"Bangun Ken.."
"Buka mata lo,plis.."
"Kenandra,"
"Ken.."
"Kita ga mau kehilangan lo.."
Mereka sama-sama saling menenangkan,terutama Miane.
Gadis manis itu sampai sulit bernafas karena ia tak berhenti menangis,ia sangat takut.
Kenan, samar-samar ia mendengar suara orang-orang yang memanggil nya,ia mengenal suara-suara itu.
Pasti sahabat nya.
Sayup-sayup cahaya mulai masuk ke dalam netra nya,mata nya pun perlahan-lahan terbuka.
"Ken?" Gistara mendekat saat melihat mata Kenan yang perlahan terbuka.
Kini Andriano,Miane dan Evara pun mendekat pada Kenan.
"Lo sadar?" Ucap Andriano dengan mata beberapa kali mengerjap.
"Kenan?k-kamu bisa dengar kita kan?" kata Miane terbata.
"Dia sadar?" Evara mengusap mata nya yang masih berair.
Mereka berempat menangis selama mereka menunggu Kenan untuk sadar,sedih rasa nya melihat sahabat mereka seperti itu.
Kini,mata yang semula terpejam itu terbuka dengan sempurna.
"Akhirnya.." Keempat remaja yang sedari tadi setia menunggu Kenan sadar pun lega, akhir nya Kenan sadar juga.
Kenan,ia menatap langit-langit kamar nya dengan tatapan kosong.
"Belum berakhir?" Kata pertama yang ia ucapkan setelah ia tersadar.
Keempat sahabat nya yang mendengar itu kembali merasa sedih.
"Lupakan itu," ujar Gistara,ia duduk di sebelah Kenan.
Kenan melirik ke bawah,tempat di mana ia menghancurkan bingkai foto tadi.
Sudah bersih? bagaimana bisa?
"Sudah di beresin," Ujar Andriano,remaja itu seakan dapat membaca isi pikiran Kenan.
Kenan merubah posisi nya menjadi duduk,kembali diam dan diam, mengingat sesuatu yang terjadi,dan yang membuat nya kembali sedih.
"Baring aja kalo pusing," Kenan menggeleng kan kepala nya menanggapi ucapan Andriano.
Air mata nya tiba-tiba kembali jatuh,ntah mengapa, kesedihan nya ini tak bisa ia kendalikan,air mata nya selalu mengalir dengan sendirinya meski sudah ia pertahankan,tetap saja ia gagal.
"Hey,jangan nangis" Kata Gistara,ntah ada perasaan apa di dalam jiwa nya,saat melihat Kenan hancur seperti ini,hati nya terasa sakit,ntah mengapa ia pun tak tahu.
Saat Gistara berkata seperti itu,air mata nya malah bertambah deras,ia sama sekali tak bisa mengendalikan nya.
"Ken,it's okey.." Andriano beranjak duduk di sisi kiri Kenan,remaja itu mengusap bahu sahabat nya.
"Gua capek ndri.."
"Ada kita,Ken.." Miane tak henti-hentinya mengusap mata, gadis itu sangat sedih dengan apa yang terjadi,apa lagi saat melihat kondisi Kenan.
"Jangan gini.." kata Evara, perempuan itu terkejut saat mendengar berita dari Miane,ia tadi dengan cepat menuju komplek para sahabat nya,saat di pertengahan jalan ia bertemu mama Andriano,akhirnya mereka pergi bersama.
Saat itu mama Andriano sedang menangis,wanita itu juga merasa sedih ketika mendengar ucapan sang putra.
"Gua ga tau harus gimana lagi.."
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...