Part 24

2K 136 5
                                    

M E L O D Y

♡♡♡


Shareen tengah menunggu taksi onlinenya di halte sehabis membeli buku novel di salah satu grandmedia terdekat dari sekolah sehabis pulang sekolah.

Shareen menunggu sembari sesekali bermain ponsel. “TANTE AWAS!” teriak Shareen lalu berlari untuk menolong seorang wanita yang terbilang usianya belum terlalu tua, yang ingin terserempet motor. Telat sedikit, nasib naas menimpa perempuan itu.

“Jalan yang bener woi!” sewot pengendara motor itu kepada wanita yang di tolong Shareen, pasalnya wanita itu seperti orang yang linglung yang tak kenal arah. Tatapannya kosong. Dibilang orang gila, tidak mungkin, karena penampilannya sangat amat rapih dan terurus.

“Maaf ya pak," ucapnya kepada pengendara motor itu, "Ayo tante kita ke pinggir dulu,” Shareen mengajak wanita itu ke halte.

“Tante gapapa?” tanya Shareen tapi tak ada respon dari wanita itu, tatapan masih kosong dan kali ini terlihat sendu, seperti banyak kesedihan di dalamnya.

Shareen bingung harus berbuat apa? berusaha bertanya rumah wanita itu dimana, tapi tak ada balasan. Tapi Shareen terus bertanya dan memastikannya pelan-pelan.

“Tante rumahnya dimana? Biar aku anter pulang ya,” tawar Shareen.

Wanita itu hanya menatap Shareen dengan tatapan yang sedih dan langsung memeluk Shareen. “Raisa,” ucap wanita seraya memeluk Shareen.

Awalnya Shareen sangat bingung, tapi entah perasaan apa yang timbul dari dalam tubuh Shareen ketika wanita itu memeluknya. Gadis itu merasa pelukan wanita itu sangat nyaman, seperti pelukan tulus seorang ibu yang Shareen rindukan sejak lama, tanpa sadar airnya matanya menetes begitu saja. Shareen langsung menghapusnya dan melepas pelukan itu.

“Tante, rumahnya dimana? Biar aku anter tante untuk pulang ya?” ucapnya lembut.

Sama. Tetap tidak ada jawaban yang keluar dari mulut wanita itu.Bingung. Itu yang gadis itu rasakan. Shareen berusaha mencari sesuatu yang mungkin wanita ini bawa agar ia bisa mengetahui dari mana wanita ini berasal. Tanpa sengaja Sharee  melihat sebuah notes yang menggantung di leher wanita itu. Shareen mencoba membuka notes itu dan ya, ia mendapat jawabannya dimana rumah wanita itu.

♡♡♡

Sehabis latihan untuk pentas seni yang akan di lakukan beberapa hari lagi, Syanaz dan Reyhan bergegas untuk pulang. Reyhan melajukan ducatinya dengan kecepatan yang standar, dengan Syanaz yang duduk dibelakangnya.

Tanpa sepengetahuan Syanaz, ia belok kearah yang bukan semestinya di tuju. Bukan arah jalan menuju rumah gadis itu, melainkan ke taman yang tidak jauh tempatnya dari komplek gadis itu.

“Mau kemana? Ko ga belok?” tanya Syanaz yang saat itu baru sadar.

“Udah ikut aja,”

Reyhan memarkirkan ducatinya di pinggir taman, lalu mengajak Syanaz ketempat duduk yang berada di taman itu.

“Lo ngapain sih ngajak gue kesini, gue cape tau mau istirahat.”

“Cerewet banget sih, udah sini dulu duduk,” ajak Reyhan, Syanaz pun mengikuti duduk disamping lelaki itu dengan raut wajah yang ya kalian bisa tebak sendiri. Yang jelas, kesal.

“Bagus ya tamannya,”

“Iya bagus, terus?” tanya Syanaz seraya memperhatikan Reyhan yang sedang menyender ke bahu kursi sembari memejamkan mata.

Syanaz benar-benar merasa kesal. Apa maksudnya Ia di bawa kesini? hanya untuk melihat lelaki ini tidur? menyita waktu istirahatnya saja. Syanaz berdiri dan memilih beranjak pergi untuk meninggalkan Reyhan.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang