Part 47

2.1K 168 29
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Syanaz tengah bermalas-malasan di atas kasur. Selama Shareen tidak di rumah membuatnya bingung harus ngapain. Biasanya kalo ada Shareen ia akan melakukan kejahilan yang bikin Shareen marah padanya. Bahkan membalas kejahilannya.

“Sepi banget sih rumah,” gumamnya seraya terbaring menatap langit-langit kamarnya.

“Biasanya rumah ga pernah sepi kaya gini, gue kecewa sama lo Reen, tapi gue juga ga bisa bohong kalo gue kangen sama lo sekarang,” ucapnya.

Syanaz membuang nafas pelan, “Apa iya, gue udah berlebihan banget sampe Reen mutusin untuk pergi dari rumah?” Syanaz yang tidak tau sebenarnya beranggapan bahwa Shareen benar-benar pergi dan gaakan pernah kembali lagi ke rumah itu.

Drrttt ddrrttt

Suara handphone mengusik lamun
nnya, Syanaz segera meraih ponselnya karena ada yang menelponya.

Syanaz mengerutkan kening heran ketika melihat siapa yang menelponnya, “Tumben banget,” gumamnya.

Hallo Sya,” sapa orang dari sebrang sana.

“Hallo Ka Mian, ada apa tumben?”

Malem sibuk ga?”

“Ngga sih, kenapa kak?”

“Gue mau undang lo ke Grand Opening Coffeshop sepupu gue, lo mau?”

“Nanti malem ya?”

Iya, kalo ga bisa gapapa ko Sya,”

“Bisa ko bisa kak, lo share loc aja nanti lokasinya,” tanpa pikir panjang Syanaz mengiyakan ajakan Demian.

“Gamau gue jemput aja?”

“Gausah kak, gue aja yang kesana sendiri,” Syanaz tak mau merepotkan Demian untuk jauh-jauh menjemputnya.

Oke, nanti gue share loc ya, seeu nanti malem Sya,”

“See u kak,”

Tuttttt

Terlihat raut wajah yang semula terlihat murung kini mulai melebarkan senyumnya. Syanaz menerima ajakan Demian karena ia juga merasa bosan saja di rumah. Demian juga orangnya asik jadi tidak akan boring bila jalan dengannya, pikirnya. Ia juga sudah sangat yakin akan dapat ijin oleh Papahnya.

“Itung-itung nyegerin pikiran,” gumam Syanaz.

♡♡♡

Seraya menunggu Pak Tono menjemputnya di Villa Reyhan, Shareen memutuskan untuk duduk-duduk santai di teras yang ada di villa Reyhan. Hari kini sudah mulai gelap.

Udara yang terasa semakin dingin juga sejuk. Sudah lama sekali Ia tidak merasakan suasana pedesaan yang sejuk dan asri seperti ini. Ingin rasanya tinggal disini lebih lama dan enggan kembali ke Jakarta.

“Reen, ga dingin lo? Nih pake jaket gue,” ucap Reyhan yang membawa salah satu jaket miliknya.

Shareen menerimanya, “Thanks, sejuk juga ya disini?” kata Shareen.

Kini Reyhan sudah duduk tepat di kursi samping Shareen. Mereka menikmati secangkir teh hangat yang Reyhan buatkan tadi.

Shruppp

Ahhhh

“Emang, mana ada di Jakarta kaya gini, iya ga?” tanya Reyhan.

Shareen mengangguk seraya menggemgam secangkir teh hangat untuk menghangatkan jari jemarinya, “Sebenernya lo ada perlu apa sih dibogor, sendiri lagi, sampe ke sungai-sungai,” tanya Reyhan yang masih benar-benar penasaran dengan tujuan Shareen bisa sampai ke hilir sungai itu.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang