Part 15

2.3K 138 12
                                    


M E L O D Y

♡♡♡

Dengan perasaan yang tak karuan Antonio menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi dan secara ugal ugalan. Karena fokusnya yang buyar tanpa sadar ada seseorang yang menyebrang, Antonio mengerem secara mendadak mobilnya.

Ciiiitt

Brugh

Antonio menabrak orang itu. Dengan perasaan yang panik iya keluar dari mobil itu untuk mengecek orang itu. Ternyata seorang gadis berusia sama seperti anaknya yang kini Ia tabrak. Gadis itu hilang kesadaran dan mengeluarkan cukup banyak darah dari pelipisnya. Antonio berusaha mengecek nadinya, ternyata nadi gadis itu masih berdenyut hanya saja melemah.

Antonio langsung membawa gadis itu ke rumah sakit terdekat, entah kenapa Ia segan dan tak tega untuk meninggalkan gadis itu tergeletak begitu saja di jalanan, padahal jalanan sedang sepi dan tidak ada seorang pun yang lihat.

Setibanya di rumah sakit Antonio langsung menggendong gadis itu dan mencari suster.

"Susterrr susterrr tolongggg," teriak Antonio sembari menggendong gadis itu.

Petugas rumah sakit datang dengan membawa bangkar untuk gadis itu. Dengan cepat membawa gadis itu masuk kedalam IGD. Perasaan Antonio saat ini sangat cemas, perasaan yang sama seperti mengingatkan kembali kejadian saat putri kecilnya dulu terserempet motor waktu dulu.

Antonio terus bolak balik di depan pintu IGD, dengan rasa yang khawatir layaknya seorang Ayah kepada anaknya.

Pintu IGD terbuka dan menampakan pria seusianya yang memakai jas putih khas profesinya.

"Gimana Dok? Anak itu baik-baik saja kan?" tanya Antonio dengan khawatir.

"Pasien kehilangan banyak darah, karena mengalami pendarahan, kebetulan stock darah yang sama dengan darah pasien sedang kosong dirumah sakit kami," jelas dokter.

"Golongan darahnya apa dok?" tanya Antonio.

"B+, Pak,"

Itu golongan yang sama dengannya, tanpa pikir panjang Ia rela mendonorkan darahnya untuk orang yang bahkan sama sekali tak Ia kenali.

"Ambil darah saya saja dok, darah saya B+, ambil sampe cukup untuk anak itu," ucap Antonio dengan tidak ragu.

"Baik Pak, mari ikut saya untuk di periksa terlebih dahulu,"

"Baik Dok,"

Selama pengambilan darah, Antonio berbaring tepat di samping ranjang gadis itu, Antonio terus memandang wajah gadis itu, Ia seperti melihat putri kecilnya yang saat ini seharusnya sudah berusia sama seperti gadis itu.

Andai Kamu masih hidup Nak, pasti Kamu sangat cantik seperti anak ini, ~ batin

♡♡♡

"Pah, Papahh," teriak Syanaz menuruni anak tangga dari atas ketika Ia ke kamar Shareen ingin meminjam barang, tapi Shareen tidak ada di kamarnya.

"Kenapa si Kak? malem-malem teriak-teriak,' ucap Papahnya.

"Adek belum pulang dari tadi? Ini udah malem loh Pah," ucap Syanaz sedikit panik.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang