Part 78

1.9K 125 32
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Ceklek

Pintu ruangan itu terbuka dan mendapatkan seorang pria paruh baya ber jas putih dengan wajah yang sulit di artikan.

Semua yang tengah menunggu ikut berdiri menghampiri dokter, termasuk orang tua dari Dani Bramantyo yang sudah datang sejak mengetahui kabar anaknya.

“Gimana keaadaan anak saya Dok? Gimana?” tanya wanita itu.

Dengan nafas yang berat, dokter menggelengkan kepalanya.

“Maaf Bu, Pak, saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkehendak lain,” jawab Dokter.

Tangis mereka pecah.

“Ga! Ga mungkin Dok, Papah… Abang Pah..” tangis dari ibu Dani.

"Ngga, Ngga, Ngga, Engga Rey, Ngga mungkin," lirih Shareen.

“DANI!!!” teriak Shareen.

Tangisannya pecah, badannya seketika melemas. Ia terduduk lemas dalam dekapan Reyhan yang tak bisa membendung air matanya setelah mendengar kabar dari pria ber jas putih itu. Semua yang ada disana pun ikut menangis saling menguatkan satu sama lain.

"Reen..." lirih Reyhan yang masih memeluk saudara kembarnya itu.

“Gamungkin! Ga mungkin dia ninggalin gue Rey! Hiks,” ucap Shareen seraya terus menangis.

“Sabar Reen, ini semua udah takdir,” ucap Reyhan terus dan kuasa menahan tangis.

"Gue harus periksa sendiri keadaannya di dalem," ucap Shareen mengahapus kasar air matanya, “Gue ga mau lo tinggalin gue!” Shareen berdiri memaksa masuk kedalam ruangan.

"Reen," panggil Reyhan.

"Dani!" Gadis itu melihat tubuh pria yang ia sayangi kini sudah terbujur kaku dan pucat pasih dengan banyaknya luka di wajahnya. Gadis itu memeluk tubuh pria itu dan terus memohon padanya.

“Dan bangun Dan, ini cuma prank kan? Dan, gue tau lo sering bercanda ini ga lucu! BANGUN DANI!” ucap gadis itu yang terus berusaha membangunkan Dani.

“Lo udah janji bakal Diner bareng gue malam ini dan bawain gue buku, kita akan bahas buku itu berdua, iya kan? Sekarang mana bukunya? Ayok kita baca bareng-bareng, bangun Dani!”

“DANI BANGUN!!!”

Gadis itu menangis histeris, dan terus mengoyang-goyangkan tubuh Dani yang sudah terbujur kaku. Ia menarik nafas dalam, dan menghapus air matanya secara gusar. Lalu ia memegang tangan yang sudah terasa dingin itu, ia genggam tangan itu.

“Katanya lo mau liat gue pake Gaun ini, ini gue udah pake, lo bangun ya, lo harus liat! lo bangun ya? liat gue udah pake gaunnya,” ucap gadis itu seraya memperlihatkan gaun yang ia kenakan.

“Oh iya, Gue juga udah nerima 5 mawar putih ini, ini dari lo kan? Dani jawab!” ucap gadis itu dengan tangan yang sudah mengeluarkan banyak darah karena ia terus menggengam Bunga yang sedikit meninggalkan duri itu.

"Reen, udah Reen, gue gabisa liat lo begini," ucap Reyhan terus menenangkan Shareen.

Semua menatap sedih kepada gadis yang terus berusaha membangunkan jenazah Dani. Begitupun Reyhan yang tidak tega melihat kembarannya seperti ini. Kini Shareen menghadap Reyhan mencengkram kerah lelaki itu.

“Rey, bilang sama gue kalo ini bagian dari prank yang kalian buat kan? Jawab gue Rey!” sentak Shareen.

“Reen…” lirih Rey seraya menatap sedih saudara kembarnya yang belum menerima kenyataan.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang