Part 44

2K 151 5
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Kini Shareen tengah duduk di balkon memandang bulan seraya terus menangis memikirkan siapa orang tua kandung sebenarnya? Mengapa Ia bisa ada di keluarga Dimas? Apa Ia di buang? Apa Ia anak yang memang tidak di inginkan oleh orang tua kandungnya dan di telantarkan begitu saja? Sharee terus beradu dengan pikirannya sendiri. Banyak sekali pertanyaan di kepalanya, sesekali Ia juga merasakan sakit pada kepalanya.

“Kalo gue buka anak Papah, Siapa orang tua kandung gue? Kenapa mereka tega nelantarin? Hiks” ucap Shareen.

“Kenapa masalah yang datang ke gue bertubi-tubi? Dan kenapa Syanaz bisa setega itu sama gue? Salah gue apa sih? hiks, Gue sayang sama lo Naz dan gue gabakal rebut Rey dari lo, gue cuma temenan sama Rey sama kaya yang lain, tapi kenapa lo tega bisa nuduh gue kaya gitu?” ucapnya.

Shareen sedih, terlepas Ia bukan anak kandung Dimas dan saudara kembarnya Syanaz, Ia juga sedih, kenapa Syanaz bisa setega itu menuduhnya, Ia bingung berita dari mana yang Syanaz dengar tentang tidak benarnya hubungannya dengan Reyhan___.

Sementara Syanaz, Ia hanya melamun menatap jendela seraya memikirkan perkataan yang baru saja ia katakan kepada Shareen. Perkataan yang sudah pasti akan menyakitkan gadis itu. Pertama kalinya mereka berantem hebat seperti ini hanya karena seorang lelaki dan berita yang belum tentu kebenarannya.

“Apa gue berlebihan ya tadi dengan gue bongkar kalo Shareen itu bukan saudara kandung gue?” gumamnya.

“Gue udah ingkar sama Papah, wajar Papah bentak gue kaya tadi, gue emosi, gue gatau harus apa? Gue kelepasan, gue ga sadar perkataan itu tiba-tiba keluar dari mulut gue,” ucap Syanaz menyesali perbuatannya.

Dan Dimas tengah duduk teras rumahnya di temani secangkir kopi hangat seraya memikirkan kejadian yang terjadi hari ini benar-benar di luar di dugaanya. Ia berusaha menenangkan pikirannya yang sangat kacau tentang pertengkaran kedua putrinya yang sampai sebegitunya.

Kenapa hari yang paling Ia takuti justru terjadi sekarang? dan kini hubungan antara kedua putrinya seketika hancur entah apa penyebabnya Dimas pun belum tau.

Apa memang sudah seharusnya aku jujur dan ceritain semua ke Shareen tentang siapa dia sebenarnya?” batin Dimas.

Syrupphh

Ahhh

“Tapi aku belum siap untuk ngelepasin Shareen Tuhan, aku sudah menggapnya anak ku sendiri,” sambungnya.

“Papah,”

Dimas melihat kearah sumber suara yang memanggilnya. Dengan ragu gadis itu mendekat padanya, duduk di sampingnya. Tak ada suara apapun yang keluar dari mulut Dimas, Ia sebenarnya masih merasa kesal tentang apa yang di perbuat oleh anak kandungnya sendiri, tapi bagaimana pun juga Ia salah, Ia sudah membentak anak kandungnya yang semasa Ia hidupnya tidak pernah di lakukannya.

“Pah, Aku minta maaf, Aku ga bermaksud ingkar janji ke Papah,” ucap Syanaz seraya terus menunduk merasa bersalah pada Papahnya.

Dimas menatap ke arah depan tanpa melihat ke arah putrinya, “Papah ga pernah ngajarin Naz seperti itu, kalo kalian sedang ada masalah Papah selalu ingetkan untuk selesain dengan baik-baik, tapi kenapa Naz semarah itu sama adek? Adek ngelakuin kesalahan apa sama Naz?” ujar Dimas dengan hati-hati.

Syanaz hanya menunduk menangis, menyesali perbuatannya. Ia marah, ia sedih, ia kecewa terhadap dirinya sendiri dan juga Shareen yang telah menyembunyikan soal taruhan itu darinya.

“Aku minta maaf Pah, Aku tau Aku salah,”

Dimas menarik nafas pasrah, “Emang udah saatnya Shareen tau, Papah ga marah sama Kamu, kalo emang kalian ada masalah selesain baik-baik, belajar dewasa, kalian bukan anak TK lagi sekarang,” jelas Dimas.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang