Part 27

2.2K 153 7
                                    

M E L O D Y

♡♡♡


Baru kali ini Shareen melihat orang yang di depannya yang biasa terlihat ceria, kadang galak, usil, angkuh serta arogan, kini meneteskan air bulir bening dari binar matanya tepat di hadapannya. Kesedihan itu jelas sangat terasa oleh Shareen.

"Sorry, gue turut prihatin Rey," ucap Shareen seraya mengelus singkat lengan lelaki itu.

Reyhan terkekeh pelan, "Gapapa Reen, gue boleh jujur?" tanya Reyhan.

Shareen menatap Reyhan lekat, "Ga tau kenapa, gue liat lo kaya gue liat Raisa, gue ngerasa banyak kemiripan dari lo sama Raisa, tapi mungkin ini karena gue terlalu kangen aja sama Raisa," ucap Reyhan jujur.

"Berarti Raisa seharusnya udah sebaya ya sama kita? Gue jadi kepo deh sama Raisa, lo ada ga fotonya? gue liat di rumah lo tadi gaada, gue kira lo anak tunggal kaya raya," ujar Shareen alih-alih menghibur Reyhan.

Reyhan terkekeh, "Gue sama bokap mutusin buat ga pajang tentang Raisa dirumah, karena nyokap, gue tau pasti lo paham, tapi ada ruangan khusus buat nyimpen itu semua, nanti kalo lo main kerumah gue lagi, gue bakal ajak lo ke kamar Raisa, tapi kayanya gue juga nyimpen deh di handphone gue," jelas Reyhan.

Reyhan mengeluarkan handphonenya yang tapi ternyata handphonenya habis batre. Yang membuatnya sedikit berdecak kesal.

"Yaudah deh next time aja," ucap Shareen.

Sebenernya Shareen pun merasakan hal yang aneh bila berada di dekat Reyhan. Jujur rasanya sangat aman dan seperti terlindungi, seperti melihat dirinya di versi lelakinya. Padahal pertemuan awal mereka terkesan kurang baik, tapi semakin hari melihat Reyhan, perasaan sangat aneh. Bukan, bukan jatuh cinta, melainkan ada perasaan yang sepertinya harus Ia sampaikan kepada lelaki itu. Tapi Shareen terlalu gengsi untuk mengungkapkan itu semua ke Reyhan.

Tanpa sengaja fokus Reyhan teralihkan ketika melihat gelang yang di kenakan Shareen, gelang yang pernah Dani bahas ternyata benar berinisial R, Ia terus memperhatikan gelang itu. Gelang yang sama berinisial R yang selalu Ia pakai sejak kecil, gelang yang di berikan Antonio kepada Reyhan dan Raisa.

"Gelang lo," ucap Reyhan meraih tangan Shareen dan mencocokan dengan gelang yang sedang ia kenakan juga.

"Lo juga punya?" tanya Shareen terkejut melihat Reyhan mengenakan gelang yang sama.

"Lo dapet dari mana gelang ini? ko inisialnya R? bakanya seharusnya S?" tanya Reyhan.

"Bokap gue, ko lo juga punya? setau gue ini gelang di desain khusus, itupun kata bokap gue, untuk inisial R gue juga ga paham, kata bokap karena R huruf tengah nama gue," jelas Shareen.

Apa mungkin, perasaan gue selama ini benar? - batin Reyhan

"Rey, malah bengong." ucap Shareen menyadarkan Reyhan.

"Kenapa lo? ga nyaman ya barangnya couple sama gue, tapi sorry gue gabisa lepas gelang ini, bokap minta harus selalu di pake," lanjutnya.

"Ehh kaga elah, serius dari bokap lo? lo dikasih gelang itu pas kapan? inget ga?" tanya Reyhan.

"Pas gue kecil,"

"Pas umur lo berapa? lo bisa ceritain masa kecil lo ke gue?"

"Aduhh gue ga inget sama masa kecil gue, kata bokap gue pernah kecelakaan terus kepala gue kebentur gitu, jadi gabisa inget gue dulu gimana, jadi jangan tanya gue tentang masa kecil gue ya, gue bener bener gainget," jelas Shareen yang memang benar Dimas menjelaskannya selalu seperti itu.

Ya tuhan, apa Raisa masih hidup? dan orang itu ada depan aku? - batin Reyhan

"Lo ga lagi bercandakan?" tanya Reyhan mengintimidasi.

"Ngapain sih gue bercanda, kaga lah, tanya aja Syanaz, dia juga tau hal itu kok," ujar Shareen.

"Tapi kok bisa sama persis ya?" gumam Reyhan.

"Gatau gue juga, cuma beda warna aja ya?, ah mungkin bokap gue bohong kali, gelang ini ternyata banyak di pasaran," kata Shareen.

Gelang itu di desain khusus sama Ayah, gamungkin orang lain punya selain gue sama Raisa- batin Reyhan

Gue harus cari tau kebenarannya, kalo emang benar itu lo Reen, gue seneng banget ternyata gue sering ada di dekat lo dan lo masih hidup Rai, - batin Reyhan

Shareen melihat langit yang semakin menggelap, "Balik yuk Rey, gue takut bokap gue udah dirumah guenya belum di rumah," ajak Shareen.

Reyhan mengangguk, " Thanks ya udah mau denger cerita gue,"

"Santai, kalo mau cerita sama gue, gue siap denger tanpa harus sogokan tutup mulut, rahasia lo aman hehe," ucap Shareen.

"Bisa bisaa hahaha," ucap Reyhan, yang sebenernya masih memikirkan apa mungkin Shareen itu....

♡♡♡

Dikamar yang bernuansa dengan warna hijau pastel, dengan desain yang cukup klasik. Terlihat gadis manis sedang bermain ponsel seraya tiduran di kasur king size miliknya. Ia terus tersenyum manis memandang layar poselnya yang menampakan gambar seorang lelaki berparas tampan dan kharismatik yang kini sudah menjadi kekasihnya.

"Ini serius ni gue official sama Rey? Akkkkkk" ucap Syanaz kepada dirinya sendiri seraya terus memandang foto Reyhan di handphonenya dan sesekali berguling kesana kemari.

"Ihh Naz, gaboleh terlalu seneng, takutnya cuma sebentar," gumamnya.

"Tapi seneng bangettt gimana dong," lanjutnya.

Brum Brum

Deruman suara motor yang tak asing bagi Syanaz terdengar berhenti di depan rumahnya. Lantas Syanaz buru-buru mengeceknya lewat dari jendela kamarnya.

"Rey? Kok dia bisa sama Shareen?" gumamnya dari balik jendela kamarnya-.-

"Thanks," ucap Shareen.

"Yoi, salam buat cewe gue," cetus Reyhan.

"Udah official?" goda Shareen.

Reyhan terkekeh, "Tanya langsung sama kembaran lo, gue cabut, bye cil" ucap Reyhan seraya melajukan ducatinya.

Shareen masuk ke dalam rumahnya, dan Syanaz pun buru-buru untuk keluar dari kamarnya.

"Ko bisa balik bareng Rey?" tanya Syanaz.

"Kayanya bener ada yang udah official," ucap Shareen.

"Ihh kenapa bisa bareng?"

"Gausah cemburu. Ga sengaja ketemu di jalan pas gue lagi nunggu taxi," bohong Shareen, karena Reyhan yang meminta untuk tidak cerita dulu ke siapa-siapa termasuk kekasihnya itu, biar Ia sendiri yang bercerita langsung ke Syanaz.

Shareen mulai menaiki anak tangga dan meninggalkan Syanaz yang masih menatapnya curiga, "Dapet salam dari Rey," ucap Shareen.

"Salam apa?" tanya Syanaz.

"Salamin ke pacar gue, besok sarapan bareng," ucap Shareen asal seraya terus menaiki anak tangga.

"Ahhh Reennnn! lo gamau denger cerita gue?" rengek Syanaz dari bawah yang melihat Shareen berlalu begitu saja menaiki anak tangga.

"Besok aja! Cape," balas Shareen.

"Gamau. Harus sekaranggg," ucap Syanaz berlari menaiki anak tangga menyusul Shareendan masuk kekamarnya.

♡♡♡

jangan lupa follow & vote yaa🐟🤍

luv all🤍🪷

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang