu kamarnya.

“Ihh Rey, kalo ini Bom gimana?” tebak gadis itu lebay.

“Mana ada Bom enteng begini, udah sini ah gue buka,”

Reyhan meraih kotak itu, lalu langsung membukanya. Terdapat satu gaun cantik berwarna hitam legam, dan surat di dalamnya, Baru saja Reyhan ingin membuka surat itu tetapi sudah di rebut oleh Shareen.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang