Part 41

2.5K 180 33
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Setelah perfome Syanaz, tanapa basa-basi dengan yang lain bergegas mengganti pakainannya. Karena Ia sudah membujuk Papahnya untuk pulang hari ini juga dengan alasan tidak enak badan, dan Papahnya juga sudah menghubungi Miss Lia.

Reyhan yang melihat Syanaz sudah memakai pakaian biasa dan tampak terburu-buru menghampirinya. "Ca, kamu ko udah ganti baju? Kita berdua belum foto loh? Kamu gamau abadiin moment ini?" tanya Reyhan.

Syanaz hanya diam Ia lebih terfokus membereskan barang-barang pribadinya dan hendak meninggalkan Reyhan, tapi belum Syanaz meninggalkan Reyhan, lelaki itu sudah menarik tangan Syanaz terlebih dahulu.

"Ca, kamu kenapa sih? Aku ada salah sama kamu?" tanya Reyhan.

Syanaz hanya diam, memalingkan wajahnya dari Reyhan. Kenapa lelaki ini masih bisa bertanya seperti kepadanya? Dasar laki-laki brengsek!

"Aku mau nanya sama kamu,  kenapa kamu bohong sama aku? Kamu ngindarin aku?" tanya Reyhan dengan pertanyaan yang sudah memenuhi isi kepalanya sejak tadi.

Syanaz beralih menatap sinis Reyhan,"Bukannya yang bohong itu lo?" kini Syanaz mulai angkat bicara.

Reyhan hanya diam, bahkan Syanaz menggunakan kata "Lo", perasaan Reyhan mulai khawatir, apa Syanaz sudah mengetahui tentang semuanya?

Syanaz terkekeh miris, "Waww, ternyata taruhan itu benar ya? wuhh! gue loh objeknya," Syanaz tertawa miris saat tau kebenarannya.

Lagi-lagi Reyhan hanya diam, tanpa berucap sepatah kata pun. "Sebegitunya ya Rey, lo benci sama gue?" tanya Syanaz.

"A-aku bis-"

"Okey, fine, kalo emang lo sakit hati sama gue, kenapa ga terus terang aja Rey? Kenapa lo malah deketin gue seolah olah kamu beneran sayang sama gue?"

"Ca..." lirih Reyhan.

Lagi dan lagi Syanaz terkekeh miris, "Oh iya, gue lupa, kan emang ini rencananya ya? Lo buat gue terbang, terus lo jatuhin gue sejatuh jatuhnya sampai remuk," sambung Syanaz yang kini sudah berkaca-kaca.

Prok prok prok

"Selamat Rey,"

"SELAMAT LO BERHASIL BIKIN HATI GUE HANCUR!" tangisnya tumpah saat itu juga.

Reyhan hanya diam, ternyata hari itu begitu cepat tibanya, tapi ini konsekuensinya yang harus ia tanggung. Lelaki itu benar-benar tidak harus berbuat apa kali ini. Ini konsekuensi yang Ia harus terima.

Syanaz menghapus air matanya, menarik nafas dalam dalam dan membuangnya gusar.

"Kenapa? Ko diem sih? harusnya seneng dong, lo kan udah berhasil bikin hati gue hancur. Lo juga dikenal sebagai cowo yang arogan, angkuh, ga suka di remehin, sampe berani bikin taruhan, whaww hahaha taruhan, gue lagi yang jadi objeknya, hahaha lucu banget, taruhan sampah lo!" miris Syanaz yang kini air matanya sudah mengalir.

"Ca...."

"Stop panggil gue pake nama itu," ucap Syanaz seraya menunjuk Reyhan.

Emosinya kini sudah benar-benar memuncak. Syanaz marah, Ia dendam, dan kecewa terhadap lelaki yang Ia cintai yang sekarang berdiri tepat di hadapannya.

"Lo ga pantes panggil nama gue pake panggilan itu!"

Emosi Syanaz semakin menjadi-jadi, emosinya benar-benar sudah menggebu-gebu. Di ruangan yang hanya ada mereka berdua membuat Syanaz leluasa untuk mengeluarkan semua uneg-unegnya kepada Reyhan.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang