Part 29

1.9K 128 5
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

“Reen tunggu,” Panggil Syanaz ketika Shareen hendak kembali ke kamarnya untuk mandi setelah jogging.

“Kenapa?”

“Lo tau ga sih Rey kemana?” tanya Syanaz sedikit cemas.

“Yang pacarnya kan lo, kenapa nanya ke gue?”

“Dari semalem ko dia ga bales chat gue ya sampe sekarang?”

Dasar manusia yang sedang kasmaran, ilang dikit langsung bikin ga nafsu makan,“Astagaaa, bucin lo ya mulai, pantes tadi sarapan kaya ga nafsu,” cetus Shareen.

“Dia nyesel kali ya nembak gue jadi pacarnya,” Syanaz terduduk lesu di anak tangga yang paling bawah seraya terus mengecek ponselnya.

“Heh! pikiran lo jangan kaya gitu deh, mungkin dia kecapean terus sekarang masih tidur? udah gausah terlalu overthinking, mending lo mandi, gue mau hangout sama Naila sama Anggi, lo mau ikut ga?” Ajak Shareen.

“Ikutttt, tapi gamandi, gapapakan? gue ga bau ko,”

“Gausah ikut lo!” ketus Shareen seraya menaiki anak tangga.

“Kenapa?” ucap Syanaz polos.

“Ya lo pikir aja Syanaz Almira, lo bau kecut abis jogging, yang ada lo bikin Naila sama Anggi pingsan,”

“Kan bisa pake parfume yang banyak,”

“Terusss, Kalo lo gamandi, lo pergi sendiri,” ucap Shareen yang langsung masuk ke kamarnya.

Bruk!

“Iya-iya bawel,”

“Lagian kenapa sih harus mandi? Gue mandi juga gabakal bikin gue kaya Raisa.” Gumam Syanaz.

“MANDI SYANAZ! LO GUE TINGGAL YA!” teriak Shareen dari depan kamarnya, karena pas Shareen ga sengaja keluar kamarnya untuk mengambil handuk, Ia masih melihat Syanaz yang berdiri mematung di bawah tangga.

Syanaz terkejut menutup kedua telinganya, "IYA, IYAAAA,” Ucap Syanaz lalu beranjak kekamarnya seraya ngedumel.

“Perasaan tadi udah masuk kamar,” gumamnya pelan.

♡♡♡

Reyhan melangkah ke tempat dimana yang pasti akan mengingat kembali kejadian 7 tahun silam. Dengan perasaan yang berusaha kuat seperti setiap kali Ia ke tempat itu, Ia meletakan bunga tulip kesukaan Bundanya serta Birthday cake di sampingnya seraya duduk bertekuk lutut di bahu sungai. Reyhan terus memandang air sungai yang arusnya cukup deras. Dan akan selalu deras.

Reyhan membuang nafas berat, “Hai Rai, apa kabar? Bunda, Ayah, kangen sama kamu,"

Dengan nafas yang berat, dan perasaan yang sama setiap kali ia menginjakan kaki ketempat itu, Ia berusaha menahan tangisnya. Perasaan sedih, marah, dan penyesalan selalu menguasai dirinya setiao kali Ia menginjakan kaki disini.

“Happy Birthday Raisa Carabella, sekarang kita udah tujuh belas tahun ya?” Ucap Reyhan seraya memegang birthday cake.

Seraya terus memegang Birthday cake, Reyhan terus bercerita kepada arus sungai yang telah membawa pergi kembarannya entah kemana. Reyhan sangat berharap kembarannya masih hidup walaupun kemungkinannya sangat kecil. Dan Ia juga berharap gadis itu yang membuatnya selalu yakin kalo itu kembarannya, benar adanya.

“Kamu ga kangen rumah Rai? Aku kangen kamu Raisa hiks, udah ga pernah ada pesta ulang tahun dirumah semenjak kamu hilang.”

Reyhan menormalkan pandangannya dan menghapus bulir yang membadahi pipinya, “Rai,aku mau cerita sama kamu. Sebenernya aku malu cerita tentang ini, karena ini kaya aku ngejilat ludah sendiri hehe,” Sambung lelaki itu.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang