Part 21

2K 143 2
                                    


♡M E L O D Y♡

♡♡♡

Dikamar bernuansa Pink pastel yang dihiasi banyak furniture lucu didalamnya, tengah berbaring dua gadis cantik yang sedang sibuk dengan dunianya masing-masing.

Syanaz yang terus mendengarkan serta menghafalkan music yang akan di duetkan nanti, sementara Shareen sibuk dengan ponsel di tangannya. Entah apa yang gadis itu kerjakan.

Semenjak Shareen kecelakaan beberapa waktu lalu, Syanaz lebih sering untuk tidur di kamar Shareen. Karena ia takut adiknya itu membutuhkan sesuatu yang ia gabisa lakukan sendiri di masa pemulihannya.

Syanaz yang terus memperhatikan Shareen yang senyum-senyum menatap layar poselnya berusaha mengintip, “Sibuk chatan sama siapa si?” kepo Syanaz. “Papah ga pernah ngajarin anaknya buat kepo!” Cetus Shareen.

“Yeuu, chatan sama Bang Bram ya?” satu nama yang membuat Shareen menghentikan kegiatannya dan menatap Syanaz, "Bram?"

"Masa lo calon pacarnya gatau panggilan bang Dani apaan," Shareen memutar malas bola matanya. "Apaansi! Eh itu lo beneran duet sama Rey?” gadis itu berusaha mengalihkan topic dan menaro ponselnya sembarang.

“Gausa OOT gitu deh, ceilah salting,” Goda Syanaz.

“Serah lo deh gue mau tidur, lo tidur dikamar lo sana!” usir Shareen dan membaringkan tubuhnya membelakangi Syanaz.

Shareen sicewe jutek ini bisa salting juga guys teryata

“Ngambek terus kerjaannya,” Syanaz berusaha memperbaiki situasi karena Ia masih ingin mengobrol dengan Shareen. “Yauda deh gausah bahas bang Bram, tapi kalo bahas temennya gapapa kan?”

"Kenapa dipanggil Bram sih?" Shareen jujur merasa penasaran akan panggilan itu. Kenapa semua orang memanggilnya dengan nama itu? Bukankah nama depannya lebih pantes untuk panggilan manusia tengil itu? "Kalo kata Rey, itu di ambil dari nama belakangnya, namanya kan Dani Bramantyo."

"Oh," Syanaz melempar bantalnya sembarang ke arah Shareen. "Yeu kepo bilang botsz, gengsi amat,"

Shareen menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia hanya tak mau Syanaz melihat wajahnya yang pasti saat ini sudah seperti kepiting rebus. "Yaudah kata gue juga bahas temennya Bang Bram aja," Shareen membuka kembali selimut yang menutupi wajahnya, “Reyhan?”

Syanaz merubah posisinya menjadi terduduk, “Bukan, tapi Demian. Kak Demian tu type gue banget tau Reen iya ga sih?, lo tau itu kan?” Ya sepertinya Syanaz lebih tertarik oleh Demian di banding Reyhan. “Jadi Rey atau Demian?”

Syanaz terlihat bimbang, memang tingkah Reyhan semenyebalkan itu terhadapnya, tapi belakangan ini orang yang selalu dapat Ia andalkan adalah Reyhan. “Gimana ya, karena keseringan bareng Rey gue jadi ngerasa nyaman sama dia, tapi nyari type yang kaya ka Demian dimana lagi?”

“Gue rasa hati lo tetep ke Rey, lo ke Ka Demian tu cuma  ketertarikan lo doang,” Karena Shareen merasa itu yang sebenernya dirasain oleh Syanaz. “Emang iya ya? coba aja Rey bisa kaya Demian, yang cool, ga banyak tingkah, uhhh nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan,”

"Dan yang pasti gue beruntung banget jadi perempuan di bumi," lanjutnya.

"Lebay! ga menutup kemungkinan bakal nyakitin lo juga kan?"

"Iya sih, tapi sayangnga Rey nyebelin banget!"

“Tuh kan tetep ada si Rey-Reynya juga yang lo bahas, menurut gue si Rey tuh emang beda dari kebanyakan cowo lainnya yang pernah deketin lo di sekolah, dia care banget sama lo, effort juga ada, tapi emang caranya aja yang ngeselin, tapi gue liat lo sama dia lucu kok,” Syanaz kembali teringat tingkah Reyhan yang sangat menyebalkan itu.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang