Part 43

2.5K 199 37
                                    

M E L O D Y

♡♡♡

Setelah pensi, sekolah meliburkan seluruh muridnya selama dua hari. Shareen sengaja untuk bangun siang, karena pikirnya di rumah juga sedang kosong, karena Ia mengira Syanaz masih di Singapore.

Shareen keluar kamar menuruni anak tangga dengan santai untuk sarapan. Pandangannya teralihkan melihat sosok yang seharusnya tidak ada di rumah hari ini.

“Loh Papah? Ko udah pulang? Naz Papah tinggal sendiri?” tanya Shareen heran.

Karena memang seharusnya hari ini Syanaz dan Papahnya masih dalam perjalan pulang dari Singapore. Ia juga baru saja melihat updatean Novita yang masih membeli beberapa oleh-oleh di pusat pembelanjaan disana.

“Adek baru bangun? Adek mending sarapan dulu,” ujar Dimas yang santai duduk sembari menonton televise.

Shareen hanya mengambil roti yang di olesi selai strawberry kesukaannya dan memilih makan di samping Papahnya seraya menonton juga.

“Papah kenapa pulang duluan?” tanya Shareen.

Bukannya menjawab Dimas malah memberikan rekaman Syanaz bernyanyi yang ada di ponselnya kepada Shareen, "Mending adek liat ini dulu,"

Shareen menerimanya dan mulai menontonya. Ia sangat bangga melihat saudaranya tampil dengan cantik di Negara tetangga. Ia focus menonton video itu, sampai Ia tidak bisa berkata-kata karena dari awal ia sudah yakin Syanaz pasti akan perfect perfomenya.

“Pah, Ini keren banget, aku bangga, sayang banget aku gaboleh ikut sama Papah, aku masih marah sebenernya sama Papah,” ucap Shareen.

Dimas hanya tersenyum melihat putrinya yang tengah mengambek ini. “Papah bangga sama putri-putri Papah, Papah mau kalian tetap kompak seperti ini ya? Kalian harus saling support, Papah sayang sama kalian,” seraya mengecup pangkal kepala gadis itu.

“Aku juga sayang sama Papah sama Canaz,”

“Naz ada di belakang tuh,” ucap Dimas.

Shareen sedikit terkejut dan menatap Dimas, “Loh, Naz juga udah pulang?” tanya Shareen.

“Iya ga enak badan kemarin katanya, jadi ijin pulang duluan,” jelas Dimas.

Tanpa basa basi Shareen langsung menghampiri Syanaz yang tengah terduduk diam di halaman belakang di sebuah kursi ayunan di teras belakang.

“Adek jangan lari-lari, Kakaknya gaakan kemana-mana kok,” ucap Dimas.

♡♡♡

Syanaz  terus melamun, menatap air kolam yang tampak tenang, masih dengan pikiran yang sama seperti kemarin.

Shareem berlari dengan sumringah menghampiri Syanaz dan memeluknya sebagai ucapan selamat karena saudaranya sudah menampilkan yang terbaik semalam.

“Canaz!” teriak Shareen.

Syanaz hanya terdiam tidak merespon apapun kepada Shareen. Biasanya Ia akan marah karena teriakan cempreng Shareen yang mengganggu telinganya, "Kangen....," manja Shareen.

“Reen, lepasin.” Ketus Syanaz.

Shareen melepaskan pelukannya dengan wajah yang sedikit di tekuk sebal, “Sensi banget si? Lagi pms ya?”

“Apaansih,” ucap Syanaz lalu menjauh dari Shareen.

Shareen merasa sikap Syanaz berbeda kali ini, kenapa Syanaz seperti tidak menyukainya? “Lo kenapa?” tanya Shareen.

Kini Syanaz mulai menatap Shareen dengan tatapan yang serius. "Lo yang kenapa!" cetus Syanaz.

"Ko gue sih?" tanya Shareen yang masih kebingungan.

Melody is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang