WHY-44

80 7 1
                                    

"I love baju olahraga, muach!" Andriano mencium baju nya sendiri, ia benar-benar senang hari ini karena memakai baju olahraga, untung saja masih besar baju nya itu.

Oh, jangan lupakan dengan kamera yang sudah menggantung di leher remaja itu, ia akan mengambil banyak moment untuk hari ini.

"Kata baju olahraga mulut kamu bau!" sahut Miane yang kini tengah meminum susu kotak nya.

Gistara dan Evara tertawa terbahak mendengar itu, Miane terkadang bercanda nya benar-benar kelewatan namun dapat menggelitik perut.

Andriano memiting leher gadis itu tanpa merasa kasihan, padahal Miane saat ini sudah menjerit minta di lepaskan.

"Lepasin!" pekik Miane, ia memberontak di pitingan Andriano.

"Kasih susu kotak dulu, baru gula lepas." ucap Andriano, ia tahu bahwa Miane masih mengantongi susu kotak lain di saku nya.

"ISH, BANYAK MAU!"

"Oh, terserah kalo gak mau lepas ya udah."

"INI INI, AMBIL!" Miane mengeluarkan susu kotak dari saku celana olahraga nya, setelah nya gadis itu melepaskan diri dari Andriano, gadis itu berlari menuju Kenan.

"Dasar rakus, aku harap kamu gak dapat ice cream nanti!" semprot Miane kesal.

Andriano menautkan kedua alisnya, "siapa juga yang mau ngasih ice cream?"

"Kenan sama Gistara mau belikan aku sama Eva ice cream, wle!" ucap Miane seraya memeluk Kenan dari samping.

"Gak percaya." Andriano seolah tak peduli, padahal sebenarnya ia kepikiran.

Mereka ini sedang berjalan menuju gerbang, pasal nya semua makanan yang akan di perjualkan nanti sedang dalam perjalanan, jadi mereka akan menunggu di gerbang saja.

"Eh, aku gapapa ya meluk Kenan? nanti Gistara-"

"Apa sih, Mi?" Gistara memincing kan mata nya ke arah Miane.

"Kalo yang lain meluk gua boleh?" sahut Kenan.

Gistara menatap remaja itu dengan mata yang memincing, wah Kenan ini mulai menyebalkan.

"Aduh, di otak gua gak terbayang lagi."

"Sama, gimana ya kalo misalkan Kenan di peluk cewek lain?"

Andriano dan Evara menatap langit pagi itu, membayangkan bagaimana jadi nya jika hal itu terjadi, namun tak terbayang apa-pun di benak mereka.

Saat mereka sudah dekat dengan gerbang, kedatangan seseorang membuat mereka terkejut.

Mata mereka melihat seorang gadis yang kini tengah berjalan berlawanan dengan mereka, tapi gadis itu tampak berbeda kali ini, tak ada wajah sinis nya.

"Itu kan.." gumam Andriano saat mereka semakin dekat dengan gadis itu.

"Pagi," sapa gadis itu dengan senyum nya.

Langkah kelima remaja itu tiba-tiba terhenti, mereka tersenyum kaku pada gadis yang baru saja menyapa mereka itu.

"Pagi," balas Gistara, ya walaupun ia tengah shock tapi tak sopan kan sapaan seseorang tak di balas? apa lagi dari gadis itu, bahkan seperti nya ini sapaan pertama nya, ini sangat di luar dugaan.

Mata mereka bergerak mengikuti gadis itu melangkah, pertanyaan demi pertanyaan mengepung isi pikiran mereka.

"Bilang kalo gua salah dengar." Andriano menoleh kepada para sahabat nya, tapi respon yang ia dapat hanya sebuah gelengan.

"Gua gak mimpi?" lagi-lagi respon yang di dapat adalah gelengan kepala.

"Va, cubit gua." tanpa berlama-lama Evara menuruti permintaan remaja itu.

WHY?(K.K)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang