Part 40

2.1K 144 4
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Kini mereka semua tengah bersiap-siap. Gugup,gemetar, panas, dingin,bercampur jadi satu di dalam diri Syanaz. Syanaz sudah memakai gaun rapih berwarna biru putih begitupun dengan Reyhan yang sudah memakai satu set jas berwarna senada dengan Syanaz.

Reyhan melihat Syanaz yang tampak terdiam melihat semua orang dari dalam ruangan. Reyhan ngerti apa yang di rasain sama Syanaz. Ia juga pernah berada di posisi tersebut, rasanya seperti ingin mengeluarkan semua makanan yang ada di dalam perutnya saat itu juga.

“Ca, kamu gugup ya?” tanya Rey seraya memegang tangan Syanaz yang tampak dingin.

Syanaz hanya tersenyum hambar. “Jangan gugup gitu dong, harus pede oke? Mana nih pacar aku yang katanya udah siap tampil?” tanya Reyhan menghibur Syanaz.

“Aku pikir gaakan serame ini,” ucap Syanaz.

Reyhan memegang ke dua bahu gadis itu, seperti mentransfer energi padanya, “Ca, intinya gimana nanti, kita harus bisa tampilin yang terbaik ya? Sekolah udah naruh kepercayaan penuh sama kita,” ucap Reyhan meyakinkan Syanaz.

Kenapa laki-laki ini begitu tenang? Apa Ia tidak merasa deg-degan sama sekali seperti dirinya? Pikir Syanaz karena melihat Reyhan dengan tenangnya berucap seperti itu. Tapi hal itu membuat Syanaz sedikit yakin bahwa Ia pasti bisa.

Syanaz dan Reyhan serta anak anak yang lain mulai menikmati penampilan-penampilan dari sekolah lainnya yang mereka rasa itu cukup menakjubkan. Tapi ga menggoyahkan mental mereka sama sekali, karena mereka yakin sekolahnya juga bisa tampilin jauh lebih keren. Toh ini bukan kompetisi.

“Oke guys, sebentar lagi kalian yang tampil, dan yang tampil pertama grup Novita dulu, dan baru kalian,” ucap Miss Lia seraya menunjuk ke arah Syanaz dan Rey.

“Baik Miss,” ucap mereka serentak.

“Semangat dulu! semangat dulu!,” ajak Miss Lia untuk bertosan ala chilriders.

“MELODY! MELODY! MELODY! BISA!” ucap mereka kompak.

Kini Novita dan Bunga tampil, penampilan yang tak pernah mengecawakan bagi guru vocalnya. Mereka selalu berhasil membuat yang menontonnya terpukau. Dan sebentar lagi saatnya Syanaz dan Reyhan yang tampil.

Reyhan terus menggemgam tangan Syanaz sejak tadi tanpa melepaskannya sama sekali. Syanaz terus berdoa agar penampilan berjalan lancar.

“Ca, kamu siap?” tanya Reyhan dan Syanazhanya mengangguk.

Syanaz menarik nafas dalam, "Huhhh..."

“Rey, Syanaz, sekarang giliran kalian yang tampil, semangat! Dan lakukan sebaik mungkin, bikin bangga sekolah,” ujar Miss Lia.

Merema berdua mengangguk, “Ayo Rey, Sya, semangat, gue yakin kalian pasti bisa,” ucap Novita memberi semangat.

“Di luar rame banget gilakk,” ucap Dani.

“Tapi seru, wuhh legaa, hayoloh Syan....,” ejek Pijar.

Novita menyenggol lengan Pijar, “Jar jangan kaya gitu akh, kesian Syanaz nanti yang ada gerogi dia, tutup kuping aja Sya, anggap aja ga denger kata Pijar barusan,” cetus Novita.

“Rey, Syanaz? Are you ready?” ucap salah satu panitia.

Mereka berdua hanya mengangguk dan membututi panitia itu, untuk mengikuti arahannya.

“Semangat Rey....,” ucap Bunga. Reyhan hanya tersenyum memberikan jempol tangannya. Membuat Bunga sedikit happy.

Kini mereka berdua sudah di atas panggung, benar kata Dani dan Pijar ramai sekali yang akan menonto mereka. Aduh..., aku jadi bener-bener gugup.

“Ca, are you okey?” ucap Reyhan yang hanya terdengar oleh Syanaz, Syanaz hanya memberikan senyuman termanisnya. Yang Reyhan artikan sendiri bahwa gadis itu merasa aman saat ini.

Oke Naz, lo bisa! Inget kata Papah harus berani! Dan lupain semuanya, sekarang lo harus focus! – batin Syanaz.

Syanaz melihat Papahnya sendiri sudah diduduk di bangku penonton menyemangatinya. Ia tersenyum simpul menyapa Papahnya yang sudah mengangkat kamera di kursi penonton. Namun...., kenapa Papahnya terlihat sendiri?

Shareen kemana? - batinya.

Alunan music mulai terdengar, mereka mulai menikmati perfomannya, suara riuh tepuk tangan penonton membuat mereka semakin berani untuk menampilkan yang terbaik.

“Wahh gila ini sih keren abis konsepnya,” ucap Pijar takjub dari belakang panggung melihat penampilan dua sejoli itu.

“Ihhh ko gue terharu sih, padahal ini lagu ga sedih, kayak yang seneng, sedih campur aduk gitu lah,” ucap Novita sedikit lebay.

Tak kalah lebay dari Novita, Miss Lia pun meneteskan air mata, karena merasa bangga memiliki murid-murid seperti mereka. Terlebih Syanaz, Ia benar-benar menampilkan perfomance yang terbaik.

“Miss jangan nangis,” ucap Novita memeluk Miss Lia.

Tak kalah heboh dari yang lain, Dani dari awal tak berhenti menepuk tangannya, "Buset broo, ini mah gilak sih, kalo lomba gue yakin menang dah," ucap Dani kini berada di samping Pijar.

Demian dan Bunga hanya memperhatikan dalam diam dari sudut tempat yang berbeda.

Harusnya si gue yang duet sama Rey pasti bakal pecah juga – batin Bunga.

Gue bangga sama lo Syanaz - batin Demian.

Stuck with YouuUu.....

Prok prok prok

Seluruh penonton berdiri memberi tepukan yang sangat meriah terhadap penampilan mereka berdua.

Disitu Syanaz tersenyum bangga dan hampir saja Ia menetesnya air matanya, Ternyata Ia mampu membawakan lagu ini dengan sempurna. Begitupun dengan Rey, baginya ini adalah penampilan sangat berharganya yang tidak akan pernah Ia lupakan.

Kini mereka berdua kembali ke belakang panggung. “Syanazzzz, Oh My God! gue bangga bangettt,” ucap Novita yang membuat Syanaz kaget karena langsung memeluknya.

“Makasih Nov,” ucap Syanaz tersipu malu.

“Yang temen deketnya ga dikasih selamat juga?” protes Rey.

“Lo udah sering, bosen,” cetus Novita.

Pandangan Syanaz teralihkan kepada guru yang selama ini mengajarinya, “Miss ko nangis?” tanya Syanaz.

Miss Lia menghampiri Syanaz dan memeluknya. Begitupun Pijar yang tampak sedih dan ingin bergabung memeluk Syanaz, namun tidak jadi karena Reyhan.

“Lo mau ngapain?” tanya Reyhan yang menarik leher baju Pijar dari belakang.

“Sedih juga Rey, yauda peluk lo aja,” ucap Pijar yang sudah merentakan tangannya ingin memeluk Reyhan.

“Najong, Nopi tolong temen lo Nop,” ucap Reyhan.

Hanya ada gelak tawa karena tingkah konyol Pijar saat itu, Dan Syanaz benar-benar merasa lega setelah tampil. Sperti, beban hidupnya hilang gitu saja. Syanaz pun tersenyum manis ke arah Demian yang melihatnya dari kejauhan.

♡♡♡

jangan lupa follow & vote yaa🐟🤍

luv all🤍🪷

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang