"SIAPA YANG MINJAM PENGGARIS GUA?!"
"Sialan, telinga gua Ndri!" kesal Jordan yang berada di depan remaja itu.
"Bacot!"
"WEH ANDRI, BERISIK!" teriak Deandra di belakang nya.
"KAU DIAM, DE!"
Deandra pun terdiam, tidak sepenuh nya diam. Gadis itu mengomel-ngomel di tempat duduk nya karena kesal, dan untuk menumpahkan rasa kesal nya, gadis itu memukul Andriano menggunakan buku tebal, sampai sang empu mengaduh kesakitan.
"Apa sih, Andri.." Miane menutup telinga nya seraya menghela nafas berat.
"Penggaris gua," jawab Andriano dengan ringisan nya.
"Ya kenapa penggaris kamu?"
"Di pinjam, tapi ga balik-balik, gua mau pakai" remaja berambut lebat itu mengacak-acak meja nya yang di penuhi buku dan alat tulis guna mencari penggaris milik nya itu, siapa tau sudah di kembali kan, walau bahu nya masih sedikit nyeri akibat pukulan dari buku tebal milik gadis di belakang nya ini.
"Sialan, ga ada" Andriano berdesis kesal.
Miane pun kini mengacak meja nya, siapa tau penggaris milik Andriano ada di meja nya. Tapi tidak, penggaris itu tak ada di meja nya.
"Aku ga ada minjam," Miane menggelengkan kepala nya.
"Bego bego bego,"
"Gua yang malu ntar,hahah!"
"Astaga.."
Miane menoleh ke kanan, dan saat ia menoleh yang ia lihat ialah Evara, Gistara dan Kenan yang tengah tertawa.
Entah apa yang ketiga nya tertawakan, padahal tak ada yang lucu, pikir Miane.
"Kalian ngetawain apa?" bingung Miane dengan masih menatap ketiga nya.
Ketiga nya pun menoleh pada gadis itu, lalu kembali tertawa. Hal itu membuat Miane bertambah bingung.
"Apa sih.." gumam gadis itu kebingungan.
"Kasih tau,Va" Gistara memerintahkan Evara untuk memberi tahu kan sesuatu pada Miane.
"Sini Mi," Evara mengisyaratkan tangan nya pada Miane, agar gadis itu sedikit mendekat pada nya.
Miane sedikit mencondongkan tubuhnya pada Evara, lalu Evara membisikkan sesuatu pada nya.
"Iya kah?" Miane dengan perlahan menoleh pada Andriano di sisi kiri nya, yang di mana remaja itu masih sibuk mencari penggaris nya.
Lalu Miane sedikit melirik ke arah bawah, tepat nya melirik saku yang ada di kaos yang Andriano kenakan.
Detik berikutnya gadis itu membuang pandangan nya ke arah lain, lalu tertawa kecil.
Andriano yang mendengar tawa itu lalu menoleh, mata nya memincing menatap gadis itu.
"Lo kenapa ketawa?gila," ujar nya.
Tapi respon dari ucapan nya itu ialah tawa dari keempat sahabat nya, lalu Jordan yang berada di depan nya pun ikut tertawa, remaja itu sedikit menghadap ke belakang untuk melihat Andriano.
"Apaan.." desis Andriano kebingungan.
"Ndri, lo sadar ga sih?" tanya Gistara dengan tawa nya.
"Apa?"
"Bego, Ndri..Bego!" Jordan menutup wajah nya menggunakan buku.
"Apaan lo, Jo!" kesal Andriano, ada apa ini?
"Kenapa sih?!" Andriano sedikit memukul meja karena ia kesal.
"Heh, liat di saku lo itu apa?"
Andriano mengernyit sejenak mendengar ucapan Evara, lalu ia perlahan melirik ke arah saku kaos nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?(K.K)
Random!DON'T COPY! Tak ada yang spesial, hanya menceritakan seorang remaja dengan jiwa yang selalu di paksakan untuk kuat melawan kejam nya dunia, lalu jiwa rapuh itu di pertemukan oleh jiwa-jiwa yang di dalam nya memiliki sejuta kebahagiaan. "Tanpa kalia...