WHY-22

128 24 4
                                    

VOTE VOTE VOTE💀

*****************************************

"Andri,Kenan!"

"Fans kalian tuh!" Miane yang sudah berjalan lebih dulu di depan mereka kini berlari berbalik arah, karena melihat banyak nya adik kelas yang sudah pasti dan ia sudah sangat kenal bahwa itu penggemar Kenan dan Andriano.

Andriano berhenti lalu menatap ke arah Kenan yang kini tengah memandang lurus ke depan.

"Lo duluan dah!" Andriano mendorong tubuh Kenan dari belakang.

"Lo," Kenan berbalik, lalu kini ia mendorong Andriano.

Andriano menghindar dari jangkauan Kenan, remaja itu kini berdiri di sebelah nya.

"Bareng," kata Andriano, kedua nya pun berjalan beriringan.

Gistara,Miane dan Evara di belakang mereka hanya menghela nafas, ribet sekali.

"Ribet ya?" ujar Evara.

"Asli," Gistara menganggukkan kepalanya.

Miane hanya sibuk memperhatikan sekitar dengan senyum yang terus mengembang, karena tak sedikit juga adik atau kakak kelas yang mengenal gadis manis berkaca mata ini, karena apa?karena lucu nya itu ia menjadi di kenal orang banyak.

Kalo Evara di kenal karena gadis itu tinggi, bahkan dapat di katakan bahwa gadis itu yang paling tinggi di angkatan nya.

Gistara?kalo yang ini jangan di tanyakan, hampir dari setiap sudut dan sisi yang ada di dalam diri gadis ini di sukai banyak orang, terutama paras dan kuat nya gadis ini.

"Sial, kurang rame kurang rame.." Andriano berhenti lalu membalikkan tubuh nya saat melihat banyak nya adik kelas di depan sana.

Bahkan suara-suara riuh mulai terdengar di telinga mereka.

"Ih,mau ambil bansos kah?" Miane mengerjap kan mata nya saat melihat tumpukan gadis-gadis di koridor.

"Pala lo,cil!" Andriano mendengus saat mendengar perkataan Miane.

"Ken,gua-loh?" Andriano menyipitkan mata nya saat melihat keadaan di hadapan nya sekarang ini, Kenan dan Gistara sedang berbincang, sejak kapan Gistara berpindah posisi?

"Yang mana?"

"Itu, yang baju nya biru garis-garis," Gistara menunjuk ke depan sana, entah menunjuk siapa.

"Oh dia?lo naksir,ra?" tanya Kenan.

"Ck, bukan gitu.."

"Terus-"

"Ekhem!" kedua nya menoleh saat Andriano dan Evara berdehem.

Tapi sekarang, Andriano dan Evara tengah saling melempar tatapan aneh mereka satu sama-lain.

"Ngikut-ngikut!" ujar kedua nya kompak, kini mata kedua nya terbelalak.

"Diam!" kompak lagi?ya.

"Lo-"

"Diam diam diam." Evara mengatup mulut Andriano dengan tangan nya, ia tak mau kalah dari remaja itu.

Andriano memukul lengan Evara agar tak mengatup mulut nya lagi, karena ia pengap.

"Mati gua, Va!" Andriano meraup udara dengan rakus.

Miane yang berada di tengah-tengah hanya bisa memegangi kepala nya.

"Pusing!" ke empat sahabat nya menoleh pada gadis itu, mengapa ia memegangi kepalanya?

"Pusing, pusing,pusing,pusing!" Miane berkata seperti itu lagi.

WHY?(K.K)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang