Part 63

2.1K 152 10
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Shareen mengajak Bunga untuk bergabung bersama teman-temannya. Mereka sudah janjian untuk mampir ke café di deket sekolah setelah pulang sekolah.

“Ayok Bung,” ajak Shareen.

Bunga yang sedari tadi pagi hanya di kelas tidak mau keluar kelas karena masih takut serta malu untuk ketemu teman-temannya. Belum lagi sikap Pijar yang kini seperti menjauhinya, dan hari ini pun ia tidak sebangku dengan Pijar, ia lebih memilih untuk duduk di kursi belakang yang tampak kosong seorang diri. Satu hari ini Bunga habiskan waktunya di kelas, Ia hanya bermain ponsel dan sesekali membaca rangkuman yang tertinggal.

“Bung, ayok. Udah gausah takut, kan ada gue, niat lo juga baik kan?” kata Shareen.

Akhirnya Bunga memilih untuk ikut dengan Shareen. Walau perasaan takut terus menghantuinya. Sementara di café sudah ada Syanaz dkk serta Reyhan dkk.

“Cobalah di chat kembaran kau Rey, jadi tidak dia kesini,” ucap Novita.

“Iyanih, kemana ya Shareen ko belum sampe-sampe,” ujar Dani.

“Yaelah, suruh siapa tadi ga bareng?” ucap Syanaz.

“Gue udah samperin dia ke kelas, tanya aja Naila sama Pijar,” ujar Dani.

“Iya kata dia tadi mau ketemu Miss Lia dulu, gatau ngapain,” jelas Pijar Dan di angguki oleh Naila.

“Bentar gue chat dulu,” ujar Reyhan lalu mengeluarkan benda pipih berwarna hitam miliknya itu dan mencari kontak “Raisa” .

“Hai guys,” sapa Wanita yang baru saja datang dengan seorang lelaki di sampingnya.

“Anggi? Lo ngapain sam-“ ucap Novita yang terpotong karena kakinya di senggol oleh Syanaz.

Anggi tersenyum tipis kearah Demian sebentar lalu kembali menatap ke teman-temannya.

“Gue sama Kak Mian boleh gabung?” ucap Anggi ragu.

Mereka semua sontak menatap kearah Syanaz yang tengah meminum minumannya. Syanaz pun bingung kenapa mereka harus menatapnya? “Ko natap gue semua?” tanya Syanaz.

Syanaz menatap Demian dan Anggi sebentar. Sebenarnya ia juga sudah tidak apa-apa dengan semuanya yang pernah Demiaan lakuin padanya. Ia sudah mulai berdamai dengan semua itu, dan kini pun hidupnya sudah jauh lebih membaik dengan Rey di sampingnya. Tak ada salahnya ia berteman kembali dengan Demian, apalagi sekarang Demian sudah menjadi kekasih sahabatnya. Syanaz menarik nafas pelan dan tersenyum kepada Anggi.

“Kenapa harus ijin sih Gi, ayok sini gabung aja,” ujar Syanaz.

“Ca,” panggil Rey.

“Gapapa Rey, maafin kesalahan seseorang itu bukan hal yang buruk kan? Sama seperti aku maafin kamu,” kata Syanaz.

Reyhan salut melihat kelembutan hati Syanaz. Sulit sekali mendeskripsikan bidadari yang kini ada di hadapannya.Anggi mengajak Demian untuk duduk di sampingnya, Demian terlihat kikuk saat ini.

“Gapapa Kak, ngomong aja, Aku temenin” kata Anggi kepada Demian yang ingin mengatakan sesuatu kepada Syanaz.

“Sya, sebelumnya gue mau minta maaf ya, gue tau gue salah, gue nyesel pernah ngelakuin hal itu ke lo,” ucap Demian.

Yang tentu saja di saksikan oleh teman-temannya. Demian ga peduli nantinya teman-teman akan memakinya atau mengejeknya kaya gimana karena sudah terlihat cupu sekarang, tidak seperti duku yang cool dan pantang meminta maaf kepada wanita. Ia mengikuti saran kekasihnya saat ini untuk meminta maf kepada Syanaz.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang