Part 4

2.4K 131 2
                                    


M E L O D Y

♡♡♡

Senin ini, minggu kedua Syanaz dan Shareen menjalani hari-hari di SMA Melody High School. Semua berjalan lancar, tidak ada lagi gangguan dan masalah seperti hari pertama. Mereka mulai nyaman berada dikelasnya masing-masing, dan juga semakin dekat dengan Anggi dan Nailla.

Kelas Syanaz saat ini sedang kosong, karena guru yang mengajarnya pagi ini tidak masuk kelas. Anggi dan Syanaz hanya sibuk dengan ponselnya masing-masing. Mereka sama-sama mendengarkan music menggunakan earphone nya masing-masing.

Ya begitulah namanya juga anak music, jamkos kalo ga nyanyi, bikin lagu, atau denegrin music.

“Naz,”

Hal itu tentu tidak di gubris oleh Syanaz. Ia lebih memperdalam pendengarannya terhadap musik yang Ia dengar seraya membaca bebepa majalah yang di sediakan di kolong meja mereka masing-masing.

Lelaki terus berusaha untuk tetap sabar menghadapi Syanaz kali ini, karena Ia ingat misinya sekarang focus deketin Syanaz lalu bikin Syanaz jatuh cinta padanya. Reyhan mulai menarik kursi kosong di dekatnya, lalu diletakannya kursi itu di samping Syanaz.

“Syanaz Almira Salsabil,” panggilnya sekali lagi dengan suara yang sedikit lebih keras, hingga Anggi yang tengah bersandar pada dinding seraya memejamkan matanya terkejut melihat kehadiran Reyhan.

Syanaz merasa ada orang lain yang duduk di sampingnya, Ia melepaskan earphone dari telingannya.

“Ngapain? ganggu!”

“Jangan judes-judes dong nanyanya,” kata Reyhan.

Freak!” cetus Syanaz.

Ketika Syanaz ingin memasang kembali earphonenya, tangan Syanaz di tahan oleh Reyhan.

“Ck! Lepasin! Apaansi lo!” kesal Syanaz.

“Sorry,.sorry, elah Naz, galak amat, Gue cuma mau minta maaf atas kejadian beberapa hari kemarin, Gue tau gue salah, maafin gue ya Naz?” Jelas Reyhan yang terlihat sangat tulus.

“Hmm,” Singkat Syanaz.

"What? gitu doang responya? sabar Rey, sabarrrr"  batin Reyhan

Reyhan merasa kesal karena perlakuan Syanaz kepada Reyhan seperti membuatnya mengemis maaf padanya, karena seumur hidup Reyhan Ia tak pernah seperti ini oleh perempuan. Tapi Reyhan teringat kembali dengan tujuan dia medekati Syanaz adalah hanya untuk memberinya pelajaran. Syanaz masih saja acuh dengan kehadiran Reyhan disampingnya dan terus focus mendengarkan lagu sembari memejamkan matanya.

“Naz, Syanaz!” panggil Reyhan lagi.

“Apalagi si!”

“Nanti malem dinner sama gue,”

“Ga! Gue sibuk!” tegas Syanaz.

Reyhan beranjak dari duduknya dan mengembalikan kembali kursi yang Ia ambil ketempat semula. Lalu mengambil asal Handphone Syanaz yang tergeletak asal di mejanya.

“Oke! Kalo gitu lo harus punya nomor gue, karena mulai besok gue bakal jemput lo kerumah buat berangkat sekolah bareng gue,” ucapnya seraya mengetik nomor telepon mikiknya di ponsel Syanaz, dan seraya berusaha menahan Syanaz untuk tak mengambil kembali poselnya.

“Apaasi! Gasopan! Balikin ga? Rey ih balikin hp gue!” Kesal Syanaz yang berupaya merebut poselnya dari Reyhan. Reyhan berhasil mencatat nomornya.

Ohh darling, please believe me...

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang