Part 56

2.7K 202 64
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Anggi keluar dari taxi yang ia tumpangi berhenti di depan rumah yang bernuansa klasik berwarna putih nan megah. Anggi meyakinkan dirinya untuk masuk kedalam rumah itu. Ia juga tak lupa membawa buah tangan yang Ia beli tadi di sebelum ke rumah itu.

Anggi di sambut ramah oleh satpam di rumah itu, dan persilahkan untuk masuk kerumah itu. Dan ia tak sengaja berpas-pasan oleh perempuan yang sedang menyiram tanaman di halaman depan.

“Eh Non, cari siapa ya?”

“Mmm, Cari Syanaz Bi, ada?” tanya Anggi.

“Oalah temennya Non Syanaz, ada Non mari bibi antar,”

Anggi tersenyum ramah dan mengikuti Bibi itu masuk untuk bertemu dengan Syanaz. Terlihat gadis itu tengah berduduk santai di ruang tamu seraya memainkan ponselnya. Dan sesekali memakan cemilan yang berada di meja.

“Itu Non Syanaznya, Bibi tinggal ya,” pamit Bibi.

Anggi tersenyum dan mengangguk. Ia mendekati Syanaz yang tampaknya belum sadar akan kehadiran dirinya. Ia meletakan peper bag yang berisikan cemilan ringan kesukaan Syanaz tepat di meja yang berada di depan Syanaz.

“Hai, Sya,” sapa Anggi ragu.

Syanaz melirik ke arah seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya,“Anggi? lo ngapain disini?” tanya Salma heran.

Anggi sebenarnya merasa sangat takut, takut Sybnaz juga beneran marah padanya karena sikapnya kemarin. Dan bahkan Ia di usir mentah mentah.

“Gue mau minta maaf sama lo, sorry, ga seharusnya gue bersikap kaya kemarin," Syanaz menaiki sebelah alisnya dan masih heran dengan apa yang di omongi oleh Anggi.

"Rey tadi udah jelasin semuanya ke gue, Gue turut prihatin ya Sya, gue ganyangka kalo ternyata Demian se tega itu mainin perasaan orang,” jelas Anggi.

Syanaz memutar malas matanya, “Udahlah Gi, gausah di bahas, gue muak kalo denger nama mereka berdua,” cetus Syanaz.

“Lo maafin gue?”

“Iya gue maafin ko Gi,”

Anggi memajukan bibirnya, menatap haru Syanaz yang baik padanya, “Mau peluk,” ucap Anggi manja.

“Gi? lo mau di maafin apa ngga?,” tanya Syanaz.

Anggi tersenyum jail, tak memperdulikan pertanyaan Syanaz yang sudah jelas pasti akan mengancamnya, gadis itu langsung memeluk sahabatnya dengan sangat erat, betapa rindunya ia kepada Syanaz.

“Anggi....., gue engap! lepasin ahh, yaudah beneran ga gue maafin yah?” ancam Syanaz yang membuat Anggi melepaskan pelukannya.

“Ihh jangan dong,” rengek Anggi. “Btw Shareen mana Sya?” tanya Anggi karena sejak beberapa hari ini ia tidak pernah melihat Shareen di sekolah, dan sekarang pun tidak terlihat batang hidungnya.

Anggi masih celingak celinguk, sementara Syanaz mengambil remot dan mengganti chanel di televisinya, “Gaada,” sinis Syanaz.

Anggi heran mendengar jawaban Syanaz,“Lo lagi kenapa sama Shareen?” tanya Anggi.

Syanaz hanya diam seraya kini memainkan ponselnya, ia tak perduli apa yang Anggi tanyakan tentang Shareen.

“Ihh Syaa, lo kenapa sih? Lo berantem sama Shareen?”

Bukannya menjawab Syanaz malah mengecek peperbag yang di bawa Anggi, dan pergi meninggalkan Anggi ke kamarnya.

“Sya! Ih gue di tinggalin?”

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang